08 :: Berbeda

39 5 0
                                    

Lo suka dia kan Ta? Perjuangin, gue akan mundur
-Atra.

***

Atra masih diam dan membaca sederet pesan yang dikirimkan Jessy beberapa menit lalu, ia masih bingung secepat itu Jessy bisa mendapatkan nomor telfonnya. Dan salah satu pertanyaan yang masih sangat ingin ia tanyakan, Jessy dapat nomornya dari siapa.

"Woi! Serius banget liat handphone nya." Seorang gadis tomboy menghampirinya, seragam sekolahnya sudah ia buka seluruh kancingnya hingga bawah. Dan terlihat kaos putih bertuliskan 'good guy' yang tertempel sempurna ditubuh gadis itu, rok abu-abu nya pun ia angkat hingga betis.

"Enggak, ini gue dapet chat dari temen. Aneh banget, padahal baru ngobrol tadi tapi tiba-tiba udah punya nomor gue." Atra sempat menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

Yaya sempat melirik isi chat yang dikirimkan cewek yang dimaksudkan Atra, "Siapa namanya? Siapa? Siapa?" Cewek itu berusaha merebut handphone yang digenggam Atra.

"Jessy." Ucap Atra, kemudian ia menyerahkan handphone nya pada Yaya. Yaya sempat menggoda Atra sampai akhirnya dia menyadari sesuatu, "Loh, ini namanya Gretta kok bukan Jessy." Yaya menunjukan sederet chat yang memang paling teratas.

"Bukan yang itu, yang ini." Atra menunjuk kolom chat ketiga yang ada di handphone nya.

"Momon banyak banget cewek nya." Yaya mencebikkan bibirnya. Kemudian tertawa, "Bercanda."

"Yeh sialan. Gue mah setia sama satu cewek doang," Sahut Atra sambil kembali mengambil handphone nya dari tangan Yaya. "Lo gimana tuh sama Putra, masih kan?" Tanya Atra, karena sejak beberapa bulan yang lalu Yaya sudah memiliki pujaan hati yang selalu dibangga-banggakan didepannya. Bukannya iri atau kesal, justru sebenarnya Atra sangat lega. Karena setidaknya ada seorang laki-laki baik yang bisa menjaga Yaya saat Atra jauh darinya.

"Masih lah, gue kan juga cewek setia. Enggak kayak lo." Yaya memutar bola matanya, "Lo abis ini tetep balik lagi ke kost-an?" Yaya bertanya sambil sesekali memainkan rambut Atra yang terbilang cukup panjang.

"Iya, kenapa emang? Kangen lagi lo sama gue?" Ucapan Atra barusan dibalas tempelengan oleh Yaya, "Kepala gue difitrahin nih, dasar anak tuyul." Atra mengacak-acak rambut Yaya sampai menutupi wajah gadis itu.

"MON! SUMPAH YA INI TUH SUSAH NGUNCIRNYA!!" Yaya menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangan dan menatap sahabatnya itu penuh dengan amarah. Atra hanya cengengesan dan memeletkan lidahnya saat melihat Yaya memelototinya.

Ting.

Suara notifikasi dari handphone Atra kembali berbunyi, membuat yang punya handphone langsung membuka aplikasi chatting. Dan Yaya melirik sahabatnya itu sambil berusaha mengintip siapa yang mengirimi Atra pesan.

"Waduh, gawat nih." Atra mengambil kunci motor yang sengaja ia letakan diatas meja sambil bergegas memakai kedua sepatunya. "Gawat kenapa?" Yaya menatap Atra yang masih sibuk mengikat tali sepatu.

"Ibu tau gue bolos sekolah lagi, dan sekarang dia lagi ada di kost-an." Atra bergegas menuju motornya yang terparkir rapih bersebelahan dengan motor kakak laki-laki Yaya, "Mampus lo." Yaya tertawa kemudian menepuk baju seragam Atra.

"Jangan bolos lagi, kan udah gue bilang gue bisa pulang sendiri. Dari dulu bandel lo gak ilang ilang bingung gue." Yaya menyenderkan badannya pada motor matic berwarna hitam itu, "Gue gak pernah ngerasa aman kalo lo enggak dianter pulang sama gue." Atra kemudian memasang helmnya.

Ice cube [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang