04 :: Insiden

50 15 0
                                    

Gak ada yang lebih sakit saat tau bahwa orang yang lo suka malah suka sama temen lo sendiri.
-Atra.

***

Gretta menghembuskan nafasnya kasar, saat Ratu terus saja membicarakan Iqlam dihadapannya. Ia geram dengan ocehan teman sebangkunya ini sejak tadi, tak usai-usai berbicara tentang Iqlam.

"Ta, hari ini ikut main gak?" Tanya Hana, Gretta pun otomatis memutar tubuhnya dan menumpu dagunya menggunakan tangan.

"Dimana?" Kemudian Hana mencolek pundak Yugo, "Kerumah lo boleh kan?" Yang dibalas anggukan oleh Yugo. "Rumah Yugo, lo bawa motor kan?" Hana mengeluarkan handphone bermerek nya sambil mengarahkan kamera yang terdapat pada handphone tersebut pada buku catatan milik Mera yang ada dihadapannya.

"Bawa kok." Gretta mengedipkan sebelah matanya, "Rat, lo ikut kan?" Gretta menyenggol bahu Ratu yang masih asyik mengoceh. "Enggak lah, ngapain gue ikut? Gue kan sibuk. Soalnya gue kan ada ac-" Gretta membekap mulut Ratu yang membuat kepala Gretta pusing dengan ocehannya. Membuat Ratu bungkam, ia cemberut sambil menyeka bibirnya dengan tangan, "Tangan lo bau terasiii." Ricuhnya.

"Ye, daripada lo bau daki landak." Sahut Gretta kembali melanjutkan tugas yang harus dikerjakannya.

Sepulang sekolah. Gretta dan Yugo berjalan bergandengan menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan mereka, tatapan-tatapan yang dilontarkan orang-orang yang berada disekitar mereka membuat Gretta risih. Sehingga Gretta pun bertanya pada Yugo.

"Mereka pada kenapa sih?" Tanya Gretta sambil menolehkan pandangannya pada segerombolan anak laki-laki dan anak perempuan yang sedang menunggu jemputan mereka. Yugo menepuk jidatnya sebelum berkata, "Lo gandeng gue goblok!" Sahut Yugo, Gretta pun memelintir lengan cowok itu, "Heh! Babi gulung! Gue gak goblok!" Makinya kemudian berjalan kearah motornya yang terparkir rapih disebelah motor kakak kelasnya.

"Eh Ta, sendiri aja?" Sapa seseorang, "Eh iya kak, enggak kok. Tuh sama Yugo." Gretta megambil kunci motornya didalam saku, dan mencoloknya kemudian memakai helm nya. "Kak duluan ya." Gretta tersenyum sambil melambaikan tangannya saat merasa dirinya sudah siap untuk berkendara.

"WOI ANAK MOA! CEPETAN! KESIAN MAMI GUE TAR KEPANASAN JADI AYAM PANGGANG!" teriak Gretta pada Yugo yang masih sibuk membetulkan rambutnya dikaca spion.

Samuel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik kelasnya yang sangat menggemaskan itu, dilihatnya Gretta turun dari motor hanya untuk membetulkan letak helm yang dipakai Yugo. Padahal sepertinya anak itu sengaja memakainya seperti itu, "Begini pakainya! Maneh teh orang mana hah? Kampung bener, heran." Gretta menggerutu, kemudian ditertawai oleh Mang Jupri. Salah satu tukang parkir disekolah mereka.

"Neng Tata teh lucu pisan ya kang," kata mang Jupri menghampiri Samuel, Samuel pun menyerahkan uang dua ribu kepada mang Jupri. "Iya mang, gemesin banget." Kekehnya.

Gretta menyeka bulir keringatnya yang mulai menetes akibat kepanasan menunggu Hana yang sedang enaknya jajan di kantin, Gretta mengeluarkan handphone nya dan menelefon Hana berkali-kali.

"Ayo!" Yugo menaikkan kaca helmnya saat melihat wajah mengenaskan Gretta, "Loh kok lo bareng sama Iqlam?" Gretta kembali bertanya saat melihat Iqlam duduk manis dikursi belakang.

"Cepetan! Panas!" Iqlam menepuk pundak belakang Yugo, "Gretta nya tar dulu lah." Iqlam sedikit melirik kearah Gretta, kemudian kembali berbicara. "Udah tinggalin aja." Gretta pun naik pitam saat Iqlam berbicara seperti itu.

Ice cube [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang