10 :: Berubah

43 4 0
                                    

Seburuk apapun sifat seseorang berubah, perubahan yang dia lakukan pasti untuk yang terbaik bagi dirinya.
-Ratu.

***

Tidak cuma Gretta yang menyadari perubahan
Atra yang terjadi belakangan ini, bahkan teman-teman sekelasnya juga merasakan hal yang sama. Seperti Gretta melihat diri lain atau sisi lain dari Atra yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, seakan terungkap. Sebenarnya Atra hanya lalai, belakangan ini dia sering sekali membolos. Bahkan tugas sebagai ketua kelas pun tidak lagi ditanggungnya.

Yudis yang menggantikan Atra jika dia tidak ada dikelas ataupun membolos, bahkan anak-anak kelas pun ikut membenci sikap baru Atra. Dia seperti hilang kendali dan tidak terkontrol, dan Gretta benci melihat Atra jadi seperti itu. Ia ingin Atra kembali, namun sepertinya itu tidak akan mengubah keadaan.

"Kok Atra sekarang jadi ngeselin sih." Icha menggerutu, karena belakangan ini Icha dan Atra juga sering beradu mulut. "Ternyata nggak cuma gue yang ngerasa gitu ya." Gretta bertutur, sedikit menunduk. Menutupi raut wajahnya yang terlihat murung. Elsa hanya membantu mengelus punggung Gretta agar temannya itu dapat lebih tenang.

"Atra dimana sih?!" Hana datang membawa tumpukan buku Sosiologi yang dibantu dengan Yudis, "Enggak bener banget jadi ketua kelas itu anak!" Sayna ikut mengomentari, dibalas oleh teman-teman yang lain.

"Yaudah kita adain pemilihan ulang aja." Saran Yudis yang kemudian kembali dikomentari oleh Clara, "Kenapa enggak lo aja yang jadi ketua kelas Dis," Yang dibalas gelengan oleh cowok itu. "Begini terus aja udah capek gue, diomelin guru sana-sini." Tuturnya.

Atra datang kemudian duduk dikursinya, anak-anak kelasan mencoba bertanya apa yang terjadi pada Atra. Dan mencoba membuat cowok itu kembali betah berada dikelas, dan tidak kabur-kaburan lagi seperti tahanan.

"Bosen gue dikelas ini, gak seru." Ucapan yang keluar dari mulut Atra membuat Gretta menolehkan kepalanya dengan cepat, "Gue tau Mon, lo emang lagi deketin Jessy. Tapi ya enggak sampe begini juga kali, kasian tuh Yudis jadi keteteran megang tugas-tugas lo." Sahut Cella dari tempat duduknya, yang dibalas tatapan tajam dari Atra, "Yaudah, tinggal ganti aja. Gampang kan?" Cowok itu kembali berdiri dan berjalan pergi.

"Dih," Dengusan dari Icha terdengar jelas oleh Atra namun cowok itu mengabaikannya.

Gretta terpaku melihat kejadian barusan. Ratu yang menyadari perubahan sikap Gretta langsung bertanya pada temannya itu, "Ta, lo enggak apa-apa?" Gretta menggeleng cepat kemudian tersenyum, "Gue harus kenapa emang?" Katanya sambil menyembunyikan kekecewaan yang mendekam dihatinya.

Gretta keluar kelas berniat untuk mencuci wajahnya ditoilet, namun ia berpapasan dengan Atra. Gretta tersenyum hangat seperti biasanya, namun dibalas lirikan tajam oleh Atra. Gretta tidak menyangka kalau Atra akan menabrak bahunya sekeras itu, padahal sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja.

"Lo berubah," Gretta memberanikan diri mengucapkan hal itu pada Atra, cowok itu diam. Kemudian membalikan badannya menghadap ke arah Gretta, "Gue? Berubah?" Atra menunjuk dirinya sendiri.

Gretta memperhatikan lamat-lamat cowok itu, "Gue gak pernah berubah, mungkin lo yang baru tau." Seakan tersambar petir, kini Gretta tidak bergeming dan diam di tempat.

"Terasa asing, menyapa pun tidak sehangat dulu lagi." Gretta menyandarkan tubuhnya pada dinding koridor sekolah, berusaha sebaik mungkin menutupi kesedihan yang tergambar jelas diwajahnya.

Ice cube [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang