[TWELVE]

16 2 0
                                    

"BUNDA!!!!" Teriak Queen heboh saat melangkahkan kakinya memasuki rumah megahnya.

Para asisten rumah tangga yang bertugas pada saat itu menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut-kejut terheran-heran. Ada apa lagi yang terjadi dengan anak perempuan satu-satunya dari keluarga Redendra itu.

"Ada apa sayang?" Tanya Amera saat akan menuruni anak tangga. Ia sedikit tergesa-gesa karena mendengar suara teriakan dari putrinya itu.

"BUNDA! QUEEN MAU TANYA!" ujarnya kemudian mendekat ke arah sangat bunda.

"Iya, iya. Tanya aja, tapi jangan teriak-teriak kayak gitu sayang" Ucap Amera dengan sorot mata yang penuh akan kasih sayang.

"Maaf bunda" Queen terkekeh di akhir kalimatnya. "Queen penasaran sih, makanya teriak" Lanjutnya.

Amera menggelengkan kepalanya pelan.

"Duduk dulu, bicara baik-baik" Ajaknya kemudian menarik tangan Queen untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Ada apa?" Tanya Amera kemudian.

"Tapi bunda janji yah bakalan jawab!" Ujar Queen

"Iya Queenshaa"

"Queen mau tanya, Queen kan di jodohin nih, Bunda tau gak Queen di jodohin ama siapa?" Tanya Queen. Ia mengunci pandangannya ke arah Amera yang terlihat gelagapan menanggapi pertanyaan Queen.

'Aku jawab sekarang atau tidak?' batin Amera. Ia ingin kalau yang memberitahu Queen tentang siapa yang akan di jodohkan dengannya itu Redendra, bukan dia. Tapi melihat ekspresi Queen yang sangat penasaran membuatnya kasihan.

"Bunda jawab nih?" Bukannya menjawab, Amera malah bertanya balik ke Queen.

"Yaiyalah bunda, kan udah janji" Jawab Queen. Sedari tadi ia gelisah mengingat apa yang Vinka ucapkan tadi. Kalau benar ia di jodohkan dengan kakak laki-laki sahabatnya itu, bisa jadi apa nasibnya?. Ia tak ingin mati muda karena harus menghadapi cowok dingin nan cuek seperti Reyhan.

"Tapi kata papa kamu dia yang bakalan kasi tau kamu" Kata Amera kemudian tersenyum ke arah Queen.

"Yahh bunda, papa kan pulang dari Jepang minggu depan. Lama bunda" Rengek Queen. Ia tak bisa menunggu selama itu, sehari saja hidupnya sudah tak tenang.

"Yaudah iya, tapi spoilernya aja yah"

"Kenapa ngak sekalian namanya aja sih Bun" Queen menampakkan puppy eyes-nya serta mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil yang ingin di belikan es krim.

Amera menghela nafas pelan. "Oke-oke, bunda kasi tau" Amera pasrah. Tohkan Queen akan tau juga pada akhirnya.

"Dia Reyhan, kenal kan?" Lanjut Amera.

Queen diam membeku, matanya membelo serta mulut yang terbuka sedikit. Ia merasa dunianya akan berakhir lebih cepat.

"Re-reyhan?" Ucapnya tergagap dengan mukanya yang minta di tata ulang.

Sejurus kemudian ia mendengus kasar. Tamatlah sudah mimpinya yang bercita-cita berjodoh dengan seseorang yang mukanya sebelas duabelas dengan artis Korea kesayangannya.

"Yah, gagal deh mimpi gue yang pengen nikah ama kembarannya jungkook" Gumamnya pelan. Ia mengerucutkan bibirnya dan menyentakkan kakinya ke lantai rumahnya yang tak tahu apa-apa itu.

"Kenapa sayang?" Tanya Amera saat melihat perubahan ekspresi wajah Queen yang dapat berubah dengan cepat.

"Bun, gak ada orang lain kek gitu" Tawarnya dengan tatapan minta di tendang. Eh salah, maksudnya minta di kasihani.

"Itu udah keputusan papa kamu, udah di setujui juga sama keluarganya Reyhan" Ucap Amera menenangkan. Ia tahu pasti keputusan yang di ambil Radendra  akan sedikit memberatkan putrinya.

Queen menghembuskan nafasnya pelan. Kalau udah kayak gini mah, lebih baik pasrah. Mau gue demo ataupun mogok makan pun, papa gak akan rubah keputusannya. "Yaudah Bun, Queen mau masuk kamar dulu. Mau meratapi nasib" Ucapnya kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan gontai menuju kamar kesayangannya.

✨✨✨

Queen berjalan gontai memasuki kamarnya. Menaruh tasnya sembarangan dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya.

Queen meracau tak jelas. Tak habis pikir dengan jalan hidupnya kedepan. Haruskah ia terima dengan lapang dada? Ataukah ia memberontak?.

"Gini amat sih nasib jodoh jungkook yang tertunda ini" Ujarnya kemudian bangun dari tidurnya, berjalan menuju lemari besar yang berada di salah satu sisi kamarnya, mengambil asal baju untuk ia akan kenakan.

Fire,,, suara dering handphonenya berbunyi menandakan adanya panggilan masuk. Ia berjalan malas meraih handphonenya yang tergeletak tak berdaya di atas tempat tidur.

Ia langsung menekan tombol hijau tanpa ingin mengetahui siapa yang meneleponnya.

"QUEEN!!!"  Pekik lawan bicara.

Queen reflek menjauhkan handphone tersebut dari telinganya. Tak ingin hal yang tidak-tidak terjadi menimpa telinganya itu.

"Gausah pake teriak VINKA!" Semprotnya begitu mengetahui yang meneleponnya adalah spesies langka yang berwujud sebagai sahabatnya.

Terdengar kekehan di paksakan dari seberang. "Sory Queen ku sayang"

"Najis" Cibir Queen.

"Oh iya Queen. Lo udah nanya sama orang tua lo soal jodoh-jodoh itu?" Tanya Vinka.

"Hm"

"Lo udah tau?"

"Hm"

"Kaget ngak?"

"Hm"

"Hm, hm mulu sih Queen. Mulut lo cedera?" Protes Vinka.

"Ya ngak lah" Elak Queen "Gue cuma malas mau bahas masalah itu. Bawaannya jadi badmood" Lanjut Queen. Ia berjalan menuju jendela kamarnya kemudian membukanya sedikit, membiarkan angin sore menyapa wajahnya.

"Lo kan emang moody-an"

"Apa lo bilang?!" Tanya Queen, nada suaranya meninggi.

"Ngak. Udah dulu yah, gue mau mandi. Bye!" Vinka mematikan sambungan telepon secara sepihak. Padahalkan Queen belum mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

Queen mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela yang menyuguhkan pemandangan taman samping rumahnya yang terawat dengan baik. Ririn yang sangat mencintai bunga terlebih bunga mawar putih membuat rumah megah itu tampak indah nan asri.




Halo!! Maaf yah kalau updatenya lama
Slow update soalnya:)

Sya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang