十二 | Bayangan #1 (Revision : Aiko POV)

8.3K 1.2K 356
                                    

21 days left

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21 days left



Dosen pengampu mata kuliah terakhir baru saja menutup perkuliahan. Begitu wanita paruh baya itu pergi, suasana kelas menjadi ramai. Para peserta kelas sedang mengemasi barangnya, mengobrol dengan sesamanya, kemudian berbondong-bondong keluar dari ruang kelas. Hingga akhirnya kembali sepi.

Aku yang sedari tadi menunggu, lantas beranjak dari tempat duduk. Menuruni undakan kelas, dan keluar dari ruangan ini. Di tangga tak jauh dari kelas, ternyata beberapa anak masih belum turun ke lantai satu. Mereka asyik mengobrol hingga memblokir jalan. Sempat mencuri dengar, obrolan mereka tentang konser amal di alun-alun kota yang dihadiri oleh penyanyi terkenal ibu kota.

Sebenarnya, cukup iri melihat mereka karena bisa mengobrol dan berinteraksi dengan lancar satu sama lain. Sementara aku, tidak mudah untuk berkomunikasi sehingga tidak ada teman. Selalu sendiri, dan memandang mereka dari kejauhan. Tidak bisa mendekat karena mereka cenderung menjauh. Mereka kesulitan berkomunikasi denganku lantaran tidak dapat menggunakan bahasa isyarat. Komunikasi tertulis pun terasa merepotkan bagi mereka.

Aku melanjutkan langkah, menuruni anak tangga hingga tiba di lantai satu. Ada seorang kenalanku, beda kelas, muncul dari pintu lobi. Ia tersenyum, dan menghampiriku. Otomatis, aku berhenti juga.

"Hei, Ai!" gadis itu, Manda, menyapa.

Tanganku melambai, sebagai jawaban atas sapaannya.

"Sinta kemarin ngehubungin aku. Tanya soal kamu jadi enggak ikut UKM. Lusa udah penutupan," katanya.

Ah, ya. Aku sempat berniat mendaftar UKM jurnalistik beberapa hari yang lalu. Kupikir waktu itu mendaftar di bidang fotografi. Namun, aku perlahan mengubur keinginan itu setelah bertemu kak Alen. Selain itu, rasa takut akan dijadikan bahan cemoohan muncul kembali. Yah, anggota UKM jurnalistik tidak hanya dari jurusanku saja, melainkan ada satu jurusan lain.

Segera kuambil note kecil di saku tas beserta pena. Dengan cepat, aku menulis jawaban untuk Manda. Setelahnya, aku menunjukkan catatanku padanya.

—————————————————

Maaf, Nda. Sepertinya aku batal ikut UKM. Aku takut keterbatasanku jadi menyusahkan anggota lain

—————————————————

Manda sontak menyebikkan bibirnya begitu membaca catatanku. "enggak kali. Kamu kan enggak berniat ambil di bidang media tulis, yang perlu reporter segala. Apalagi di videografi."

Aku menulis lagi, lalu memperlihatkannya lagi.

—————————————————

11 : 11 pm ✖ Lee Felix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang