Hari itu aku memandangmu. Menikmati setiap lekuk parasmu. Menghirup aroma parfummu. Bersikukuh pada semesta agar kamu menjadi milikku.
Sepasang matamu menatapku, buat hatiku luluh. Senyummu berhasil buat ragaku runtuh. Terbesit tanya dalam dada. Bolehkah aku memilikimu sekejap saja?
Hari demi hari, tak lepas dari temu. Waktu berhasil membiasakanku untuk merindu. Meski aku tau, bersamamu mungkin hanya sekedar angin lalu.
Namamu menggema dalam rongga telinga. Menelusup setiap celah jemari yang sedang berdoa. Menyesakkan dada. Menusuk benteng rasa.
Tingkahmu lucu tak karuan. Seperti aku yang salah tingkah karena kasmaran. Suaramu merindingkan seluruh badan. Buatku takut akan kehilangan.
Dalam naungan langit yang sama. Bayangmu memenuhi seisi cakrawala. Bersama matahari menghangatkan senja. Menemani bintang terangi malam kelam.
Aku ingin menemanimu. Mengagumimu dalam setiap denyut nadiku. Menguatkan pundak, saat hatimu dibuatnya retak.
Dalam angan, aku berhasil menggenggammu erat. Umpamanya seutas tali yang menjerat. Umpamanya pintu ruang pendingin yang selalu tertutup rapat.
Rindu ini memburu. Mengundang peluh basahi sekujur tubuh. Pada Tuhan aku terus bersimpuh. Memohon agar aku dan kamu menjadi satu.