Queen berjalan gontai menuju kamarnya, tatapannya kosong. Ia bertanya-tanya mengapa harus ia, mengapa harus dirinya, kenapa bukan kak Tara yang sudah mapan atau kak Alfa yang keliatannya sudah siap juga. Kenapa harus dirinya. KENAPA?!.
Queen membuka pintunya kemudian menutupnya dengan membanting pintu itu. Tak peduli pintu itu akan rusak atau bagaimana, intinya ia kesal dan kecewa sekarang.
Ia terduduk di samping tempat tidurnya, menelengkup kepalanya dan memeluk ke dua lututnya. Queen menangis sejadi-jadinya "Kenapa harus aku?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Queen mendongakkan kepalanya, melihat jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya yang berwarna putih bersih itu. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Queen berdiri dari duduknya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya serta mengganti bajunya dengan piyama sebelum tidur.
Queen keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama berwarna kuning dengan gambar chimmy salah satu karakter dari BT21. Ia berdiri di depan cermin riasnya memperhatikan mukanya yang kusam dan pucat disertai mata bengkaknya. Untunglah besok adalah hari minggu, jadi ia tak perlu menyiapkan alasan ketika kedua temannya itu bertanya tentang kondisinya sekarang.
Di atas tempat tidur Queen gelisah ia tak dapat memejamkan kedua matanya. 'Apa tadi aku keterlaluan ke Papa?' tanyanya pada dirinya.
'Seharusnya aku tidak mengatakan itu tadi, pasti sekarang Papa marah. Aku udah ngecewain dia lagi' Queen merenungkan tindakannya tadi, seharusnya ia tak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. 'Papa benar, ini semua demi kebaikan aku. Tapi, apa salahnya?' Queen memejamkan matanya, menahan agar air matanya tak keluar.
Ia meraih HP-nya yang tergeletak begitu saja di sampingnya, ada satu notif dari nomor yang tidak ia kenal. Queen mengerutkan keningnya menimbang-nimbang akan membalas pesan itu atau tidak.
+6289245xxxxxx
P
P
Ini Queen?Karena penasaran Queen akhirnya membalas pesan itu
Iya, ini siapa?.
Setelah mengirimkan pesan itu Queen kembali meletakkan HP-nya di tempat semula, tak ingin memikirkan itu dulu. Ia kemudian mematikan lampu di kamarnya dan terlelap.
✨✨✨
Queen masih terlelap dalam selimut tebalnya yang menutupi tubuhnya hingga ke dada, ia mengerjapkan matanya saat sinar matahari pagi mengenai wajahnya dari balik celah-celah jendelanya. Ia melenguh kemudian bangun dari tidurnya dengan mata yang belum terbuka sempurna, melirik ke arah jam weker yang biasa membangunkannya dan merusak mimpi indahnya itu.
Queen bangun terlebih dahulu sebelum jam weker itu berbunyi, biasanya ia akan memaki jam itu baru kemudian bangun. Tapi mengapa hari ini berbeda? Entahlah Queen juga tak tau mengapa.
Ia turun dari tempat tidurnya, masih tak tega rasanya meninggalkan tempat itu. Berjalan gontai menuju ke kamar mandi dengan mata yang setengah terbuka. Dugh kepalanya terbentur dengan lemari di depannya.
"Aishh siapa yang naroh lemari sembarangan sih?! Aku laporin Papa di penjara kamu?!" Makinya dengan mata menatap tajam ke arah lemari tadi.
Ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda akibat kecelakaan tadi. Berbeda dengan yang tadi sekarang kesadaran Queen sudah 90% jadi tak usah khawatir ia akan menabrak sesuatu lagi.
Setelah selasai mandi dan memakai baju santai yang biasa ia kenakan, Queen turun ke bawah untuk sarapan bersama anggota keluarganya yang lain. Ia menuruni tangga dengan wajah yang ceria, seakan ia melupakan kejadian kemarin malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Story
Roman pour AdolescentsIni cerita tentang AKU Queenshaa Annastasya Meisya Bagi semua org, hidupnya 'SEMPURNA', dikelilingi keluarga, sahabat, harta, dan wajah yang menawan. Tapi siapa sangka dia menyimpan 'RINDU' yang mendalam terhadap seseorang, 'SESEORANG' yang sampai...