Ps: kemaren pas mau up tetiba tulisannya hilang tak berbekas, jadi harus tulis ulang lagi.
Maapkeun saya(╥ω╥')
*
*
*
Sang pria tambun terkekeh, menatap siluet yang meninggalkanya barusan. Jemarinya dengan malas menyentuh screen touch, menekan ikon calling."Dia milikmu sekarang, "
Pria disebrang sambungan hanya diam. Sampai telepon diputus sebelah pihak.
Dengan sabar sang pria mengintai dari balik kegelapan. Matanya hanya tertuju pada sosok yang berjalan tergesa menyusuri lorong menuju bilik kamar mandi.
Sang pria menggeleng prihatin, gadis itu memilih tempat yang buruk untuk peristirahatan terakhirnya.
.
.
.Rye memutuskan menyusul sobatnya ke neraka. Ia menerobos masuk, setelah bergulat dengan si gadis bar. Jangan salah, Rye 'bergulat' dalam arti harfiah. Gadis tadi amat sangat keras kepala dan Rye benar-benar jengkel.
Jadi, untuk menegaskan ketidaktertarikan-nya, Rye menyudutkan gadis itu disalah satu kamar dan menguncinya.
'Sial, '
Lai bisa ada dimana saja, Rye hanya berharap gadis itu tak membuat masalah.
Rye berjalan mengikuti insting yang entah sejak kapan mulai dipercayai nya. Berbagai spekulasi mendadak membayangi pikiran Rye.
Tadinya ia melihat sosok yang Lai cari dibawah sana, Rye berasumsi kalau Lai memutuskan untuk mengamati, gadis itu pasti memilih lantai atas. Lain cerita apabila gadis itu memutuskan untuk langsung menyerang. Tapi, dari tadi Rye tak melihat perubahan yang berarti dari tempat ini.
Ia memutuskan naik keatas, mengira-ngira keberadaan Lai. Kala melihat lorong, tanpa pikir panjang Rye mengayun langkah masuk lebih dalam.
Ia berhenti kala tulisan 'TOILET' menyambut kedatangannya. Rye kembali celingukan, pasalnya tak ada papan penanda gender disini.
Sekilas rungunya menangkap suara dari bilik di pojok kanan.
Rye mendekat. Lewat celah pintu yang terbuka, ia melihat pria berpakaian hitam memunggunginya.
Pria itu tampak sedang mendekap sesuatu--umm.
Rye terperangah. Segera, ia merangsek maju. Kaki jenjangnya menerjang kepala si pria, memberi peluang Lai melepaskan diri.
Si pria hendak bangkit, tapi Lai langsung menghujani nya dengan beberapa tendangan lagi.
Sialnya, pria itu tampak terlalu tangguh. Ia dengan cepat membalik keadaan. Kini Lai yang megap-megap kehabisan udara saat lehernya dicengkram dan tubuhnya dibanting ke lantai.
Klang! Brukk!
Lai langsung menyingkir kala tubuh besar itu ambruk. Diatasnya Rye menatap bengis pria yang baru saja ia robohkan dengan pemadam api darurat.
"Ayo," Rye menarik Lai berdiri. Dilemparkannya asal benda yang tadinya ia gunakan sebagai senjata.
Ketika keduanya sampai di tengah lorong, mendadak Rye berhenti. Ia menatap gadis disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLACY
Action"Tidak seperti yang kau lihat, tak seperti yang kau kira pula. Karena di dunia ini, tidak ada yang termaafkan ataupun terlupakan." *** Sang ayah terbunuh dalam insiden kecelakaan kapal. Lai Clifford bertanya-tanya, apakah 'kecelakaan' ini memang dir...