ELEGI TAWA (Irene)

275 15 2
                                    

Sebuah keadaan yang membingungkan terjadi setiap malam, entah karena apa tapi yang pasti rasa sesak tiba-tiba muncul, jantung berdebar, susah tidur, rasa was-was, semuanya bercampur aduk.

Aku hanya gadis biasa yang sulit untuk mengatur kehidupan ku sendiri, akunya gadis biasa yang bingung berteriak ketika ada masalah, aku hanya gadis biasa yang tidak tahu cara menggambarkan kesedihan yang baik dan benar. Aku ini gadis biasa yang tahunya hanya tertawa tanpa tahu arti dari ketawa itu apa.
Menyedihkan?

Sangat! Aku sampai tidak tahu lagi apa itu arti hidup, jika saja bukan bayangan keluarga, mungkin aku sudah menutup mata tanpa mau bangun lagi, segitu frustrasi aku, tanpa orang tahu.

Itu menyakitkan! Aku lelah!

Sangat sulit menjadi orang yang terkenal ceria, sangat sulit!

Di mana kau mencoba bercerita tentang kesedihan, di situ kau akan mendengar tawa mereka! Hidupku bukan cuma bercanda saja, tapi nyatanya apapun yang aku lakukan mereka selalu tertawa! Aku bukan badut!

"Rene, sedang apa?"

"Sedang belajar memahami hidup," ujarku dengan senyum yang kubuat semenyedihkan mungkin, Aku berharap dia mengerti jika aku benar-benar butuh bantuan.

Tapi ternyata hanya bayangan saja, bukan simpati yang kudapat tetapi kekehan tawa mereka sambil memukul pelan bahuku

"Gak lucu Lo hahahaha."

Selalu kata-kata itu yang terlontar, apa orang seperti aku tidak cocok untuk bersedih? Orang seperti aku tidak pantas untuk menangis? Apa aku harus menciptakan tawa mereka terus? Capek!

Pernah aku berbicara pada teman, mencoba bercerita tentang kesedihan berharap mereka bisa mengurangi beban ku, tapi yang kudapat malah mereka menceritakan kesedihan, menuntut padaku untuk didengar, oh diriku yang menyedihkan!

Pernah pula sekali Aku bercerita tentang masalah ku, Aku berharap mereka lebih bersimpati padaku, memberikan empati mereka dengan nyaman. Tapi yang kudapat....

"Yaelah Rene, orang kaya Lo bisa gabut juga?"

"Orang kaya Lo punya masalah juga? Gue pikir bakal lempeng aja idup Lo."

"Lo terlalu santai ya jalanin hidup, tapi gue suka, gak banyak beban."

Masih banyak lagi kata-kata mereka yang seolah menyiratkan tidak kepercayaan mereka padaku.

Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi mereka tetap temanku.

Mungkin tertawa untuk saat ini bisa membuat mereka senang, tidak tahu nanti jika aku benar-benar tidak ingin tertawa. Tertawa menutupi kesedihan itu kata orang sakit, semua orang selalu menyalah artikannya, semua orang butuh tertawa bukan untuk topeng saja.

Aku muak dengan orang yang selalu berkata "selama ini aku tuh palsu, aku selalu tertawa padahal mereka tidak tahu kalau aku itu sering menangis tiap malam."

Bullshit!!

Bahkan mereka tidak pernah merasakan bagaimana beratnya orang tua mereka membesarkan mereka, hanya karena satu masalah mereka merasa sok tegar padahal rapuh, nggak malu sama orang tua?

Bahkan sedikit-sedikit selalu bilang kalau mereka sedang depresi. Apa benar depresi, atau hanya stress belaka.

Aku benci orang seperti itu!

Entah kenapa aku menulis seperti ini, Aku hanya ingin menulis diary aslinya. Tak apa, karena memang cerita ini tidak penting sama sekali, tidak ada inti yang harus di contoh sebagai nilai kehidupan. Hanya ruang semu yang membuat kau emosi.

Aku Irene, bercerita pada kalian.

Dengan rasa sakit yang selalu terpendam di hati.

Ku berharap, semuanya takkan pernah kubawa sampai mati.
.
.

.
.
Fin

KUMPULAN ONESHOOT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang