Bagian 4

110 28 1
                                    

Aku menulusuri hutan belantara siang ini, kubiarkan sinar menerpa kulit ini. Aku berjalan kedalam hutan yang ditunjukkan hantu Sandra pada buku harian. Hutan rindang dan segar ini penuh dengan semak semak belukar. Sangat seram.

Aku berjalan tanpa pengarah, Aku membawa tas rensel yang kuisi makanan jika sudah menjelang sore nanti.

Aku sudah berjalan terlalu dalam di dalam hutan ini. Matahari sudah memudar dan akan menjelang sore.

"Hantu itu mana sih? Gue bisa tersesat kalau begini" Ujarku mulai istirahat di bawa pohon rindang dan besar.

"Kamu memanggilku?" Suara halus itu membuatku tersentak kaget. Seperti biasa ia tak menampakkan diri.

"Gue harus kemana? Ini mulai sore nih" Ngeluhku. Dia pikir aku tidak lelah menyusuri hutan yang menyeramkan ini.

"Jalan ke depan saja, Kamu akan sampai sedikit lagi" Ujarnya, Aku mengangguk.

"Ya udah, Gue mau makan dulu. Laper" Aku mulai mengeluarkan makanan yang tadi kubawa dan mulai memakannya. Sungguh aku sangat lapar hingga tak tersisa lagi makananku.

"Kenyang, Lanjut ah" Aku mulai melanjutkan perjalanan ke dasar hutam lebih dalam.

Pohon pohon rindang dan besar menutupi pemukiman kampung mawar merah yang mungkin sangat tertutupi oleh kota kota.

Sesampainya dikampung tua ini aku mulai menulusuri titik titik rumah yang sudah tidak berpenghuni. Buat apa aku kesini jika tidak ada siapa siapa, Apa aku dijebak oleh hantu untuk dijadikan tumbal. Ya allah mengapa ini bisa terjadi, Apa yang harus aku lakukan. Hutan ini sangatlah dalam dan aku tidak bisa keluar dengan mudah dari sini. Dasar bodoh.

"Jangan khawatir, aku tidak akan mencelakaimu" Suara angin itu membuat jantungku selalu berdetak tak karuan. Apa dia bisa membaca pikiranku.

"Apa yang gue lakuin disini?" Tanyaku, Sungguh aku mulai tegang. Bagaimana jika nanti malam aku tidak keluar dari hutan ini dan aku dimakan oleg binatang buas. Tolong aku ya tihan.

"Ada seseorang yanh tinggal disini, tanyakan kepadanya perihal kematian ku Trya" Aku mengangguk dan menuju tempat yang di gambarkan hantu sandra padaku.

Rumah besar dan kusam dengan cat putih yang dipenuhi sarang laba laba membuat rumah ini terlihat menyeramkan bagi ku.

"Rumahnya besar banget" Pujiku kagum meski rumah tua ini kusam dan tidak terawat. Aku mulai memasuki pekarangan rumah itu dan melihat sekelilingnya penuh dengan bunga dan sepertinya memang benar jika ada yang tinggal di rumah ini, buktinya rumput rumput terawat, bunga bunga mekar dan indah. Anehnya rumah ini seperti tidak pernah ditempati.

Aku berjalan menuju pintu rumah, Aku mulai mengetuk pintu dengan pelan. Siapa tahu memang benar ada orang disini.

Tok... Tok.... Tok...

Tok...

Tok...

Tok....

Sepertinya tidak ada orang, Aku sudah mengetuk berulang kali, namun tak ada yang menanggapi dan membukakan pintu untukku.

Aku melihat pancaran matahari sore sudah mulai menghilang di ufuknya, bagaimana aku bisa keluar. Hantu sandra! Apa dia membohongiku? Ataukah dia menjadikanku tumbal untuk mengembalikan dirinya seperti manusia lagi? Aku terus mengada ngada dengan isi pikiran negatif tentang sandra, hantu sandra.

Aku beranjak dari rumah kusam itu untuk segera pergi dari pijakanku. Aku tidak mau lagi tertipu dengan hantu apalagi dengan Hantu sandra. Dia ingin menjebakku di rumah hantu ini, Mengapa aku harus menurut padanya sih. Aku susah jadinya, haus karena berjalan lapar karena kehabisan tenaga.

Ditengah hutan gelap ini membuatku merasa berakhir, Hantu sandra ingin menumbalkanku. Apa yang salah dari diri ini, sampai aku harus menjadi persebahan dari jin jin kafir tersebut.

Pikiran negatifku selalu tertujuh tentang Hantu itu, Sandra. Pasalnya aku menunggu, dan hanya dibohongi seperti ini. Aku ini sangat tolol harus mengikuti perintah si hantu Sandra.

~o0o~

Misteri Buku HarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang