Part 8

316 36 3
                                    

.

.

Saat keduanya telah turun dari atas panggung, orang pertama yang mereka temui adalah Tablo sunbae. Lelaki itu tersenyum begitu lebar menyambut Hanbin dan Hayi dengan sebuah pelukkan.

"Sangat menakjubkan!" ujar Tablo sambil mengacungkan kedua ibu jarinya. "-kalian tau? Aku benar-benar merinding mendengarnya"

"Kau berlebihan, Hyung!" timpal Hanbin.

"Sungguh! Kalau kau tidak percaya silahkan cek sendiri video rekaman ulangnya. Aku yakin kau juga akan menangis sepanjang malam" jelas Tablo pada junior-nya itu. "Hayi, kau berhasil. Aku sangat berhutang padamu" kali ini Tablo merangkul bahu gadis mungil itu. "-bagaimana kalau sebagai gantinya aku akan mentraktirmu makan makanan yang lezat?" lelaki itu menaik-turunkan kedua alisnya berlagak menggoda. Hayi hanya bisa menahan senyumnya melihat sang senior bertingkah seperti itu.

"Kau hanya mengajak Hayi saja? Bagaimana denganku?" layaknya anak kecil yang cemburu. Hanbin melipat kedua tangannya didepan dada.

"Tentu saja kau juga harus ikut" lantas kemudian Tablo pun menggiring Hanbin berjalan menuju koridor lebih dulu. "Hey! Apa kau cemburu?" bisik Tablo pelan sekali.

"Cemburu? Hanya karena kau mentraktir Hayi makan? Hyung! Aku tidak sekekanakan itu"

"Bukan itu maksudku"

"Lalu?"

"Apa kau cemburu melihatku merangkul Hayi tadi?" seketika gelak tawa Tablo menggema. Ia merasa puas sekali melihat wajah Hanbin yang kini berubah menjadi merah karena ulahnya.

-asal tau saja, aku tidak cemburu pada lelaki tua beranak satu sepertimu, Hyung!

Hayi yang berjalan dibelakang mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya bingung. Melihat Tablo sunbae yang tiba-tiba tertawa kencang dan Hanbin yang membuang muka karena sebal. Agaknya membuat ia merasa sedikit penasaran.

-apa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan?

.

.

"Restoran kepiting milik ibuku?!" pekik Hayi saat mereka bertiga telah sampai ke tempat makan yang dituju. Rupanya Tablo memang sudah merencanakan ini sejak awal. Seharusnya gadis itu sudah menaruh rasa curiga saat senior-nya menjawab 'rahasia' ketika ia bertanya mereka akan makan dimana. "Kau membawa kami sejauh ini hanya karena ingin makan kepiting? Sunbae, restoran kepiting lain yang letaknya lebih dekat dengan lokasi kita tadi kan banyak. Kenapa harus jauh-jauh datang kemari?"

Tablo hanya diam sambil tersenyum kikuk. Bingung ingin memberi penjelasan seperti apa pada Hayi.

"Karena kita sudah ada disini sekarang. Kenapa tidak langsung masuk dan makan saja" ucap Hanbin setenang mungkin.

"Ya, benar! Lebih baik kita langsung masuk saja. Ayo! Aku sudah sangat lapar" Tablo memilih untuk memimpin jalan. Masuk lebih dulu ke dalam restoran tersebut.

"Sudah lama aku tidak makan disini. Rasanya rindu-"

Hayi menoleh dengan cepat kearah Hanbin. Merasa terkejut dengan ucapan lelaki tampan itu.

"...dengan kepiting buatan ibumu" Hanbin tersenyum kecil diakhir. Memberi kesan manis yang entah mengapa mampu membuat Hayi tersipu. "Ayo masuk! Jangan biarkan Tablo hyung menghabiskan semuanya" Lantas Hanbin dan Hayi ikut masuk, menyusul Tablo yang sudah berada didalam.

.

Setelah merampungkan acara makan mereka, Tablo dan Hanbin berpamitan. Mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hayi yang telah menjamu mereka layaknya tamu istimewa. Awalnya Nyonya Lee sempat terkejut atas kedatangan mereka yang tiba-tiba. Karena biasanya Hayi selalu mengabari lebih dahulu sebelum ia pulang. Terlebih saat itu ada Hanbin juga disana. Ya, sebagai ibu tentunya Nyonya Lee tau betul apa-apa saja yang telah dilalui oleh putrinya tersebut. Termasuk tentang skandal beberapa tahun lalu yang terpaksa harus melibatkan Hayi dan Hanbin.

Tapi kini semuanya sudah berlalu. Jadi ia juga akan berusaha untuk melupakannya. Toh, Hayi sendiri saja sudah bisa berbaur lagi dengan lelaki muda itu. Jadi, selama Hayi senang maka sang Ibu akan selalu mendukungnya. Itu saja.

Malam ini hayi akan tidur dirumah orang tuanya. Jadi ia tidak ikut Tablo dan Hanbin kembali ke dorm YG.

Gadis itu mengantar senior dan rekannya sampai keparkiran resto. Hayi berjalan beriringan dengan Hanbin, sementara Tablo sunbae sudah lebih dulu masuk kedalam mobil. Langit malam itu terlihat cerah dengan sedikit sentuhan angin sejuk yang memeluk mereka diam-diam.

"Hayi-aa" ujar Hanbin. Langkah kakinya berhenti sebelum mereka sampai ketempat dimana mobil van YG terparkir.

"Hm?" gadis yang diajaknya bicara hanya bergumam. Sama-sama terdiam untuk beberapa saat.

"Terima kasih"

"Terima kasih untuk apa?"

"Penampilanmu tadi sangat mengesankan. Aku merasa terhormat bisa berbagi panggung lagi denganmu" Hanbin mengangkat sudut bibirnya. Memamerkan sepasang lesung pipi yang indah.

Senyumnya menular. Hayi yang tadinya hanya diam kini mulai terbawa suasana. Gadis itu ikut tersenyum juga pada akhirnya.

"Aku juga sangat menikmatinya. Terima kasih" pipi bulatnya terangkat semakin naik. Membuat mata gadis itu menyipit. "Kau keren!" lalu ia mengacungkan ibu jarinya diudara.

"Eish, bukankah sejak dulu Kim Hanbin memang keren?" lelaki itu menggodanya. Lalu mereka terkekeh bersama. Lepas. Seolah tak ada beban dan luka yang pernah bersarang.

"Sangat percaya diri. Kau tidak berubah sama sekali"

Hanbin berhenti tertawa. Menyisakan senyuman saja disana. "Kau juga tidak berubah. Kau masih Lee Hayi yang kukenal dulu. Selain kau menjadi semakin cantik sekarang, selebihnya tidak ada yang berubah"

Hayi kembali tertawa dibuatnya, menganggap kata-kata Hanbin adalah sebuah guyonan semata.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit. Kau masuk dan lekaslah istirahat" kemudian lelaki itu melangkah pergi, mulai meninggalkan Hayi ditempatnya.

"Hanbin-aa.."

Hanbin kembali menoleh mendengar seruan itu.

"-kau juga harus istirahat. Jangan terlalu memforsir diri distudio. Itu tidak baik untuk kesehatanmu" papar gadis mungil itu.

Sekali lagi. Hanbin dibuat tersenyum malam itu.

"Apa kau sedang memberi perhatian padaku?"

Eh? Apa aku sudah terlalu jauh sekarang? Batin Hayi. Gadis itu hanya diam membatu ditempatnya. Lucu sekali.

"Aku memang perhatian pada semua orang yang ada disekitarku" belanya. Tidak mau terlalu jelas menunjukkan sisi hangatnya.

"Dasar gadis tsundere" Hanbin bergumam pelan sekali. "-baiklah, aku akan langsung pulang ke dorm iKON setelah ini"

Suara klakson dari mobil van yang terparkir tidak jauh dari mereka menjadi penanda berakhirnya percakapan malam itu. Tablo mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil sambil menyerukan nama Hanbin. Membuat lelaki muda itu menghampiri sang senior. Masuk kedalam mobil dan memilih posisi duduk yang nyaman.

Selepas mobil van itu melaju pergi, Hayi akhirnya kembali masuk kedalam resto. Menemui sang ibu untuk membantunya sebelum mereka pulang ke rumah.

Tanpa tau kalau sejak tadi ada seseorang yang tengah bersembunyi dan diam-diam mengambil fotonya -saat ia berbincang dengan Hanbin diparkiran.

.

.

.

Tbc

ANOTHER SIDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang