03. Puitis

2.2K 316 44
                                    

Yerin itu paling benci sastra, sama sekali nggak berminat sama bahasa. Katanya lebih baik mengerjakan ratusan soal fisika dibanding membuat tiga bait puisi.

Detik ini adalah detik dimana kebenciannya mulai timbul, sudah satu jam pelajaran bahasa Indonesia ia lewati dengan memutarkan ballpoin.

"Sudah ada judul, kah?" tanya Pak Wirarto.

"Sudah pak, Rindu judulnya," jawab Yerin.

"Coba bapak lihat," begitu dilihat, tak ada apapun di kertas selain tulisan 'RINDU karya Yerin calon istrinya Taehyung' .

"Itu saking rindunya jadi gak bisa nulis apa-apa, pak! Kata Dadang juga rindu itu berat, Milasih gak akan kuat."

Seisi kelas tertawa karena ulah Yerin tanpa terkecuali Taehyung. Sedangkan yang membuat tertawa masih berkeringat dingin karena tugasnya sama sekali belum dikerjakan. Baiknya sih Yerin itu masuk sekolah khusus stand up comedy—kalau ada.

Beberapa menit kemudian Taehyung tampak berjalan menuju Pak Wirarto untuk menunjukkan hasil kerjanya.

"Bagus ini bagus, coba kamu bacakan di depan."

Taehyung menuju ke depan kelas dengan secarik kertas di tangannya.

“Kesanmu, karya Taehyung Arviandika

Hujan itu datang lagi,
membasahi dedaunan.
Ia tahu tentang jiwa yang terluka.
Hujan itu datang lagi,
membawa banyak kenangan.
Ia tahu siapa yang sedang kehilangan.
Hujan pun berlalu,
Biarkan hati ini merindu.
Sebab kesanmu, tak tergantikan waktu.”

Seisi kelas memberikan tepuk tangan sebagai rasa kagum atas puisi yang dibuat Taehyung. Yerin berbeda, gadis itu berdiri sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu membukanya kembali, "Tae, aku gak percaya kamu rindu aku sampe segitunya. Aku gak ngerti lagi sama kamu, setiap hari kita ketemu tapi kamu masih rindu aku?"

Kalau Taehyung anaknya Hotman Paris, sudah diajak itu gadis naik helikopter pribadi lalu dijatuhkan di segitiga bermuda.

-

Yerin mengambil sebotol minuman, setelah membayarnya ia bergegas menuju lapangan. Berdua bersama Yuju memperhatikan laki-laki yang sedang bermain sepakbola.

Beberapa menit kemudian permainan selesai, Chanyeol mendekat ke arah Yuju, "Ke kelas aja ya, disini panas."

Yerin memutar bola matanya, baguslah kalau mereka berdua pergi ke kelas karena kalau mereka pacaran di sebelah Yerin, gadis itulah yang akan kepanasan.

"TAEEEE!!!!" teriak Yerin sambil melambaikan tangan.

Taehyung mendekat dengan nafas yang tidak beraturan, alisnya terangkat sebelah sebagai sahutan.

"Cape, ya? Haus, ya? Ini aku ada minum."

"Makasih," Taehyung mengambil botol dari Yerin, begitu bibirnya mengenai botol, Yerin mengambilnya.

"Minum itu harus sambil duduk."

Taehyung duduk, bersebelahan dengan Yerin yang sedang mengeluarkan senyum najisnya. Setelah enam kali tegukan, Taehyung menutup botol tersebut.

"Kalo kamu minum itu berarti kamu harus pacaran sama aku," ucap Yerin.

Nah kan, selalu ada maksud dibalik senyum najisnya Yerin. Taehyung memalingkan wajah, memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut supaya air yang diteguk bisa keluar. Tuhan, kalau saja Yerin terlahir sebagai laki-laki, sudah Taehyung kebiri itu kemaluannya saking menyebalkan.

"Mendingan nyebrang lautan pake rakit Moana daripada jadian sama lu, Yer."

Yerin tersenyum, "Kamu sampe rela nyebrang lautan pake rakit Moana cuma demi aku, makasih Tae, aku terharu."

"Yerin lo itu ngerti maksud gue gak sih?"

"Ngerti kok. Kamu itu orangnya puitis, kan? Jadi aku anggap itu puisi dari kamu buat aku."

Taehyung mengerutkan dahinya.

"Aku rela menyeberangi lautan menggunakan rakit Moana hanya untuk menjauh darimu yang selalu membuatku tergila-gila. Ya, kaya gitu."

"Halu."

Taehyung & YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang