Destiny (Seulkai) 1/2

309 27 5
                                    

Tubuh wanita bergaun merah selutut itu kaku, matanya menatap dengan tajam pada satu titik, rasa hatinya sangat kacau, antara ingin menangis dan berteriak benci.

"Aku bahkan baru melahirkan anak kedua untukmu Siwon." Lirihnya.

Siwon, laki-laki yang memandang melas pada istrinya itu hanya berdiri kaku dengan menggendong bayi yang sedang tertidur pulas.

"Dia masih bayi Yoona, tolong rawat dia juga seperti anak kita lainnya."

"Tapi mengapa harus aku!" Teriak Yoona ada akhirnya hingga menyebabkan bayi yang tertidur nyaman itu terusik dan menangis keras, sepontan Siwon harus menimangnya guna meredakan tangisan itu.

"Aku mohon Yoona," dengan nada menyesal tentunya Siwon tertunduk memelas.

"Tidak!"

"Yoona, Taeyeon meninggal karena melahirkan bayi ini, apa kau tidak kasihan melihat bayi ini tidak ada yang merawat?"

"Kau berharap aku memberi kasih pada bayi hasil perselingkuhan mu? Aku tidak segila itu Siwon!"

Siwon mendekat pada tubuh istrinya, menatap dalam jauh pada mata cantik istrinya, dapat di rasakanhya amarah serta emosi yang entahlah, Siwon tahu pasti jika istrinya saat ini begitu ingin membunuhnya.

"Aku mohon Yoona."

Yoona menatap bayi yang kini kembali terlelap, sungguh mirip sekali dengan ibunya, Yoona benci!

"Tidak!"

"Ku mohon."

Yoona menatap wajah suaminya sejenak kemudian beralih pada wajah bayi itu dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Siapa namanya?"

"Seulgi, Choi Seulgi." Lirih Siwon.
"Usahakan jangan sampai mengganggu kenyamanan Wendy dan Sooyoung, atau kau harus membuangnya." Ujar Yoona sebelum berlalu dengan langkah angkuhnya. Siwon menatapnya dengan pandangan lembut dan senyum tipisnya.

"Mulai sekarang namamu bukan Kim Seulgi, tapi Choi Seulgi."

Seperti halnya bayi pada umumnya, yang hanya bisa menangis, saat lapar ataupun sakit. Seulgi kecil menangis sangat kencang saat lapar, itu cukup membuat Siwon begitu frustrasi. Dari awal masuknya Seulgi, Yoona enggan untuk menyentuhnya, bahkan melihatnya saja tidak mau, mau tidak mau Siwon yang mengurusnya, dari memandikan sampai membuat susu.

"Tenang sayang, jangan menangis ya."

Siwon dengan telaten menggantikan baju pada tubuh mungil itu, tangisan yang kencang membuatnya pusing, tapi mau bagaimana lagi? Dia harus merawat Seulgi sendiri.

"Bisa kau suruh anak itu diam?"

Suara Yoona membuat Siwon menatapnya dengan raut menyesal, "Maaf sayang, Seulgi baru selesai mandi, sebentar lagi akan diam, aku janji."

"Terserah."

Selalu seperti itu, percakapan dingin yang berakhir dangan helaan nafas Siwon. Siwon terlalu fokus pada Seulgi, bermain bersama, kemanapun Siwon pergi, Seulgi tidak pernah tertinggal, itu membuat Yoona geram, dia merasa Siwon mengabaikannya, bahkan melupakan anak-anak nya.

Hari demi hari, tahun demi tahun, banyak sekali jalan cerita yang tercipta, seolah takdir suka sekali mempermainkan manusia, kehidupan yang harusnya bahagia harus terpaksa pecah hanya karena kesalahan berujung fatal. Tidak ada lagi Yoona yang dulu tersenyum manis padanya, tidak ada lagi Yoona yang bisa dia peluk setiap malam, kini bahkan ranjang yang dulu king size menjadi double size.

Siwon sadar dia sudah sangat keteraluan, tapi sudah terjadi kan, mau bagaimana lagi. Sudah berjalan 7 tahun, sikap Yoona padanya juga semakin dingin. Tidak ada lagi suasana rumah yang ramai, kini semuanya dingin. Terlihat ramai tapi kesepian, menyedihkan.

KUMPULAN ONESHOOT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang