( Rayhan's POV )
Sudah 3 hari lewat, dan keadaan Fafa sudah membaik. Tapi...
"
Ray aku mau sekolah..!" Ucap Fafa.
" Ngga, lu hari ini cek kedokter dulu dan kalau dokternya bilang oke, baru boleh sekolah." Ucapku masuk ke dalam mobil.
Sesampainya di sekolah..
Aku duduk di bangku seperti biasa dan...
" Pagi, Ray!" Ucap Joe duduk di bangku depanku.
" Pagi... itu tangan lu kenapa ?" Tanyaku melihat lengan kiri Joe dibalut perban dari siku hingga telapak tangan.
" Gue kemarin jatoh dari motor." Jawab Joe seraya menggaruk rambut dan tersenyum menampakkan gigi.
' Dia bohong...'
" Oh, gitu." Jawabku.
" Btw, si Fasya masih belum masuk ?" Tanya Joe mengalihkan topik.
" Gue suruh dia cek ke dokter dulu." Jawabku.
" Lah, kok lu tau sih ?" Tanya Joe.
' Mampus keceplosan '
" Gue disuruh sama guru." Jawabku.
" Tapi kan ada si.."
" Meluin ngga guna. Udah ah, ngapain sih lu kepo amat." Potongku.
" Karena langka banget lu kayak gini." Jawabku kembali.
" Gini gimana, sama aja." Jawabku kembali.
" Lu bukan orang yang gampang nurut dan lu ngga suka terlibat orang lain." Jawab Joe.
' Memang gue ngga mau ribet sama oranglain tapi.. setiap kali aku melihatnya tersakiti, ada yang mengganjal di diriku..'
" Ray, lu yakin lu ngga sayang sama Fasya ?" Tanya Joe.
" Gue sayang sm dia? Lu otaknya kemana dah. Mustahil!!!" Jawabku.
" Mustahil mananya? Lu sama sama manusia." Jawab Joe.
" Itu ngga bakal pernah terjadi." Jawabku.
Mustahil bagiku menyayangi orang yang tidak dapat menyayangi dirinya sendiri. Lagipula dari awal memang mustahil bagiku mencintai siapapun.
Karena cinta hanya akan berakhir pada tragedi bagiku. Dan semua ini karena kutukanku...
*****
( Fasya's POV )
Sejak dari rumah sakit, aku pergi ke sebuah cafe kecil.
" Bu, selamat pagi." Ucapku kepada ibu Asya pemilik cafe.
" Pagi, Fafa ngga sekolah ?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood within
RomanceSemua manusia Sama. Setidaknya itu yang kudengar. Hemofilia adalah kutukan yang ditimpa kepadaku. Perlindungan yang selalu kudapat sepanjang hidupku. Status dan uang bukanlah suatu masalah bagiku. Hidupku dapat dikatakan sempurna. Tapi.. Saat ia dat...