PISAH (1919)

45.1K 1.7K 29
                                    

***pisah 1919

Tring!

Notifikasi chat masuk membuat Prima dan Sayla, pasangan suami istri itu menatap ponsel masing-masing.

[Ini udah sore, Mas udah janji mau ke sini, loh. Ngga lupa, kan? Aku tunggu. Udah kangen pakek banget.]

Mereka membaca pesan yang sama.

"Sayang, Mas mau keluar ketemu teman lama di caffe dekat kantor. Ngga papa, kan? Kita mau bahas masalah kerjaan. Tolong siapkan baju, Mas mau mandi dulu." Ucapan Prima dianggukan Sayla. Pria itupun beranjak dari ranjang empuknya, menghampiri sang istri yang sedang mengatur lipatan di lemari, memeluknya dari belakang, membaui aroma shampo dari rambut wanita itu. Namun, sontak dikejutkan dengan resopn menghindar.

Hatinya seperti dicincang. Perih dan sakit. Merasa sangat sedih karna sang istri melepaskan pelukan. Selalu begini, menghindar, menjaga jarak. Hal ini terjadi sudah sebulan, entah apa sebabnya. Jika ditanya, jawabannya selalu sama, 'tidak papa' dengan nada datar ditambah senyuman tipis. Tubuhnya kini terasa kaku melihat istrinya berjalan ke arah ranjang, terlihat sibuk merapikan sesuatu yang sebenarnya sudah rapi.

Tidak mau menghiraukan, Prima langsung melenggang ke kamar mandi yang menjadi fasilitas dalam kamarnya.

Tubuh Sayla lemas seketika, terduduk ditepi ranjang. "Sialan!" Mengumpat dirinya sendiri karena hatinya selalu sakit saat membaca chat manja untuk suaminya dari Bella, madunya.

Air mata wanita itu menetes. Namun, segera diseka. Dia tidak boleh terlihat lemah. Mengingat alasan suaminya, dia tersenyum miring. "Teman lama? Sepertinya orang itu bagusnya disebut cinta lama," ucapnya lirih.

Sayla mensabotase ponsel suaminya. Dengan cara licik itu, dia jadi tahu suami yang dia sanjung dan junjung tinggi-tinggi telah menduakannya sejak sebulan lalu. Menikahi cinta pertamanya yang datang kembali setelah meninggalkannya tepat di hari 'H' pernikahan.

Pernikahan Sayla dan Prima baru memasuki bulan keenam dan badai penghancur datang saat cinta sudah bersemi. Awalnya, berat rasanya menyandang status istri diusia muda bersama pria yang tidak dikenal dan tidak dicintai, tetapi dilaluinya dengan perlahan. Dua bulan menyesuaikan diri, bulan ketiga tumbuhlah rasa cinta yang terbalas dan bulan-bulan selanjutnya hubungan mereka lebih harmonis dan berwarna.

Prima Baskara, 26 tahun memberi perhatian lebih dan kasih sayang yang tulus pada Sayla Salsabila, 19 tahun, hingga gadis polos itu luluh dan mendapatkan cinta pertamanya.

Sebulan yang lalu, Sayla mulai mendapati perbedaan suaminya. Pulang kerja telat, menolak makan malam bersama dengan kalimat, 'Aku sudah kenyang. Tadi makan bareng teman kantor, Sayang. Kamu makan sendiri, ya.' Selain itu, pria tercinta pun mendadak pendiam, lebih sibuk dengan ponsel pintarnya yang mengundang kecurigaan dan itu berjalan selama seminggu. Ada apa dengan pujaan hatinya? Apa yang terjadi? Situasi seperti apa ini? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikirannya.

Tidak ingin menuduh, wanita itu lebih memilih mencari jawaban atas pertanyaannya. Akhirnya memakai ide gila, mensabotase ponsel Prima dan boom! terbongkarlah semua.

Walaupun mengalami masa terpuruk karena menjadi detektif dadakan dan menjalani hari- hari suram setelahnya, tetapi dia lega mendapatkan kebenaran. Suaminya berselingkuh. Kemudian melakukan poligami tanpa sepengetahuannya dan yang paling menyedihkan adalah madunya itu sepupunya.

Diamnya Sayla selama ini bukan karena orang penyabar, tetapi mencoba bersabar karena ingin melihat sampai di mana keterbukaan suaminya. Dia menahan diri untuk tidak meledak-ledak saat emosinya muncul ketika sang suami di dekatnya, itu hanya ingin mendengar penjelasan dari mulut suaminya. Tetap tersenyum walaupun tiap malam dia menangis dalam diam setelah membaca chat mesra atau membayangkan perlakuan suami dan madunya, itu hanya demi mencari pembenaran tentang dia dianggap istri atau tidak oleh suaminya dan semua kesabarannya tidak membuahkan hasil.

ISTRI PENGGANTI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang