6.THE STORY OF THE PAST

13 3 0
                                    

Desingan mesin pelan memenuhi ruangan, mengalihkan perhatian dua manusia yang sedang duduk bersebelahan. Robot Pollux mendekati sang pemilik, namun robot tersebut menyuarakan dengan lengking nama seseorang yang membuat sang pemilik kaget dan bingung.

Ya Pollux memanggil Samuel, hal tersebut membuat Belle berdiri dari duduknya serta mengernyitkan kening dengan wajah yang sangat kebingungan.

“Apa kau kenal dia Pollux…?” tanyanya pada robot kesayangan Belle yang ia ciptakan sendiri.

“Tentu M dia juga penciptaku.” Makin banyak kerutan yang tercipta di kening Belle, sungguh ia tidak mengerti maksutnya. Bukankah pencipta Pollux13 adalah hanya dirinya sendiri.

“Ehem Belle aku bisa menjelaskannya, Pollux kembalilah ke tempatmu..!” Samuel berdiri lalu mengarahkan dagunya menyuruh Pollux pergi dari ruang tamu meninggalkan dua insan untuk berbicara serius.

“Samuel cepat jelaskan kenapa ia bisa mengenalimu dan menuruti perintahmu..! apa maksut kau juga penciptanya! jelaskan sejelas-jelasnya padaku..apa maksut semua ini..! apa hubunganmu dengan keluargaku, dan kenapa kau juga memanggilku M saat itu..! JELASKAN..!” dengan nafas yang naik turun Belle menunjuk wajah Samuel dengan tegas meminta penjelasan. Ia ingin semuanya jelas hari ini, ia menginginkan jawaban atas pertanyaan di kepalanya sungguh jika pertanyaaan yang selalu ada di otaknya bisa di jawab secara ilmiah maka ia akan tenang namun ini bukan hal ilmiah namun ini adalah hal rohaniah.

Samuel kembali duduk ke tempat semula sembari mengusap wajahnya pelan, kemudian menatap Belle yang masih menuntut jawabannya.

“Duduklah M, aku akan menceritakan semuanya padamu…” dengan kasar Belle mendudukkan dirinya di samping Samuel siap mendengarkan penjelasan pria di depannya ini.

“Kau dan aku, kita adalah teman di masa kecil, kita sahabat… ah bukan maksutku kau selalu menggangguku saat kau ikut kakek dan ayahmu ke rumahku dan ke laboratorium. Kau sangat dekat dengan kakekmu sungguh, aku mengaguminya.  Dulu kau sering melempariku dengan barang-barang yang kau pegang..” Samuel tertekekeh dalam sela ceritanya.

Sebuah suara mendekati mereka
“Bei Be, kalian sedang apa..?” ucap pria paruh baya menginstrupsi.

“Hai om..!” Samuel berdiri menyalami ayah Belle, tidak dengan Belle yang masih berpikir keras akan sepenggal ucapan Samuel.

“ Sejak kapan kau disini Sam, dan apa yang kalian  bicarakan..? ku harap kau tidak membuat masalah..!” ucap Alex sarkatis.

“Tidak om, hmmm maaf om tapi sebaiknya kita menceritakan segalanya pada Belle..” Alex tampak melirik ke arah Belle mencoba menyetujui ucapan samuel tapi ia juga tak mau membuat anak semata wayangnya terguncang. Alex cukup tahu bagaimana Samuel.

“Hmmm baiklah..mungkin itu akan lebih baik..!” Alex mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui ucapan Samuel, kursi di depan Belle diisi oleh Alex membuat Samuel turut mendudukkan dirinya di samping Belle kembali.

“Ku lanjutkan Belle…dan terakhir kau pergi ke laboratorium saat aku mengatakan bahwa aku ingin kau jadi kekasihku, tapi hari berikutnya kau tidak datang entah karena apa tapi saat itu juga kakekmu meregang nyawa, dan ia mati karena di bunuh pihak pemerintah dan juga ayahku, maafkan aku soal itu . Ayah ku bilang ia membunuh kakekmu karena ia penghianat. Dan…”

“Tunggu! Kenapa aku tak mengingat apapun tentang itu?” potong Belle dalam sela pembicaraan mereka.

“Ayah akan menceritakannya Belle…! Sebenarnya saat itu kau juga ada dalam perseteruan tapi Prof Henry mengancam aku dan kakekmu dengan meminumkanmu zat berbahaya. Sungguh kami panik, aku segera membawamu ke rumah sakit tapi tidak dengan kakekmu ia tetap disana. Pihak rumah sakit berusaha menghentikan peredaran zat tersebut agar tidak merusak sel tubuh dan sel otakmu, upaya mereka berhasil namun kau kehilangan sebagian ingatanmu. Mungkin itu hal baik karena jika kau mengingatnya mungkin kau akan melakukan hal di luar nalar…” Alex berhenti bicara, lagi-lagi Belle menyela pembicaraan mereka.

MAGNITUDO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang