Mata tua nan keriput itu memandangi sekitarnya, sudah berapa kali ia melakukan hal tersebut, ia pun tidak tau. Duduk di kursi roda yang multi fungsi, tanpa ada yang mengawasinya karena segala kebutuhan nenek itu telah tersedia di kursi rodanya, pergi jalan-jalan sendiri, naik tangga, dan kebutuhan makanan telah tersedia disana.
Pandangannya berhenti pada apa yang terbang di atasnya, orang-orang menaikinya untuk pergi bekerja, sekolah, atau kemana pun mereka ingin pergi. Pesawat terbang? Bukan! Itu adalah Flyingcar, mobil terbang yang sudah dirancang ilmuan hebat dunia, dengan bentuk berupa kapsul dengan warna elegan yang diminta konsumen, dengan roda yang di sembunyikan ketika terbang dan saat mendarat roda tersebut muncul sebagai penyangga Flyingcar tersebut.
“nek…! Ternyata nenek disini aku mencari mu kemana-mana, kenapa nenek suka menghilang terus..” suara seorang gadis remaja yang terlihat sangat urakan mengagetkan sang nenek yang sedang menikmati pikirannya sendiri.
“yuk pulang nek..”
gadis itu pun mendorong kursi roda sang nenek menuju arah rumahnya yang berada di dekat perempatan jalanan kota elektropolitan tersebut.Rumah yang sederhana dengan desain elegan menyejukkan mata saat memandangnya, karena disana terdapat tanaman, pohon-pohon, dan bunga di dalam sebuah Green House pada bagian samping kanan depan rumah tersebut yang di buat sedemikian rupa agar tidak terkena polusi dan radiasi. Di sebelah kiri rumah tersebut terpampang jelas berbagai alat elekronik yang diperbaiki oleh sang pemilik yang diberi merek Electro Fixer Shop. Sang gadis dan neneknya telah sampai di halaman rumahnya, langkahnya terhenti di depan Green House si nenek.
“ nek kenapa nenek sayang banget sama apa yang ada di dalam sana, sampai bela-belain keluar uang banyak buat bikin tempatnya..?” tanya si gadis penasaran, menunggu jawaban sang nenek dengan mata yang penuh rasa ingin tau.
“dulu nenek gak suka sama bunga-bunga, orang-orang di depan dan di belakang rumahnya selalu menanam tanaman tersebut. Nenek pikir merawatnya itu buang-buang waktu. Kenapa nenek suka mikir seperti itu karena dulu semua hal yang kita lihat berwarna hijau, alam sudah menyediakannya. Hingga waktu berjalan yang warna hijau dengan tumbuh alami perlahan menghilang, kesejukkan yang dulu pun sudah hilang, syukurnya waktu itu nenek lihat masih tersisa beberapa tanaman di rumah orang-orang yang dulu selalu merawatnya, namun tidak lagi. Nenek mencuri tanaman tersebut dan nenek melindunginya dengan menyimpannya di ruang bawah tanah kita. Terlintas ide untuk membuat Green House untuk melestarikan tanaman tersebut hingga sudah seperti sekarang. Ini pemandangan menyejukkan yang masih dapat nenek lihat di kota ini, kamu lihatkan sekarang warna kota terlalu berwarna terang dan silver dan panas, nenek lebih benci sekarang..” jelas sang nenek sembari memutar otak ke masa lalu.
Nenek benar kota ini semua berwarna silver, panas, dan menyilaukan. Kata panas hilangkan saja karena di setiap jalanan kota ini sudah terpasang pendingin versi mega yang membuat kota bersuhu yang diinginkan pemerintah. Pohon-pohon masih terlihat beberapa di sepanjang jalan sebagai penghias jalan namun di kurung dalam kaca yang tetap membuat pohon tersebut mempertahankan hidupnya tanpa terganggu radiasi dan panas
.
“kamu tidak ke sekolah..? ini kenapa penampilan suka urakan begini…dandan sana yang rapi bersihin juga itu badan…haduuh mana ada anak cowo yang akan suka sama kamu kalau penampilan kamu kayak anak ayam kecebur di sungai..?” suara ibu menggema menyadarkan kedua manusia itu dalam pemikirannya masing-masing yang entah telah sampai dimana.“eh Ibu….malas sekolah ah bu…..lagian aku juga udah telat kan….aku di rumah aja sama nenek atau bantu ayah kerja kan lebih asik..hehehehehe” tolak sang gadis dengan cengiran lebar khasnya yang menampakkan deretan gigi dan taring yang sedikit panjang.
Benar…buat apa ke sekolah jika manusia hanya di butuhkan untuk mengisi kursi politik negara, atau buruh kerja yang akan di pekerjakan pada beberapa aspek pekerjaan yang rata-rata telah di gantikan oleh mesin berotak tapi tak bernyawa. Jadi apa gunanya manusia? Mungkin manusia hanya sebagai mesin peghasil keturunan.
Sang ibu hanya menghela nafas berat mendengar jawaban anaknya yang bar-bar“terserah kau saja..tapi besok ibu tak mau melihatmu bolos sekolah lagi…dan juga penampilanmu haruslah lebih baik…aku khawatir karena wanita remaja sepertimu tidak bersikap layaknya remaja seperti biasanya” ia pun berlalu meninggalkan anaknya yang mungkin akan mengeluarkan protes, untuk menghindari itu sebaiknya ia meninggalkan anaknya karena ia tak mau penolakan buluk dari anaknya.
Dan benar saja gadis yang akan melemparkan protes pada ibunya namun tergantung karena sang ibu sudah pergi duluan. Akhirnya ia hanya bungkam dan membawa masuk sang nenek.
Haloo para reader yang terbaik, ini cerita sains perdana yang gua bikin. Semoga kalian bakalan suka...
Jangan lupa vote and commentnya🤗Kattjau...!
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNITUDO (End)
Science FictionCube tersebut mengurung raga dan jiwa manusia, seperti penjara yang mengurung manusia secara abadi, adapun mereka yang ingin menghancurkannya tapi diam saja, ada mereka yang tidak tahu apapun, dan ada yang mencari tahunya serta berkeinginan besar...