kecewa (Seulkai)

909 40 7
                                    

Aku mencintainya, bahkan sangat mencintainya, tapi lagi lagi kecewa, apa hidupku sebuah kutukan ? hingga semua orang yang di dekatku hanya baik di luar saja ? Eomma sekuat apa anakmu ini ? Tuhan sekuat apa hambamu ini hingga kau memberikan jalan hidup yang sangat semu.

Kang Seulgi, Eomma memberi nama itu, Eomma memberikan nama itu bermaksud memberikan yang terbaik nanti. tapi mengapa rasanya aku penuh dosa sekali? kekasih, teman, sahabat, bahkan semua aku anggap fake!

aku tak bisa mengenali diriku sendiri, Eomma tolong aku, Tuhan tolong aku. aku rasa tak akan kuat menjalani semua ini, Dulu saat semuanya mudah di jalani aku di kelilingi orang orang hebat, tapi kinin saat semua musnah, bahkan mereka hanya memandang rendah, hanya bebrapa orang saja yang peduli. itupun saat aku mengeluh pada mereka. tak ada yang peduli dan peka dengan keadaanku yang sebenarnya sekarat.

Egois ? memang, aku memang egois. tapi setidaknya keegoisanku tak selamanya membuat orang di sekitarku rugi, kesedihanku di tukar dengan tawa mereka, air mataku di tukar dengan pekikan tawa lebar mereka, tak ada yang mendengar jeritanku, tak ada yang mau menilik hatiku. apa aku baik baik saja dengan tawaku ? apa aku baik baik saja di balik senyumanku ? apa semuanya baik baik saja saat bibirku berkata "Tak apa apa semuanya akan baik baik saja."

"Kau sendirian Eonnie ?"

"Kau juga sendirian Yerim ?"

gadis yang baru sampai kini duduk di depanku, matanya kosong menatapku, tapi bibir itu masih menyunggingkan senyum.

"Eonnie tau apa yang lebih sakit dari patah hati ?"

"Apa ?"

"Lingkungan yang tak pernah mengerti kita."

"Kau kenapa Yerim-ah?"

"Mereka lagi Eon, mereka memandangku dengan tatapan yang benar tanpa dosa, setelah mendapatkan semuanya mereka menatap sinis, waktu berlalu dan aku bertemu mereka lagi dengan senyuman di bibir mereka lalu pergi lagi saat mendapatkan semuanya, dan bodohnya aku masih terus membantu mereka dan mengorbankan perasaanku eonnie," Yerim mulai menurunkan senyumannya.

"Kau pernah mendengar, daun tak akan marah pada angin?" Aku masih menatapnya dengan tersenyum.

"Belum," dia menggeleng.

"Walau mereka lelah bergantung pada ranting pohon dan akhirnya pasrah kepada angin mengombang-ambingnya kesana kemari dia tetap pasrah dan tak pernah marah pada angin, jadi kau coba saja pasrah semoga angin juga membawamu ke tempat yang lebih baik lagi."

Dia terdiam mendengar kata demi kata yang terucap dari bibirku seolah di tampar pada kenyataan, iya benar, selama ini dia hanya meratapi tak pernah bangkit hingga sakit hati yang tertoreh semakin dan semakin memakan hatinya. tak pernah terbayangkan jika harus bangkit dan melawan, tak pernah terfikir untuk menampar mereka satu persatu.

"Apa aku bisa ?"

"Kau pasti bisa Yerim-ah, kau kuat, kau bahkan mempunyai kekasih yang mencoba selalu ada di sampingmu, kau hanya terlalu larut akan kesedihan hingga kau buta kenyamanan yang dia berikan padamu."

Yerim kembali terdiam, tangan cantiknya melihat ponselnya disana terlihat potretnya dengan sang kekasih yang sedang tersenyum bahagia.

"kau benar eonnie, ah aku jadi merindukannya," ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Kau hubungi saja, tak selamanya laki laki duluan kan yang menghubungi ?"

Dia tersenyum. kali ini bukan senyum sedih lagi, mata yang tadinya kosong, perlahan tapi pasti terisi oleh cahaya.

"Bagaimana denganmu eonnie ?"

"Tak apa semuanya akan baik baik saja," ucapku tersenyum.

"Apa sebenarnya maksud eonnie selama ini ? kau selalu seperti itu. Eonnie kau bisa bercerita padaku tentang hatimu," Yerim menatapku memohon.

KUMPULAN ONESHOOT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang