"Hiks,, hiks,,"
Andrea yang masih setengah sadar itu menatap pada suaminya yang kini tengah memeluknya. Saat ini pukul 1 pagi, ternyata Rey sudah pulang.
"Kamu udah pulang, ternyata. Udah makan?" Rey menggeleng, masih sesenggukan.
"Kamu kenapa?" Andrea heran, kenapa suaminya ini tiba-tiba menangis?
"Aldi, cerita sama aku. Kamu kenapa?" Rey menggeleng lagi.
Andrea menghela nafas pasrah, ya sudah kalo gak mau cerita. Nanti juga pasti dia tau 'kan?
"J-jangan tinggalin Aldi."
Andrea yang sedang mengusap rambut suaminyapun mengernyit. Kenapa semua orang hari ini memintanya jangan meninggalkan mereka? Kebetulan aja, mungkin?
"Jangan pergi, A-aldi gak bisa. Gak bisa, Andrea gak boleh pergi." Rey menggeleng-geleng dengan kencang.
Andrea memegang sisi kanan dan kiri kepala Rey. "Kamu kenapa sih?"
"P-pokoknya gak boleh!" Rey memeluk Andrea dengan erat, bibirnya bergetar. Ia terisak kencang.
"Ssstt, Andrea di sini."
Akhirnya, Rey yang lelah karena terus menangispun tertidur. Andrea menghela nafas, sebenarnya ada apa?
***
Ivan berjalan menuju meja makan. Di sana sudah ada papa, mama, dan Emilio yang sedang memakan sarapan mereka.
Ivan melirik sinis pada papanya. "Tumben ikut sarapan." Sindirnya.
Rey menghelan nafas, ia menatap Ivan dan mengusap punggung tangan istrinya yang duduk di sampinya. "Papa kangen kalian." Ia menatap Istrinya lembut. Andrea tersenyum menenangkan.
"Cih, bullshit!" Ivan berdecih.
"Ivan, yang sopan sama papamu!" Andrea memperingatkan Ivan.
Emilio menatap kembarannya, seolah menyuruh Ivan untuk tidak banyak bicara.
Ivan mendengus, kemudian duduk di samping Emilio. Di hadapan papanya. Emilio sudah menceritakan semua masalahnya tadi malam, membuat Ivan benar-benar dalam mood yang buruk saat ini.
"Ivan sarapan di sekolah, Ivan pamit." Ia menyalimi tangan mamanya, tapi melewati papanya begitu saja.
Andrea mendelik kesal pada Ivan. "Ivan..." panggilnya penuh peringatan.
Ivan tak menggubris mamanya. "Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam..."
Tak lama kemudian Emilio ikut berangkat. Kini hanya tersisa Rey dan Andrea di ruang makan itu.
"Sayang..." Rey memanggil Andrea lirih sambil menunduk.
"Udah lah, Al. Mereka masil labil, belum bisa memahami posisi kamu. Aku tau kamu sibuk, sekarang kamu berangkat aja."
Rey menatap istrinya dengan sendu, matanya berkaca-kaca. Seharusnya semuanya tak seperti ini. Ia sadar bahwa kedua anaknya telah mengetahui semuanya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Bagaimana jika nanti Andrea tau?
"Berangkat, gih! Kesiangan loh nanti." Andrea merapihkan dasi Rey, setelah itu ia mencium punggung tangan Rey. Rey mengecup kening istrinya, kemudian ia melenggang pergi.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam..."
KAMU SEDANG MEMBACA
IVAN [Completed]
HumorSquel 'Childish Boy' So, yang belum baca 'Childish Boy' ya silahkan dibaca dulu... Monggo... Ini Savage Twins seri 1, oke? *** Ivan Suhanda dan Emilio suhanda adalah saudara kembar dengan sifat yang sama-sama jahil membuat orang tua mereka sering ke...