Peduli

31 8 0
                                    

( Fasya's POV )

Aku sedang memakan sarapan pagiku bersama Ray yang sedang meminum teh di seberangku.

" Lu nggak berangkat ?" Tanya Ray dengan mata yang masih tertuju ke arah laptopnya.

" Kan nunggu Ray." Jawabku.

" Gue udah stop sekolah. Masa lu lupa ?" Ucap Ray.

" Kan orang kerja juga ada." Jawabku.

" Ntar gue brangkatnya, lu duluan aja." Ucap Ray.

" Oke, duluan aja." Ucapku berangkat ke sekolah dengan ojek.

@sekolah

" Pagi Fasya !" Ucap Joe menghampiriku.

" Pagi... " Jawabku.

" Lu nggak ada tenaga pagi-pagi. Udah sarapan ?" Tanya Joe.

" Udah kok." Jawabku.

" Oh gue ngerti. Lu sedih gara-gara nggak ada Ray kan ?" Ucap Joe tersenyum jahil.

" Ngga juga kok..." Jawabku.

" Nggak perlu bohong ama gue. Oh ya, entar gue mau les ama lu boleh nggak ?" Tanya Joe.

" Les ?"

" Iya, gue nggak mau turun lagi nilainya bisa-bisa gue nggak naik kelas." Jawab Joe.

" Nggak mungkin lah..." Jawabku.

" Terserah lu mau percaya apa nggak." Jawab Joe.

" Beneran ?!" Ucapku panik.

" Makanya bantuin gue entar gue dateng ke rumah sekalian liat si Ray." Ucap Joe yang diakhiri bunyi bel tanda mulai pelajaran.

Selama pelajaran dimulai dan saat jam istirahat, seperti biasa kehidupanku berjalan normal akan tetapi, aku masih sering melihat kearah meja kosong dibaris kedua samping jendela. Tempat Ray duduk seraya menatap ke arah jendela ketika ia bosan.

" Hei, Fasya...". Ujar seseorang yang membubarkan lamunanku.

" Kenapa Ta?" Jawabku.

" Lu mimisan..." Ucapnya. Saatku menyentuh hidungku, tercetak darah merah di jariku. Seraya menutup bagian mulut dan hidungku dengan tisu.

" Ibu, izin ke toilet..." Aku pun bergegas keluar kelas.

Sesampainya di toilet, aku segera membasuh darah itu hingga tak lama kemudian berhenti.

'Kenapa...? Bukannya aku udah sarapan tadi...kenapa masih...'

Tanpa terasa, air mataku mulai mengalir dan aku menutup mulutku menahan desak tangisku.

'Sedikit saja... beri aku waktu sedikit lebih lama...'

*****

( Ray's POV )

Aku sedang mengetik data hasil meeting sore ini lalu beranjak pulang ke rumah. Saat aku membuka pintu rumah...

Blood withinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang