Suasana malam semakin dingin, itu karena adanya Sandra yang selalu bercengkrama ria bersama tomas.
Sesekali mereka tertawa bersama entah apa yang lucu, bahkan mereka mengabaikanku disini, tanyakan gitu, mengapa aku disini, mengapa aku mau membantu sandra. Benar benar sendiri.
"Trya mau membantuku, tetapi dia malah di tahan di penjara," Aku membelakangi mereka, nampaknya mulai serius apalagi ada namaku yang di sebuk sebuk dalam gosipnya.
Aku berbalik menatap keduanya, "Sandra, bagaimana rupamu sebenarnya?" Tanyaku, aku sungguh penasaran dengan rupa gadis itu.
"Sama sepertimu Trya, aku orang kota yang terjebat di sini, nenek mayang menolongku dan waktu itu aku jatuh cinta pada Tomas dan dia membawaku kerumahnya, betapa sedihnya aku saat ayahnya memintaku untuk melayaninya," Nada bicaranya sedih sekali, aku benar benar kesal.
"Lantas bagaimana kau menyuruhku mencari pembunuhnya jika kau sudah tahu," kesalku memalingkan wajahku sungguh jengkel.
"Maafkan aku trya, aku terpaksa melakukannya agar kau mau membantuku membalas dendamku kepada kepala suku," Tapi tidak begini juga, kesalku yang kuluapkan dalam hati.
"Wajahku tidak seperti lainnya yang nampak kotor, aku seperti wanita kota, namun sayangnya aku susah tiada," Aku tetap diam, suasana semakin dingin.
"Maafkan aku sekali lagi, aku akan berusaha melindungimu dan menyelamatkanmu," Ujarnya benar benar tulus.
"Aku senang, berkat kamu aku bisa ke rumah ini bertemu tomas," Ceritanya romantis sekali, aku marasa mual.
"Kamu tahu, sejak aku disini aku selalu merasa mual dan ingin pipis di celana," Memang malu mengatakan itu, tetapi bagaimanapun aku harus mengeluarkan uneg unegku pada sandra.
"Oh yah, maafkan aku kalau begitu," Aku menghelan nafas kasar, dia sudah berjanji akan menyelamatkanku, aku harus tetapi berpikir positif.
"Aku rindu orangtuaku, bagaimana jika ia mencariku," Air mataku sudah keluar mengigat ibuku, aku benar benar rindu padanya.
"Aku janji akan mengembalikanmu lagi pada tempatmu," Suasana haruku tiba tiba menjadi suasana menyebalkan.
"Kamu pikir aku ini benda, mengembalikan pada tempatnya," Sandra tertawa, apa yang lucu. Aku,'kan sedang marah.
"Bukan begitu, aku hanya ingin menyelamatkanmu," Benarkah dia mau menyelamatkanku, lantas mengapa dia mati jika bisa menyelamatkan diri.
"Sudah, tidurlah sekarang. Besok pengawal akan datang lagi," Lerai Tomas menarik angin lalu memeluknya, Menjijikan sekali perilakunya, dia sedang masa kegilaan. Wajarkan saja.
***
Aku tidak tahu jam berapa sekrang tetapi hawa di sekitar makin dingin, ruangan ini benar benar gelap, hanya obor yang bisa memberi cahaya, ku lihat tomas tidur terlelap sembari memeluk angin, ada Sandra ternyata makannya dingin.
Badanku juga terasa gatal karena baju ini, semua badanku sakit karena di banting dan di tendang. Jika aku keturunan herry potter ku bantai dengan sihir mereka, tetapi nyatanya aku hanya manusia biasa yang di hadiakan buku harian dan membantu hantu sandra.
Aku masih mempertanyakan bagaimana nasib nenek di sana, apakah dia baik baik saja. Aku semakin merasa cemas, sementara diriku hanya merasakan di penjara.
"Trya, kenapa kamu bangun," Suara Sandra menyadarkanku dari lamunan, ku lirik dia tak ada apa apa, hanya angin yang menyapu tengkukku.
"Aku kedinginan, lagian kenapa kamu harus senekat ini sih Sand, seharusnya kamu bertindak tanpa aku dan nenek. Lihat akibatnya sekarang, aku di penjara dan nenek aku tidak tahu kabarnya," Omelku, aku benar benar kesal pada Sandra.
"Maaf!" Terus saja minta maaf sampai aku membusuk di sini, dasar menyebalkan.
"Kami juga, kenapa harus tiduran sama orang kayak dia, gak jijik apa, gak malu, harga diri kamu sebagai hantu mana?" aku masih mengomel, seperti aku mengobrol dengan angin, memang dengan angin.
"Kenapa harus ada harga diri, bukannya aku udah mati, gak ada gunanya lagi. Setelah masalah ini selesai aku juga gak akan bisa ketemu kami lagi Try, sama Tomas juga," Aku melotot, maksudnya apa coba.
"Jangan bilang kamu mau menitipkan dia padaku," Aku mengidik bahu merasa jijik, bukannya aku sok bersih tetapi, aku tidak mau saja dengannya yang terlampau kotor apalagi sudah berciuman dengan hantu, menjijikan.
"Tidak, aku tidak rela kamu merebutnya," Ia berdecak kesal saat ku bilang dia akan menitipnya padaku, ogah saja aku mau.
"Lebay banget sih lo, siapa juga yang mau sama human dirty kayak dia," Kurasa sesuatu telah menghantam punggungku dengan keras, aku menjerit kesakitan.
"Kenapa kamu memukulku?" Jeritku kesakitan, dia bisa menyentuhku.
"Kamu menghina pacarku Trya, lihat dirimu. Kamu tak punya pacar, kamu bisanya menghina," Cibirnya, aku menghelan nafas kasar.
"Jomblo itu pilihan," Ujarku, dia kira aku tidak bisa mencari pacar, hanya saja aku tidak mau berpacar dulu.
"Pilihan atau gak ada yang milih, gak ada yang suka," Waw!! Ini sepertinya meremehkanku.
"Kamu meremehkanku, bisa bisanya kamu begitu, ingat kamu itu hantu, meski udah punya tetap gak akan bersama," Tak ada jawaban yang kudengar, apa dia marah.
"Sandra, kenapa kamu tidak menjawab, kata katamu susah habis," Ejekku, aku memang perusak suasana, aku yakin ucapanku menusuk relung hatinya.
"Sandra, Aku salah bicara? Maaf yah. Bukan gitu maksud aku tadi," Aku mengigit bibir menunggu respon Sandra namun tak ada suara.
"Sand, aku minta maaf," Dimana dia, mengapa aku tidak bisa mendengar suaranya bahkan angin perlahan sudah menghilang dari tengkukku.
Aku berjalan perlahan ke arah Tomas dan menguncang perlahan lengannya," Bagun dulu," Bisikku perlahan, perlahan pria itu terbangun dan melirikku dengan ekor mata, ia masih mengungumpulkan mata.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Sandra di mana? Apa kamu melihatnya di sekitar sini?" Tanyaku, Aku sungguh panik sembari mengigit bibir.
"Aku tidak melihatnya, apa yang sebenarnya terjadi?" Aku mengeleng tidak tahu, apa Sandra pergi karena dia marah padaku.
"Atau mungkin Sandra ada urusan," Kepalaku gatal memikirkannya, aku berdiri kembali ketempatku semula.
"Baunya menyengat sekali," Ujar Tomas menyapu angin dengan tangannya melambai lambai di depan wajah.
"Bau apa?" Tanyaku masih pada tempatku, aku sudah mulai mengantuk karena hawa dingin mulai mengurang.
"Bau dupa," Air mataku keluar karena menguap, apa sang kepala suku mengadakan upacara malam malam seperti ini, kenapa tidak besok saja. Beberapa jam lagi akan menunju pagi, kenapa harus malam malam begini mengabiskan tenaga saja.
"Sudahlah, Sandra tidak bisa masuk kesini jika mereka melakukan upacara, mungkin malam ini tidurku nyenyak karena Sandra tidak membekukan badanku," Tomas menghelan nafas kesal, Ia sebenarnya khawatir tetapi, tidak mungkin bertindak apa apa karena ia sedang berada di jeruji, Oh sandra kau sangat menyusahkan.
"Kalau sandra tidak kembali akan ku salahkan kau, mau aku bunuh?" Sepertinya dia mengancam, apa salahku. Kalaupun sandra pergi itu memang harus karena ia adalah hantu.
"Bego!" Umpatku pelan, Aku memilih membaringkan badanku dan memejamkan mataku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Buku Harian
Gizem / Gerilim(Bakal Di Revisi) Gak Tahu kapan!! High ring #1 in kisah Percintaan High ring #1 in Buku Harian High ring #16 Serem High ring #47 Seru "Buku harian ini boleh di beli gak pak?" Tanyaku seraya mengambil buku diary yang aku simpan tadi. Pak jojo sepert...