4.SAMUEL A WRIEMHOOD

12 2 0
                                    

Akhirnya aku tidak jadi menanyakan suatu hal pada gadis itu, hal apa yang akan dia lakukan pada teleskop tersebut. Benda yang membuatnya bermohon-mohon pada Albert, herannya lagi kenapa Albert tidak mau memberikan benda itu pada gadis tadi, apa perlu ku tanyakan kepada Albert?.

Karena kasihan padanya aku pun membeli benda itu dan ku berikan pada gadis itu, tapi dia malah marah-marah tidak jelas. Memaki-makiku, aku cukup terkesima karena dia satu-satunya gadis yang berani mengata-ngataiku seperti tadi. Memang tipikal keluarga Verneit.

Ah ya aku Samuel Aldebaran Wriemhood, tentunya marga Wriemhood yang kusandang adalah keluarga bangsawan, pemimpin negara elektropolitan ini. Aku sangat disegani di negara ini pastinya. Hmmm aku sangat bersyukur akan ketampanan yang kumiliki hingga aku banyak dicintai para gadis hohohoho.
Oleh karena itu aku sering mendapat ajakan kencan dari gadis-gadis tersebut namun aku selalu menolaknya karena….ah sudahlah jangan bicara tentang ku lagi.

Aku harus ke toko Albert dengan segera, ku tutup wajahku dengan menurunkan topi yang kupakai dan mulai menapaki jalan menuju toko Albert. Bicara tentang keluarga bangsawan, sungguh jika teman-temanku menganggap hal tersebut sangat luar biasa tapi bagiku hal ini sangat melelahkan, menyebalkan, dan menjijikan.

Aku hidup di bawah tekanan keluarga agar aku dapat mewarisi kursi kepemimpinan negara,  namun aku tidak mau, aku hanya ingin bebas melakukan apapun yang aku mau seperti mereka, seperti gadisku. Ups gadis yang ku maksut adalah Miss Verneit yang beberapa menit lalu ku temui. Kenapa aku berkata seperti itu? Karena dia adalah gadis yang berada dalam masa laluku dengan seseorang yang sangat kukagami dan kupanuti.

Aku tahu Miss Verneit berada satu sekolah denganku, aku selau mencarinya tapi entah kenapa ia sangat sulit ditemukan seperti menghindariku tentunya. Aku ingat saat aku bertabrakan dengannya di toko yang sama saat itu, aku ingin menghentikannya tapi urusanku sangat mendesak jadi aku hiraukan. Dan ketika malam itu, aku cukup heran kenapa ia lari setelah melihat ke arahku? Sepertinya ia enggan bertatap mata denganku jadi aku urungkan untuk mengejarnya.

Disaat aku berumur sepuluh tahun dan ia berumur delapan tahun aku sempat mengatakan agar ia menjadi kekasihku, namun keesokan harinya ia tak datang lagi ketempat itu dan tak pernah terlihat lagi hingga sekarang aku dapat menemukannya kembali.

Ia telah tumbuh menjadi gadis yang sangat pembangkang dan dengan tak rapi seperti gadis lainnya yang merawat diri. Tapi senyumku kembali merekah mengingat tampilan feminimnya hari ini gadisku memang manis entah apa yang merasukinya.

Tak terasa aku telah sampai di depan toko Albert, langsung saja aku melangkah masuk dan terdengarlah bunyi lonceng pintu masuknya. “Albert aku ingin berbicara denganmu..!” pria itu kaget akan kedatanganku “Ada apa tuan..?” ia mengeryit akan tujuanku mendatanginya.
Sebelum benar-benar menanyakan kepenasaranku ia membawaku masuk lebih dalam ke dalam toko tersebut, sepertinya ini ruang tengah rumahnya. Ia menyuruhku duduk dan ia sendiri pergi ke meja mini barnya untuk menuangkan minuman ke dalam dua gelas.
Ia kembali ke arahku dan menyodorkan segelas minuman tadi padaku dan mendudukkan dirinya di depanku.

“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, ceritakan padaku tentang teleskop yang aku beli tadi..!” tanpa basa-basi ku langsungkan pertanyaanku padanya, kembali ia mengeryit bingung. Ia menghela nafas kasar dan mulai mengeluarkan suara seperti berat untuk mengatakannya. “Seperti yang kau tahu benda itu dinamakan teleskop, itu sudah ada sejak sangat lama sekali sekitar tiga abad yang lalu, namun sejak satu abad yang lalu lebih tepatnya 63 tahun silam sudah ditiadakan dan dilarang oleh pemerintah. Tapi aku tak membuangnya karena itu adalah peninggalan ayahku yang kurasa sangat berharga” ucapnya sambil membuang nafas lelah, dan sekarang aku yang mengeryit bingung

“Lalu kenapa kau menjualnya padaku disaat kau bilang itu berharga..?” aku benar-benar tidak mengerti akan ucapan pria di depanku ini.

“Karena kau orang yag kupercaya dapat menjaganya disaat aku dihantui akan kedatangan aparatur keamanan dan menemukan benda itu disini, ku yakin benda itu aman bersama mu..!, dan gadis itu aku takut ia akan ceroboh dengan benda yang diwanti-wanti oleh pemerintah…kau tahu aku sangat berharap jika benda itu berada di tangan keluarga Verneit…”

MAGNITUDO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang