Lahhh Kok? (HunRene)

665 49 39
                                    

Irene Pov

Hai, namaku Irene. Aku berkerja sambilan sebagai kasir sebuah mini market. Aku hanya gadis sederhana yang bermimpi bisa terbang tinggi. aku punya impian untuk menjadi seorang yang sukses nantinya. Sekolah? Tentu saja aku akan mengeyam pendidikan setinggi-tingginya. Walau aku orang kaya, aku ingin setidaknya hidupku terjamin saat tua nanti. Soal cinta? Aku belum memikirkan hal tersebut. Terlalu dini mungkin?
Ingin membaca kisah monotonku? Ku harap kalian tak muak muehehe.. selamat datang di kehidupan Bae Irene yang monoton kawan...

Author Pov

Irene, dia gadis yang kini tersenyum ramah pada setiap pelanggan yang mengantri di depannya. Tubuh mungil berbalut seragam kasir itu bergerak lincah mengecek harga pada setiap barang. Tangan lincahnya mendata, mengecek harga sampai menatanya dalam kantong belanjaan.

"Terima kasih sudah datang." Ujarnya ceria sembari memberikan belanjaan tersebut pada pelanggannya. Tak lupa senyum yang selalu terbit tak permah luntur walau hanya sedetik. Peluh yang mengembun di pelipisnya sampai membuat beberapa helaian poninya basah tak di perdulikan. Jemarinya masih dengan lincah mengerjakan pekerjaannya.

Sampai dengan antrean terakhir, Irene masih menyunggingkan senyum. Apa bibir itu tak kaku? Atau pipi itu tak kebas sama sekali? Entahlah, raut bahagia selalu terpancar di wajah cantik nan lembut itu. Setelah memberikan belanjaan pada pelanggan terakhirnya. Barulah gadis itu menyeka pelipisnya. Menghirup nafas dalam. Tubuh segar tadi perlahan melayu. Manik almond itu menatap jam kecil di samping mesin kasirnya.

"Satu jam lagi aku baru bisa bermalas-malasan di lautan kapuk, oh tidak punggungku mulai pegal." Ujar Irene sembari meregangkan tubuhnya.

Tring

Bel pintu berbunyi, dengan segera Irene bangun dan membungkuk "Annyeonghaseyeo." Setelahnya menegakan tubuhnya. Hal pertama yang dia lihat adalah seorang pria dengan topi hitamnya sedang melihat barisan cup ramen. Gadis itu kembali duduk, sesekali memijit pelan kakinya.

"Apa yogurt yang rasa blueberry masih kosong?"

Suara berat itu mengagetkan Irene, sontak saja dia bangun dan tersenyum pada laki-laki yang sudah membawa yogurt dengan rasa original.

"Ku rasa belum ada pemasok yang datang Tuan." Jawab Irene dengan tersenyum ramah.

"A..Aku sudah menunggunya dari minggu lalu, sedangkan ini minimarket terakhir yang aku kunjungi." Terdengar nada gugup di balik masker hitam itu.

"Mungkin ada keterlambatan pengiriman. Tuan tunggu saja mungkin beberap hari lagi datang. Apa jadi mengambil ini?"

"A..a.. nde." dengan gugup pria itu memberikan botol yogurt itu pada Irene.

"Ini, semuanya 2000 Won." Ujar Irene ramah.

"Ini."

Laki-laki itu memberikan 10.000 Won. Irene menerimanya dengan senyum yang makin lebar. "Apa tak ada uang pas?"
Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya. Menatap Irene yang terdiam dengan menatap kosong uang itu.

"Apa benar-benar tak ada kembalian?"

"Ada, hanya saja tinggal 5000 Won, sisanya uang logam, apa tak apa?" ujarnya dengan lesu, memang bos di tempatnya bekerja belum kesini memberikan jatah untuk uang kembalian, sedangkan minimarketnya sedang ramai-ramainya. Kebetulan jatah uang kecilnya habis.

Laki-laki itu mengangguk dengan kaku. Irene yang melihat repons itu seketika tersenyum cerah membuat laki-laki itu tersenyum tipis di balik masker hitamnya.

"Ini kembalian anda, terima kasih sudah berkunjung."

Laki-laki itu hanya mengangguk dan berlalu pergi. Sedangkan Irene kembali duduk di kursinya.

KUMPULAN ONESHOOT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang