Part 10 (b)

304 37 4
                                    

.

.

Hanbin dan Hayi berjalan menelusuri koridor tempat dimana konferensi itu berlangsung tadi bersama dengan dua orang staf yang menemani. Setelah acara selesai mereka memutuskan untuk langsung kembali ke gedung YG.

Namun belum sampainya mereka diparkiran, Hanbin meminta kepada dua orang staf yang mengawal mereka itu untuk pergi lebih dulu. Karena ada hal yang ingin dia bicarakan berdua saja dengan Hayi katanya.

"Haruskah kita bicara disini?" tanya gadis itu sambil memperhatikan keadaan disekitar mereka.

"Ya. Karena aku harus segera menanyakannya padamu sebelum aku kehilangan keberanianku lagi" Hanbin menggenggam kuat telapak tangannya. Keringat dingin mulai bermunculan didahi. Sebelumnya tidak pernah ia segugup ini didepan seorang gadis –setelah hari itu lebih tepatnya.

"Memangnya apa yang ingin kau tanyakan padaku? Apakah itu sesuatu hal yang sangat penting?" Hayi memasang wajah polosnya lalu mengerjap dua kali. Gilanya, hal sekecil itu saja mampu membuat Kim Hanbin kehilangan konsentrasinya.

"Iya, sangat penting bagiku" lelaki itu menarik nafas dalam sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya. "—aku ingin tau sesuatu darimu, Hayi. Jawablah dengan jujur kali ini"

"..." awalnya ragu, tetapi setelah Hayi memandang netra tajam nan sendu milik Hanbin ia pun mengangguk kecil dalam diam. Mempersilahkan lelaki itu untuk meneruskan perkataannya.

"...apakah tidak pernah sekalipun kau menaruh hati padaku?"

Gadis mungil itu tertegun. Ini sudah hampir 4 tahun sejak hari itu. Jangan bilang kalau Hanbin masih memiliki perasaan padanya.

"—aku ingin mendengar jawabanmu sekarang. Sudah cukup lama aku bertanya-tanya sendirian mengenai hal ini. Aku benar-benar penasaran"

"Hanbin-aa, bukankah itu sudah lama berlalu? Kenapa–"

"Aku hanya ingin tau, apakah aku benar-benar jatuh cinta sendirian sejak hari itu"

Hayi membawa arah pandangnya kebawah. Menatap kosong ujung sepatu yang tengah ia kenakan.

"Tolong jangan buat keadaan menjadi canggung kembali. Kita masih harus melakukan promosi sampai akhir bulan ini" ujarnya pelan sekali.

"Justru itu. Aku hanya punya kesempatan sampai akhir bulan ini saja. Aku tidak tau jika selanjutnya kita akan jarang bertemu, entah harus berapa lama lagi aku semakin dibuat penasaran"

Ada nada pilu yang keluar. Seolah memang Hanbin menyimpan semua itu sendirian. Jujur saja, Hayi tidak bermaksud menyakitinya selama ini. Dan asal tau saja, kalau bukan hanya Hanbin orang yang terluka disini.

Gadis itu mengangkat kepalanya dengan segenap keberanian yang tersisa. Dipandangnya wajah tegas milik lelaki dihadapannya itu. Baiklah, ia akan mengatakan yang sejujurnya kali ini. Bukankah ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia tidak akan menghindar lagi.

"Baiklah, aku akan jujur padamu kali ini–" Hayi memejamkan matanya sejenak. Lalu kembali membukanya cepat-cepat. "—jika kau ingin tau bagaimana perasaanku hari itu, maka kau bisa melihatnya ke dalam lagu" Hayi mengalihkan atensinya. Membuang jauh pandangannya dari tatapan Hanbin. "—pada part-ku bernyanyi, dalam lagu Deep"

"..."

"-karena sebenarnya persis seperti itulah yang kurasakan"

Hanbin membeku ditempatnya. Memastikan diri kalau ia tidak salah dengar tadi. Bukankah lagu itu berkisah tentang perasaan yang tersimpan dalam-dalam. Jadi selama ini...

"—aku punya alasan untuk itu. Tolong jangan tanya lagi" dengan cepat Hayi membalikkan badan lalu bersiap untuk pergi.

Namun tangan Hanbin lebih cepat menarik bahu gadis itu. Membuat mereka kini kembali bertatapan lagi.

"Terima kasih" ucap Hanbin lembut. Sudut bibirnya terangkat secara bersamaan. Membuat lengkung senyum yang selalu menjadi favorit Hayi.

"Kenapa berterima kasih? bahkan setelah aku membuat kenangan buruk tentang pengalaman cinta pertamamu"

Hanbin menarik gadis itu kedalam pelukannya. Membuat Hayi tenggelam didalam aroma maskulin yang menguar dari tubuh lelaki itu.

"Setidaknya sekarang aku tau kalau aku tidak 'jatuh' sendirian"

"Sekalipun begitu, aku tetap merasa bersalah padamu"

"Kalau begitu aku akan menuntutmu untuk hal ini" Hanbin terkekeh kecil dengan Hayi yang masih berada didalam pelukkannya.

.

.

.

Tbc

ANOTHER SIDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang