"MAKASIH kak,"
Arka hanya mengangguk kecil lalu tancap gas meninggalkan Alesya di halaman rumahnya.
Alesya membuka pagar dan pintu rumahnya.
"Di anter sama siapa?" Tanya Jeslyn yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu.
"Kak Arka."
"Kan gue udah bilang, jangan sampai lo suka sama dia. Apalagi deketin dia. Lo bisa kena amuk fans-fans dia!"
"Gue gak suka, apalagi ngedeketin,"
"Terus kenapa bisa sampai di anterin pulangnya. Hari ini hari pertama lo, mana mungkin sih semudah itu Arka mau nganterin lo. Dia baru kenal lo kan?"
"Anna maksa dia. Gue juga dia paksa."
"Tapi kan gak semu--"
"Kak Jess, gue cape. Mau ke kamer. Kalau mau di introgasi nanti aja ya, mau ganti baju terus makan. Perut gue laper!" Cetus Alesya lalu meninggalkan Jeslyn sendiri. Menuju ke kamarnya.
"ALESYA!!!"
~o0O0o~
"ID LINE kak Reza ya?" Gumam Alesya. Lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Ia memainkan ponselnya, lalu teringat dengan ID LINE milik Anna. Alesya membuka LINE dan mengirimkan peralatan untuk besok MOS. Tidak terlalu banyak, dan mudah di cari.
Alesya menaruh ponselnya di meja belajar. Matanya menatap langit-langit kamarnya. Lalu melihat ke arah jam dinding, yang menunjukan pukul 16.45.
Alesya bangkit, mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
~o0O0o~
"Lo tuh cuma adik kelas! Jangan sok blagu!"
"Gak tau sopan santun!" Galang tersenyum sinis menatap ke arah siswa kelas 10 yang sudah tertunduk tak berdaya.
Arka terus memukulinya tanpa ampun. Banyak murid yang mengelilingi mereka, karena mereka berada di koridor utama. Tempat lalu lalang warga sekolah.
Arka menarik kerah baju adik kelasnya itu, "Kalau mau cari sensasi, liat dulu! Lo berhadapan sama siapa?!"
"Ada apa ini?!" Bentak pak Bejo saat melihat kerumunan anak yang ntah sedang menyaksikan apa.
"Itu pak, kak Arka mukulin Reihan, anak 10 IPA 1," Jelas seorang murid kelas sepuluh.
"Ya ampun Arka!" Suara bu Ima yang melengking menghiasi suasana koridor utama. Anak-anak Agvaros yang ada disana pun memutar kepalanya, mencari asal suara yang sudah menjadi ciri khas bu Ima.
"Ka, bu Ima," Ucap Rafi berbisik ke telinga Arka.
Bu Ima menerobos memasuki kerumunan anak diikuti pak bejo di belakangnya, "Bangun kamu! Ini sekolah, bukan tempat buat berantem!"
Arka melepaskan cengkraman pada kerah anak yang ternyata bernama Reihan. Berdiri dan masih menatap tajam kepada Reihan.
"Kalian, ikut saya ke ruang BK!" Tegas bu Ima. Pak Bejo hanya menatap anak muridnya dengan seksama.
Bu Ima berjalan paling depan. Diikuti Arka, Reihan, Galang, Rama, Aji, dan Rafi. Serta pak Bejo di paling belakang, memastikan tak ada satupun diantara mereka yang kabur.
Semuanya masuk ke ruang BK. Kecuali pak Bejo yang memutuskan berkeliling memantau ke adaan sekolah.
"Kalian berdiri di situ!" Suruh bu Ima lalu duduk di kursinya. Keenam anak muridnya berdiri persis di depan mejanya. "Mau kalian apa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALESYA
Teen Fiction*ARKA* Arkana Ghavin Radeyya, itulah nama aslinya. Salah satu siswa SMA Cakrawala. Keluar masuk ruang BK adalah rutinitasnya, tapi tidak lebih sering dari salah satu sahabat seperjuangannya, Galang. Arka selalu bersikap cuek kepada perempuan. Ia tid...