part 11

151 14 1
                                    

Sesampainya di depan sekolah Resta menoleh ke Kak Rian dan berkata.

"Saya keluar" pamit Resta.

"Perlu kakak antar masuk, soalnya gerbang sudah tertutup" kata Rian.

"Tidak perlu" kata Resta lalu keluar dari mobil Rian.

"Huftt.. yasudah, kakak pulang yah" kata Rian.

Resta tidak menanggapi tapi Resta berjalan ke arah pagar yang sudah tertutup itu, di sana tidak ada seorang pun.

Tetapi tidak lama kemudian Resta berdiri seorang diri disana, ada lelaki yang mengampirinya lalu berdiri di sampingnya. Resta menoleh ternyata lelaki itu adalah Brian.

"Lo terlambat juga?" Tanya Brian.

"Hmm" jawab Resta seadanya.

Keadaanpun kembali hening sampai Bu Sri datang guru yang termasuk killer di sekolah.

"Kalian ini kenapa bisa telat hah!" Bentak Bu Sri.

"Kesiangan bu" jawab Brian.

"Saya juga" kata Resta.

"Yasudah, kalian lari keliling lapangan 10 putaran!" Jelas Bu Sri.

Mereka berdua hanya mengangguk dan mulai berjalan menuju lapangan. Resta berjalan di depan sedangkan Brian berjalan di belakang.

Mereka berdua sudah mulai berlari, Brian tidak berhenti memperhatikan Resta.

Hari ini sangat panas Resta merasakan sangat lelah dan lemas di karenakan  Resta tidak sarapan tadi pagi, keringat sudah membanjiri wajah Resta.

Resta sudah tidak tahan, di putaran terakhir pengelihatannya mulai kabur dan kepalanya sangat sakit. Tidak lama kemudian Resta pun terjatuh samar-samar Resta mendengar jeritan Brian memanggil namanya.

Brian yang melihat Resta pingsan langsung berteriak memanggil nama Resta, Brian langsung menggendong Resta ala bridal style menuju UKS.

Dan ada beberapa Siswi yang berjalan di koridor melihat mereka langsung foto kejadian itu, dan disusul teriakan mereka. Tapi Brian hanya mengacuhkannya.

Sesampainya di UKS, disana tidak ada anggota PMR sama sekali, jadi Brian lah yang menunggu Resta sampai sadar.

Brian mengambil minyak kayu putih dan menyodorkan ke hidung Resta agar Resta bisa cepat sadar. (Ngawur bener dah😅)

Brian memperhatikan wajah Resta, entah mengapa Brian jadi deg-degan. Brian pun keluar menuju kantin untuk membelikan Resta makanan.

Saat Brian pergi ke kantin ternyata Resta sudah sadar dan dia masih merasakan pusing walaupun sudah mendingan.

Setelah membeli Nasi goreng dan Air mineral Brian kembali ke UKS untuk menemui Resta. Sesampainya Brian di UKS Brian melihat Resta sudah sadar.

"Lo makan dulu biar mendingan" kata Brian.

"Makasih" kata Resta.

Tapi saat Resta ingin duduk dia merasakan kepalanya bertambah sakit. Brian pun melihatnya.

"Biar gue aja yang nyuapin lo" kata Brian menawari Resta.

"Nggak usah" tolak Resta

"Gue nggak nerika penolakan" kata Brian.

"Huftt" Resta hanya menghembuskan nafasnya.

"Buka mulutnya" suruh Brian, Resta hanya menurut sampai Nasi gorengnya habis.

"Pintar" ucap Brian.

"Nih minumannya"

"Hmm"

Kringg...kringg...kringg...

Bel istirahat sudah berbunyi tapi Resta belum keluar dari UKS begitupun dengan Brian.

"Kamu keluar aja aku nggak papa kok" kata Resta sok gugup, agar penyamarannya tidak mencurigakan.

"Nggak, gue disini aja"

"Kamu keluar aja"

"Beneran?"

"Iya"

"Yaudah gue keluar yah"

"Iya, makasih"

Brian pun keluar dari UKS lalu menuju kantin menemui para sahabatnya.

Drtt.drtt..drtt

Handphone Resta berbunyi dan Resta mengambil handphonnya dan melihat siapa yang menelfonnya, ternyata yang menelfonnya itu adalah Gina sahabatnya.

"Res lo nggak kesekolah?" Tanya Gina di seberang sana.

"Gue di UKS" jawab Resta.

"Yaudah, kita Otw"

Tutt..tutt..

Tidak lama kemudian sahabat Resta datang ke UKS.

"Res lo kenapa?"

"Sakit apa"

"Lo nggak papa kan?"

"Sekarang keadaan lo gimana"

"Sumpah gue khawatir banget"

Resta jadi pusing sendiri mendengar pertanyaan para sahabatnya.

"Gue udah mendingan kok"

"Kok bisa lo di UKS" tanya Via.

"Gue Telat jadi dihukum dan berakhir disini" jelas Resta.

"Siapa yang bawa lo kesini?" Tanya Elin.

"Brian"

"WHAT!! jadi bener berita itu" pekik Elin.

"Berita apaan?" Tanya Resta.

"Kalo lo itu___________"


                    ○●☆🌟☆●○

JANGAN LUPA

VOTE🌟


                                                  Rhani

CLARESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang