"Kalo lo itu di gendong sama Brian" kata Elin.
"Hmm, terus?" Kata Resta.
"Berita itu udah tersebar banget, sampe-sampe ada sisiwi yang motoin lo, dan foto itu dia masukkan ke akun sekolah" jelas Via.
"Whatt.. beneran lo!?" Kata Resta.
"Iya"
"Ke kantin yuk, laper nih gue" kata Gina.
"Gue udah" kata Resta.
"Temenin kita lah" ucap Via.
"Hmm"
Kepala Resta sudah mendingan dan sudah tidak terlalu sakit, jadi dia ikut. Mereka berempat pun berjalan menuju kantin, diperjalanan banyak yang mencibir mereka terutama Resta karena kejadian tadi pagi.
Eh itu kan nerd yang di gendong Brian tadi pagi
Iya, ganjen banget sih tuh nerd
Udah buluk
Miskin
Kurang lebih seperti itu lah cibiran yang dilontarkan siswi untuk Resta, tapi Resta hanya mengacuhinya. Begitupun dengan sahabat Resta.
Sesampainya mereka di Kantin, mereka berjalan menuju meja yang kosong, Elin dan Gina pergi memesan makanan.
Beberapa menit kemudian Elin dan Gina sudah datang membawa nampan dan menaruhnya. Resta hanya menitip minuman yaitu Jus apel.
"Gue ke toilet dulu" kata Resta.
"Perlu gue temenin Res?" Tawar Via.
"Nggak usah" kata Resta, lalu pergi meninggalkan kantin untuk menuju toilet.
Resta memasuki toilet dan menguncinya dari dalam, Resta tidak ingin buang air kecil tapi Resta hanya ingin mengelap darah yang mengalir di hidungnya.
Karena waktu di kantin Resta sudah merasa ada cairan yang mengalir di dalam hidungnya, jadi Resta cepat-cepat agar sahabatnya tidak khawatir.
"Apa gue bisa sembuh?" Monolog Resta di depan cermin toilet.
Setelah di rasa sudah bersih, Resta keluar dari bilik yang di masukinya, dan ternyata di depan bilik itu suda ada Tania dan teman-temannya.
Resta merasa malas meladeninya, bukan dia takut tapi Resta hanya merasa lemas sekali hari ini.
"Ohh jadi nerd ini toh yang ngedeketin pacar gue" kata Tania.
"Iya nih, kan dia yang kegatelan" kata Dea.
"Ganjen banget" kata Syifa.
Resta hanya diam dan menatap mereka datar.
"Ululuh jadi takut gue ama tatapannya" kata Tania dengan nada yang sok ditakut-takutkan, dan langsung tertawa.
"Lo kira gue takut nerd,, Cuihh" kata Tania dan berakhir meludahi seragam Resta.
"Mau lo apa sih" tanya Resta.
"Mau gue lo berhenti ngerebut Brian dari gue kalo perlu lo mati aja" kata Tania santai.
"Emang lo pacarnya Brian" kata Resta dan tersenyum miring.
"Berani banget lo cupu ama gue" kata Tania dengan wajah yang memerah karena emosi.
"Jadi gue bener dong yah, kalo lo itu cuman ngaku-ngaku jadi pacarnya Brian "
Plakk
Plakk
Tania menampar wajah Resta bergantian, dan berkata.
"Jangan asal ngomong lo" kata Tania.
"Syifa mana guntingnya" minta Tania.
"Buat apa?" Kata Syifa dengan wajah polosnya.
"Lo yah.. bego banget"
"Dea mana guntingnya" minta Tania ke Dea, karena percuma meladeni Syifa yang sangat polos itu.
"Nih"
Setelah Dea memberikan gunting ke Tania, Tania langsung menggunting rok dan pakaian Resta. Resta hanya diam.
"Hahahahaha rasain lo" tawa Tania.
Setelah itu Tania menjambak rambut Resta tapi Resta hanya diam.
Tania melakukannya berulang kali, setelah di rasa cukup Tania meninggalkan Resta dan menendang perut Resta.
Begitupun dengan Dea kecuali Syifa.
"Maafin mereka yah, mereka itu emang jahat" kata Syifa. Tapi Resta hanya diam, karena Resta sangat merasakan Sakit.
Resta hanya diam dan tidak lama kamudian ada yang mendobrak pintu dan langsung menuju Resta yang sudah sangat lemas.
"Resta, lo nggak papa?" Tanya orang itu.
"S-aki-t" kata Resta berbata dan disusul ambruknya tubuh Resta di dekapan orang itu.
"Lo tahan sebentar lagi" kata orang itu, dan langsung menggendong Resta.
○●☆🌟☆●○
JANGAN LUPA
VOTE🌟
Rhani
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARESTA
General Fictionmenceritakan seorang anak yang tidak dianggap ada oleh keluarganya lagi hanya karena kesalah pahaman. Dia adalah Claresta Nandine, gadis cantik dan pintar yang dulunya cerewet, manja, periang, tapi ingat itu dulu sekarang sifatnya menjadi dingin, ke...