He is Your Son! (Seulkai) 1/2

609 45 6
                                    


Kepahitan masa lalu adalah tolak ukur, bukan malah terus membuat pahit itu berlarut-larut sampai menyalahkan orang yang harusnya kau lindungi.

"Tak bisakah kau menerimanya? itu anakmu oppa" -Kang Seulgi-

"Aku selalu berusaha untuk menerimanya, tetapi kenangan buruk itu selalu datang" -Kim Jongin-

"Maaf, aku selalu membuat eomma menangis. Maaf selalu membuat appa marah, aku sangat mencintai kalian, aku hanya ingin appa mengakuiku" -Kim Hyunjin-

Sebuah kehidupan dalam rumah tangga pasti tak luput dengan rasa kasih sayang, dimana tertuang sebuah kehidupan penuh cinta antara suami istri dan putra maupun putri. Tetapi bagaimana jika seorang ayah yang sangat kalian sayangi tak mau melirik kalian bahkan membenci kalian. Itu yang kini dirasakan oleh remaja berumur 11 tahun bernama Kim Hyunjin.

Kim?

Memang itu marganya putra pertama dari Kim Jongin dan Kim Seulgi. Di usianya sebesar ini tak merasakan kasih sayang dari ayahnya. Hanya ibunya yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang yang sangat berlimpah.

"Eomma apa appa membenciku?"

Pertayaan itu selalu terulang setiap harinya ketika Seulgi sedang memeluk Hyunjin di ranjang tidur putranya. Hati Seulgi selalu menjerit perih ketika putra kesayangannya bertanya seperti itu. Tak ingin putranya berfikir macam-macam, Seulgi suguhkan senyuman hangat dan tulus serta membelai lembut rambut Hyunjin "Tidak sayang, appa sangat menyayangimu, dia haya lelah saja sehingga tak bisa menemanimu." Ujar Seulgi mencoba memberi penjelasan. Hati putra kesayangannya ini pasti sangat kesepian, bahkan sangat sakit jika melihat ayahnya Tak pernah peduli padanya.

"Tapi kenapa appa tak pernah meliriku eomma? Apa appa selelah itu bahkan untuk melirik dan menyapaku saja, ketika aku menyapa appa tak ada jawaban eomma," Ada Hyunjin sembari mengeratkan pelukannya. Wangi yang menguar dari tubuh ibunya adalah favoritnya.

Seulgi melepas pelukannya dan meraih wajah yang begitu sangat mirip dengan suaminya itu  untuk menatapnya, dia elus pelan pipi gembil itu dan menghapus lelehan hangat yang tadi sempat menetes.

"Dengar sayang, appa sangat menyayagimu. coba kau fikir, kalau appa tidak menyayagimu mana mungkin Hyunjin bisa sekolah di sekolah yang mahal serta fasilitas yang Hyunjin dapat dari appa, apa itu terlihat sagat tidak memuaskan? dan satu lagi, kau sangat meyukai futsal kan? bahkan appa memasukanmu ke dalam clup futsal yang langsung dalam bimbingan pelatih yang handal, jadi intinya apapun itu, appa sangat menyayangimu dan ingin yang terbaik untuk putra kesangannya ini," jawaban yang sama setiap harinya, tetapi sanggup membuat senyuman manis di wajah imut putranya.

"Gomawo eomma," hanya ucapan terimakasih yang selalu Hyunjin katakan pada ibunya. Orang yang sangat berharga baginya. Orang yang sangat berharga melebihi apapun!

"Eomma, bagaimana keadaan adikku?" Hyunjin melepas pelukanannya dan mengelus pelan perut ibunya yang sudah membesar. Melihat itu, Seulgi ikut mengelus pelan perutnya yang agak membesar.

"Adikmu baik-baik saja sayang, bahkan sangat sehat dan mulai menendang dengan sangat aktive." Jawab Seulgi dengan memindahkan elusannya pada rambut halus putranya.

"Kau, adikku sayang, apa kau mendengarku ? aku harap kau selalu sehat dan bahagia, jangan membuat eomma sakit ya." Bisik Hyunjin sembari mengelus lembut perut Seulgi sambil mendekatkan telinga ke perut ibunya, berharap mendengar degupan kecil dari jantung sang adik.

"Tentu saja kakak," ucap Seulgi sembari menirukan suara anak kecil mengundang kikikan lucu dari Hyunjin.

"Eomma sangat menyayangimu sayang, sudah malam saatnya tidur," Seulgi megecup dahi putranya dan membetulkan selimut serta mengelus lembut pencak kepala Hyunjin. dia tatap sekilas wajah putranya yang terpejam itu.

KUMPULAN ONESHOOT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang