十四 | Rasa Takut Melihatmu Tak Berdaya

6.9K 1.1K 154
                                    

jangan lupa vote n comment, eaa

Masih di hari dan di tempat yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih di hari dan di tempat yang sama







Terlalu cepat jatuhkan hati~

Sorak-sorai dan tepuk tangan langsung terdengar setelah Tiara menyelesaikan lagu pertamanya.  Alen seketika mengembuskan napas lega karena lagu tersebut berakhir. Selain karena nuansa lagunya galau—sama seperti urutan sebelumnya—selama lagu tersebut dinyanyikan, perasaannya tidak nyaman. Sedih bercampur kekecewaan dan sedikit perih. Ia tahu asal perasaan itu, yakni dari Aiko.

Penyebab kesedihan dan kekecewaan Aiko tentu sudah diketahui Alen. Dirinyalah sumber dari perasaan negatif itu. Gara-gara ia lebih memilih Meira, mengingkari janjinya dan mungkin juga karena tak sengaja menggunakan pakaian yang senada dengan Meira. Alen sebetulnya sudah melihat gurat kesedihan dan kekecewaan itu sejak mereka bertemu di depan gate, dan puncaknya saat Tiara menyanyikan lagu pertamanya.

Sayangnya, Alen tidak bisa menenangkan Aiko untuk sekarang. Malam ini sudah ia khususkan untuk Meira. Brengsek memang, namun ini pilihan terbaik sebelum meninggalkan Meira walau perasaan Alen padanya masih ada.

Sebelum Tiara menyanyikan lagu keduanya, Alen menoleh ke belakang—posisinya agak ke depan karena ditarik Meira. Memastikan Aiko masih bersama Dafian. Akan tetapi, baik Aiko maupun Dafian tidak ada di sana. Keduanya menghilang. Alen seketika khawatir dan gelisah.

"Mei," panggilnya pada Meira.

Gadis itu menoleh. "kenapa, Len?"

"Dafian sama Aiko gak ada. Kayaknya keluar," ujarnya.

"Terus mau keluar juga?" tanya Meira.

"Hm. Entah kenapa perasaanku gak enak. Agak khawatir sama mereka,"

"Yah...ya, udah. Kita keluar," meski nampak tidak senang, Meira menurut untuk keluar dari area konser.

Sambil berpegangan tangan—Meira yang menyelipkan jemarinya pada jemari milik Alen—keduanya keluar dari area konser. Alen sontak celingukan, mencari keberadaan Aiko dan Dafian. Gara-gara tak melihat keduanya, Alen mengeluarkan ponselnya. Berniat menghubungi Dafian.

"Mereka ke kamar mandi atau gak duduk di suatu tempat, deh," ucap Meira saat Alen mulai menelepon.

Alen tak menggubris. Ia menunggu panggilannya diangkat oleh Dafian.

Sesaat kemudian, panggilannya diangkat.

"Halo, Len?" sapa Dafian di seberang sana. Suaranya agak samar sehingga Alen agak menjauh dan mengeraskan volume ponselnya.

"Di mana?" tanya Alen.

"Oh, di Indomaret seberang alun-alun. Lagi antri beli minum,"

"Aiko sama kamu, 'kan?"

11 : 11 pm ✖ Lee Felix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang