PART 12

751 48 2
                                    

Haiiiiiiiiiii
Maaf lama ga update karena disubukkan dengan berbagai kesibukan sekolah.
Sekarang udah selesai UKK, USBN DAN UNBK. Jadi ya disempatin sebelum sibuk kerja lagi hehe.
Jika ada alurnya yg kurang nyambung maaf ya. Karena saya sendiri udah lupa alur sebelumnya 🤣

Awas typo. Malas edit hehehe



Author pov

Prilly sangat terkejut ketika Ali menciumnya dipipi. Jantungnya berdetak dengan sangat keras. Pipinya merona.
Ali yang melihatpun tersenyum. Sungguh dia tidak bisa lagi mengungkapkan rasa Rindu dan Cintanya terhadap gadis disampingnya ini.

"Malu ya?" Ucap ali santai. Prilly langsung melotot dan memukul tangan Ali.

"Engga! Siapa bilang?" Ucap prilly mengelak.

"Eleh, terus itu kenapa pipinya merah merah?" Goda ali.

"Engga merah!" Ucap prilly mulai sebal sekaligus malu.

"Ekhem" deheman seorang pria didepan mereka yg membuat keduanya mendongak.

Seketika muka Prilly menjadi pucat. Dia sangat gelisah dan keringat dingin mulai keluar di pelepisnya.

"Prilly! Ngapain kamu disini!" Ucap seseorang itu dengan kasar.
Ali yang mendengar dan melihatnya pun langsung berdiri.

"Siapa anda" ucap Ali menatap seorang pria tersebut.

"Saya tidak ada urusan dengan kamu. Prilly! Ayo kita pulang" ucap pria itu menarik tangan prilly kasar.

Dengan cepat ali langsung menahan lengan pria itu den menghempaskannya dengan kasar.

"Jangan berani beraninya anda menyentuh gadis saya" ucap ali dingin. Pria itu tersenyum sinis mendengar perkataan ali.

"Gadismu? Dia adalah keponakanku! Dan dia sudah kujual kepada pria lain" ucap pria itu yang tak lain tak bukan adalah paman prilly.

Prilly mencoba mengatur nafasnya. Dia belajar untuk mengendalikan emosimya.
Ali yang mendengar perkataan pria itupun sudah bisa menyimpulkan siapa pria ini sebenarnya.

"Dia gadisku Siapapun tidak akan ku izinkan untuk menyentuhnya apa lagi menyakitinya" ucap ali.

"Heh siapa dirimu yang berani mengatakan hal itu padaku huh?" Ucap paman prilly mulai marah.

"Berapa uang yang kau inginkan?" Ucap ali.

"Hanya 1M. Bagaimana apa kamu sanggup anak muda?" Ucap paman prilly meremehkan.

"Akan segera kutransfer ke rekeningmu" ucap ali langsung menarik tangan prilly lembut meninggalkan paman prilly yang menatap mereka berdua dengan tatapan membunuh.

'Tidak akan kubiarkan kalian hidup dengan tenang, terutama kamu prilly" batin paman prilly.

———

Sesampainya mereka berdua dimobil ali. Ali langsung menatap prilly yang sedari tadi hanya diam dengan wajah pucatnya.

"Prilly" panggil Ali khawatir. Prilly tidak menyahut. Milirikpun tidak. Seolah olah dia tenggelam didunia alam bawah sadarnya.

"Prilly" ucap Ali lebih keras dan memegang pundak Prilly. Prilly tersentak.  Dan langsung menatap Ali.

"Kamu tidak apa apa?" Ucap Ali khawatir.

"Aku takut. Aku takut paman" ucap prilly lirih. Ali langsung menarik prilly kedalam dekapannya. Prilly mulai terisak. Sungguh dirinya sangat ketakutan.

"Jangan takut. Ada aku." Ucap Ali menenangkan. Prilly masih terisak. Ali mengusap punggung Prilly lembut. Prilly menyandarkan kepalanya kedada ali mencari rasa aman dan nyaman. Sampai nafas Prilly mulai teratur. Ali menundukkan kepalanya dan melihat Prilly yang sedang tertidur.

Ali tersenyum melihat Prilly tertidur dengan pulas dipelukannya. Perlahan Ali melepaskan pelukannya dan menempatkannya di kursi dengan nyaman. Tak lupa Ali memasangkan sabuk pengaman. Setelah itu Ali langsung menjalankan mobilnya pulang menuju villanya.

Diperjalanan Ali terpikir tentang kehidupan gadisnya. Ali sangat marah kepada paman Prilly. Ali mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi orang kepercayaannya.

"Cari tau semua informasi mengenai Santonio Latuconsina. Malam ini ku tunggu" ucap Ali langsung mematikan sambungannya.

Tidak akan lagi untuk yang kedua kalinya Ali kehilangan gadisnya lagi. Sudah cukup. Ali akan menjaga dan melindungi Prilly sekuat yang ia bisa walaupun dengan nyawanya. Itu tekadnya.

Sesampai mereka di villa, Ali melirik Prilly yang masih tidur dengan pulas. Ali yang tidak tega untuk membangunkannya pun langsung menggendong Prilly secara perlahan memasuki kamarnya.
Direbahkannya Prilly dikasur dengan pelan. Lalu Ali mulai membuka sepatu Prilly agar gadisnya merasa nyaman ketika tidur. Setelah itu Ali menyelimuti tubuh Prilly sebatas leher. Udara di Bandung saat ini cukup dingin. Setelah itu Ali mengecup kening Prilly lembut dan keluar dari kamar Prilly untuk mengerjakan tugas perusahaannya yang dia pantau dari sini.

——

Prilly sudah terbangun. Dilihatnya jam sudah menunjukan pukul 19.00 segera Prilly membersihkan tubuhnya dan setelah itu keluar kamar untuk mencari keberadaan Ali. Ketika Prilly menuruni tangga, Prilly melihat Ali yang sedang duduk diruang tengah sambil menelfon seseorang.

"Transfer sebanyak 1M kerekening atas namas Santonio Latuconsia. Dan terus pantau gerak geriknya. Jika ada yang mencurigakan segera melapor, mengerti?" Ucap Ali setelah itu ali memutuskan sambungannya. Ali belum menyadari kehadiran Prilly yang berada dibelakangnya.

"Ali" panggil Prilly pelan. Ali terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap Prilly.

"Sini duduk" ucap Ali sambil menepuk sofa disampingnya. Prilly pun menurut. Ali melihat Prilly yang menundukkan kepalanya sedih.

"Kenapa hmm?" Tanya Ali.

"Ali" ucap Prilly lirih.

"Ada apa?" Ucap Ali sambil mengelus rambut Prilly lembut.

"Kamu tidak perlu memberikan paman uang sebanyak itu. Aku sudah banyak membebani kamu" ucap Prilly. Ali seketika menatap mata Prilly dalam.

"Dengar, aku melakukan ini semua dengan tulus. Aku ingin menjaga kamu. Aku tidak inggin lagi kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya. Aku ga mau lagi Prill" ucap Ali tegas.

"Tapi li, kamu tidak tau paman itu orangnya sangat kejam li. Dia tidak akan begitu mudah melepaskan apa yang sudah di incarnya. Aku takut, aku takut kamu kenapa napa" ucap prilly mulai menangis. Ali memegang pipi prilly dengan lembut.

"Siapapun yang mencoba menyakitimu akan berurusan denganku. Aku yang akan melindungimu. Dan sekarang kamu adalah tanggung jawabku. Aku akan tetap melindungimu walau dengan nyawaku. Aku tidak ingin lagi kehilangan mu" ucap Ali menatap Prilly serius.

"Tapi..." ucapan Prilly terputus.

"Karena kehilangan orang yang sangat dicintai sama seperti Bumi yang kehilangan Matahari" Ucap Ali pelan.













Bersambung...................
Jangan lupa vote&comment yaaaaa.

Don't You Remember (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang