11. Bakar

115 16 0
                                    

Aku rasakan tubuhku mulai kaku, badanku sakit sekali, tanganku sepertinya di ikat. Aku mulai membuka mataku hingga aku terkejut saat berada di tengah tengah manusia hitam ini, Aku juga melihat nenek juga sedang di ikat oleh besi besi sama sepertiku.

Aku melihat sebelah kiriku ada Tomas yang di ikat di kayu besar dan di cambuk dengan kasar, Aku merasa sedang berada di alam mimpi yang buruk.

Ku lihat kepala suku mengusap jenggot dengan seulas senyum sinis terarahkan pada ku dan Tomas.

"Apa tujuanmu kesini, Nenek keparat!" Syukurlah dimasih menganggapku nenek, aku takut sekali.

"Kau bersenkongkol dengan mayang, apa tujuanmu?" Aku semakin takut, tolonglah aku, dimana Sandra berada? Mengapa dia tidak menolongku.

"Lepaskan nenek itu dan nenek mayang, Aku tidak mau kau berbuat semaumu seperti ini, biarkanlah aku mati saja ayah," Teriak Tomas mengelengar, aku semakin berdebar, bagaiamana jika ia mencambukku dan membakarku, aku masih mau hidup.

"Trya... Trya... Trya...!" Panggilku pada kedua hantu itu, apakah dia tidak bisa menolongku disini.

"Trya... Trya... Trya...!" Aku masih mencoba dengan nada pelan, aku selalu berdoa agar Sandra dan Synta membantuku selamat.

Aku mulai membaca doa pengusir, inginku menepuk jidat karena jika aku membaca itu Sandra dan synta tidak akan terpanggil malah terusir, tetapi sayangnya tanganku di ikat.

"Hey kamu, tolong panggil Sandra," teriaknya padaku, apa dia bilang? Memanggil sandra? Bisakah dia tidak berteriak, semua orang sedang menatapku tajam.

"Tolong panggil saja!" Kini nenen menimpali, bagaimana bisa Sandra datang jika di rumah ini sudah melakukan pengusiran hantu tercium dari bau bau dupa.

"Trya... Trya... Trya...!" Teriakku, Ah! Semua penyamaranku telah terbongkor apa yang akan di lakukan kepala suku itu, dia itu,'kan mesum.

"Trya.... Trya.... Trya....!" Kami berteriak dengan suara sangat keras, Semoga sandra bisa menyelamatkan kami.

Ku selalu melapaskan doa agar tuhan menyelematkanku dari kejaman kepala suku ini, oh selamatkan aku.

"Trya!" Aku menelan ludah susah payah, Sandra datang udara di sekitar terasa dingin, ku rasakan kedinginan semakin menyelimutiku, apakah dia memelukku.

"Kemana dia?" Teriak ibu wakil kepala suku utu terkejut, apakah aku menghilang. Kurasa badanku dingin sekali, Suhu bertambah pesat seakan beribu angin menyelimuti tubuhku.

"Terus lapaskan namaku dalam hati Trya!" Suara Synta, ternyata synta juga memelukku pantes saja dingin sekali.

Begitulah aku terus menyebut namaku dalam hati sebanyak banyaknya hingga langit mengelap dan terdengar petir mengelegal.

Sepertinya, Ikatan tangan dan kakiku sudah terlepas. Aku melirik sang kepala suku menatap kelangit melihat keadaan langit sekarang.

"Bakar iblis itu Trya!" Itu suara Sandra, dia menyuruhku membakar kepala suku itu, bagaimana caranya.

"Cepat Trya, sebelum terlambat. Kamu mau mati di tangannya," Teriaknya kesal padaku, aku cepat cepat beranjak dari tempatku mengambil api yang ada di depan Tomas dan melemparkannya pada kepala suku, tak tanggung tanggun aku berusaha melemparkan semua kayu yang sudah terbakar api ke arah orang orang di sekitar terutama di Kepala suku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Buku HarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang