"ARKA! Kamu tuh sekarang udah mau kelas dua belas. Tinggal satu hari lagi kamu masuk sekolah, dan duduk di bangku kelas dua belas. Coba dari sekarang, ubah sikap kamu! Jangan suka bikin ulah di sekolah! Keluar masuk ruang BK, emang gak malu?! Teman-teman kamu mencibir kamu!" Oceh Radeyya, ayahnya Arka.
"Pah, kata siapa mereka suka mencibir Arka? Temen Arka banyak, dan mereka juga setia, gak munafik kayak papah yang berani selingkuhin mamah di belakangnya!" Kesal Arka dengan suara yang penuh penekanan.
"Papah gak pernah perhatian sama Arka! Papah selalu sibuk sama kantor. Lupain Arka, lupain Anna, sampai mamah pun papah lupain. Memilih cewek lain yang jelas-jelas bukan hak nya papah. Papah cuma bisa marahin Arka, omelin Arka kalau Arka masuk BK. Dan sekarang, papah ngejelekin teman-teman Arka. Mereka keluarga Arka sekarang pah! Sedangkan papah, serasa asing bagi Arka,"
Plak.
Radeyya menampar pipi Arka cukup kencang. Sehingga membuat Arka meringis kesakitan. Keadaan rumah pun sepi, hanya ada bi Juju yang sedang di dapur. "Sejak kapan kamu berani melawan sama orangtua?!" Bentak Radeyya. "Papah kerja cari nafkah buat keluarga. Kamu gak bisa ngehargain papah? Papah cape kerja. Berangkat pagi pulang malam. Jangan sampai kamu di cap sebagai anak durhaka!"
"Cari uang atau cari pengganti mamah?! Jawab! Cari uang atau cari cewek lain!" Balas Arka dengan tangan yang dikepal erat.
"Radeyya, Arka, udah! Kalian anak sama ayah, gak baik kayak gini. Radeyya, kamu ngapain kasar ke Arka? Dia anak kamu! Kamu juga, udah tau papah kamu baru pulang kerja!"
"Dia yang gak bisa ngehargain keluarganya!" Kesal Arka.
"Udah udah, ayo ke kamar kamu!" Ajak Linda, ibu Arka dengan lembut. Lalu mendekap Arka di pelukannya.
"Biarin aja, yang penting papah kamu seneng," Ucap Linda lembut sambil menenangkan Arka di pelukannya, sembari berjalan ke arah kamar Arka.
Arka membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamarnya. Apa hubungan keluarganya akan terus seperti ini? Tapi ini jauh dari apa yang ia impikan tentang ke harmonisan keluarga.
"Tidur aja, besok kan kamu sekolah, upacara lagi. Istirahat, jangan fikirin tentang papah dulu. Kasian dia juga cape. Mamah sayang Arka." Cakap Linda mengelus lembut rambut Arka.
"Arka juga sayang mamah,"
Lalu Linda menutup pintu kamar Arka, dan meninggalkannya sendiri. Arka melihat jam di dinding, masih menunjukan pukul delapan malam. Ia bukan anak TK yang jam delapan sudah tertidur.
Arka bangkit dari kasurnya. Menuju meja belajarnya. Bukan untuk belajar, melainkan untuk bermain game yang ada di ponselnya.
LINE
Rama : Ka,Arka membuka aplikasi LINE nya. Ada pesan dari Rama.
Rama Adibrata
Ka,
Oit
Bsk ad adek kls baru.
Moga aja unyu2. Siap2 aj
gue pnya doi baru.. TetewwGue doain, lo jg dpet doi
baru.Amin gitu Ka!!
Doi baru?
Emng sblmny gue
pnya doi?Si Nining, siapaa???
Tercyduk kauu
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALESYA
Teen Fiction*ARKA* Arkana Ghavin Radeyya, itulah nama aslinya. Salah satu siswa SMA Cakrawala. Keluar masuk ruang BK adalah rutinitasnya, tapi tidak lebih sering dari salah satu sahabat seperjuangannya, Galang. Arka selalu bersikap cuek kepada perempuan. Ia tid...