5.WHY : BELLE POV

15 2 0
                                    

Saat ini ibu duduk di sampingku mengendarai flyingcar dengan sangat fokus. Dari atas sini dapat kulihat orang-orang berlalu lalang, bercengkrama dan makan di restoran. Ya saat ini ibu mengantarku ke sekolah secara langsung karena ia telah mengetahui bahwa aku membolos kemarin, sepertinya guru tata negara mengadukannya pada ibu…. Kemarin setelah makan malam usai ibu memarahiku dan menasehatiku lagi dan pagi ini ia mendiamiku.

Kalian tahu penampilanku saat ini adalah hasil tangan ibuku, rambut yang di kepang dengan anak rambut yang di lepas pada sisi kiri dan kanan, pipi yang sedikit merona dan bibir yang segar.
Sangat lengket itulah yang kurasakan, rasanya aku ingin mencari air dan menghapusnya. Aku ingin tertawa melihat sikap ibuku pagi ini walau ia mendiamiku ia tetap mendandaniku tanpa berkata apapun dan dengan terpaksa akupun menerimanya heeiuh apalah dayaku hanya seorang anak panda.

Flyingcar mendarat, empat roda bermunculan. Di depan sana terlihat bangunan yang sangat megah, akupun membuka pintu dan keluar dari  flyingcar ini tak lupa aku mencium pipi ibuku namun tetap ia tak berkata apa-apa padaku.
Setelah keluar, ibu kembali melajukan kapsul terbang tersebut meninggalkan pekarangan sekolah. Aku memasuki gerbang sekolah dengan tas yang menenteng di pundak kiriku, hal terparah yang saat ini kurasakan adalah semua orang memandangiku dengan tatapan yang berbeda-beda, biasanya mereka memandangku dengan sinis dan jijik sekarang malah tambah parah. Tapi aku harus bisa seperti biasa, dengan tak memperdulikan mereka.

Pundakku rasanya berat karena sebuah tangan melingkarinya, dari baunya aku sudah tahu kalau ini adalah teman luaknatku, Vio. “Woaaaahhhhhh apa benar ini kau Belle, lihatlah kau sangat berbeda..kau sangat cantik! Aku iri melihatmu…” sangat mengesalkan, aku tidak terbiasa dipuji seperti ini, lebih baik cacian saja yang ia berikan.

“Ciih..diam kau! Ini pemaksaan kau tahu..!” bukannya diam ia malah tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk muka ku.

“Hahahaha aku yakin ini hasil kerja keras ibumu…ah ia ibu yang sangat pengertian..!” sungguh tampangnya saat ini membuatku sangat kesal, rasanya aku ingin melemparinya dengan kue tart buatan ibu.

Berhubung bel masuk telah berbunyi aku pun duduk dengan santai di kelas tentunya di bangku paling belakang. Sayangnya aku tidak sekelas dengan Violet, benar-benar sial. Apalagi tatapan orang-orang yang sekelas denganku sangat menjengkelkan… para gadis-gadis selama ini memandangku jijik karena aku sangat dekil tapi sekarang mereka menatapku sangat-sangat sinis karena apa?

Kalian tahu sekarang aku sebangku dengan Samuel, cih apa-apaan ini. Oh Tuhan kenapa aku harus sekelas dengannya.

“Hy Miss Verneit, kita bertemu kembali. Wah kau merubah penampilan mu ya…!” suara berat itu, sepertinya jari-jariku gatal untuk segera mencekik lehernya agar ia tak bersuara lagi.
Aku hanya diam tak menanggapinya, sebut saja aku tak tahu diri karena kemarin ia telah berbaik hati padaku memberikan teleskop yang sangat aku inginkan tapi aku masih ingin mendendam padanya.

“Jangan mengacuhkan pangeran tampan ini nona..! kau menyakiti hatiku…” tetap diam memandang ke depan.

Akhirnya seorang guru masuk, inilah pertama kalinya aku merasa senang ketika guru yang akan mengajar masuk terlebih lagi ini guru tata negara yang menjengkelkan.

“Buka layar proyeksi kalian..!” perintahnya kepada semua penghuni kelas, aku menekan layar diatas meja yang saat ini di depanku dan mengaktifkannya, ku masukkan dataku dari sekolah dan terbuka.

Tunggu…!

Apa ini?

Kulihat di layar proyeksi ini terdapat 50 soal tata negara. Jangan bilang kalau….

“Kerjakaan dalam 60 menit..di mulai dari SEKARANG!..”
wait…hei kenapa tiba-tiba ada soal..dasar guru itu sangat menyebalkan.. aaaaaaaakhhh aku benci politik!

MAGNITUDO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang