七 | Alen Cemburu

8.9K 1.4K 273
                                    

Alen tiba di Gramedia bersama Meira kala senja mulai menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alen tiba di Gramedia bersama Meira kala senja mulai menyapa. Keduanya yang baru pulang koas, atas permintaan Meira, mengunjungi tempat surganya buku. Terkhusus Meira, gadis itu katanya akan membeli beberapa novel sekaligus buku pelajaran untuk adiknya. Sementara Alen, hanya menemani pujaan hatinya di tempat ini. Baginya, ini semacam date at a bookstore sehingga setuju saja saat gadis itu mengajaknya kemari.

Usai memarkirkan motor, keduanya masuk ke dalam Gramedia. Alen sontak memasukkan tangannya ke dalam jaket saat memasuki gedung.  Kedua matanya lantas beredar ke segala ruangan ini. Di lantai satu, lantai yang mereka pijak sekarang, banyak dipajang beberapa benda seperti benda elektronik, tas ransel, jaket dan sebagainya. Mendapati benda-benda di luar dugaannya, membuat Alen sedikit aneh.

Maklum. Ia belum pernah ke toko buku yang terkenal ini.

Lelaki itu akhirnya mengekori Meira yang mulai menaiki tangga. Dalam keheningan—tidak terlalu hening karena terdengar suara musik—ia menapaki satu per satu anak tangga menuju lantai dua. Setibanya di sana, baik Alen maupun Meira, disambut oleh buku-buku yang tertata rapi di setiap rak, musik pop yang mengalun lembut, dan pegawai wanita yang cantik.

Alen terperangah.

Meira kembali berjalan, menuju ke arah rak buku yang berisi novel. Matanya yang cantik menelusuri setiap tumpukan novel dengan berbagai judul. Tak hanya itu, ia pun mengambilnya, membaca sinopsisnya sejenak, lalu menaruhnya lagi dan terakhir beranjak dari meja satu ke meja lainnya. Begitu seterusnya hingga Alen tampak seperti buntutnya Meira.

"Mei," panggil Alen saat Meira tengah membaca sinopsis sebuah buku dengan sampul bergambar bulan sabit.

"Hm?" sahut Meira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kamu suka baca novel? Genre apa?" tanya Alen sekadar basa-basi.

"Fantasi, petualangan dan roman. Aku sebenarnya lebih suka novel terjemahan daripada novel dalam negeri," Meira mengembalikan buku ditangannya, lalu mengambil buku yang lain.

Alen melihatnya saat Meira mengambil novel berjudul Twin Flame.

"Aku pernah dengar soal twin flame. Ini konsepnya seperti soulmate. Hanya lebih tinggi tingkatannya. Katanya, hubungan itu jauh lebih sulit daripada soulmate," ujar Meira kemudian.

"Wah...aku baru tau," Alen sedikit gugup saat menjawabnya.

Tentu saja. Ia tidak tahu banyak mengenai istilah itu, malah baru dengar. Selama ini, ia tidak terlalu tertarik dengan hal-hal berbau metafisika. Ia hanya tertarik pada hal-hal berbau medis dan drama korea—yang juga berbau medis.

11 : 11 pm ✖ Lee Felix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang