Beberapa hari terakhir ini kondisi kesehatan Seokjin kurang stabil ia sering merasa mual dan pusing
Diputuskannya siang ini akan pergi memeriksakan diri ke dokter
Seusai bersih bersih seperti yang biasa ia lakukan, Seokjin akan pergi ke rumah sakit sesuai yang ia rencanakan
Bisa dibilang seperti itulah gaya Seokjin, sederhana namun terlihat sangat elegan dan berwibawa
Saat sampai di RS Seokjin diperiksa dan hasilnya cukup mengejutkan
"Selamat Ny. Seokjin anda hamil. usia kandungan anda sudah memasuki satu bulan" jelas Dokter itu ramah
Seokjin terkejut bahagia, ternyata gejala yang ia alami belakangan ini karena faktor kehamilannya
Seokjin cukup terharu mengelus perut yang masih rata dengan tatapan sayu dan senyum tipis
"sebaiknya anda jangan melakukan pekerjaan yang berat dan sering seringlah memakan buah buahan jaga lah kesehatan anda Ny. Seokjin" saran ibu Dokter itu di angguki Seokjin patuh penuh senyum kebahagiaan
Sekarang Seokjin tengah berjalan di trotoar, senyumnya tak luntur sama sekali sejak mengetahui jika ia hamil
"Bagaimana cara nya bicara sama Taeyhung? Seperti apakah reaksi nya jika mendengar kabar bahagia ini" gumam Seokjin menghayalkan reaksi suaminya itu jika mendengar kabar bahagia darinya
Brukh
"Aww" pekik Seokjin kesakitan sambil melindungi bagian perutnya
Seseorang menambrak nya cukup keras hingga mengakibatkan ia terjatuh pada permukaan trotoar
"Mianhae" sebuah tangan terulur membantunya, dengan ramah ia menerima uluran itu
"Terimakasih" ujar Seokjin membungkuk hormat
"Maaf kan saya, apa nona tidak apa² apakah ada yang terluka?" Tanya Pemuda itu cemas karena merasa bersalah
Seokjin tersenyum hangat "saya baik² saja tuan"
Tangan kokoh pria tersebut terulur seolah meminta untuk berkenalan "Oh perkenalkan nama saya Kai"
Dengan rendah hati Seokjin menerima jabatan perkenalan dari kai "saya Seokjin, senang berkenalan dengan anda"
Kai cukup terkejut mendengar nama itu, nama yang sering di keluhkan Irene padanya
"Namamu sangat cantik nona Seokjin" puji Kai melepas jabatan tangannya pada Seokjin
"Terimakasih tuan"
"Kai, panggil aku Kai saja"
"Ah terimakasih Kai"
"Apakah boleh saya memanggil nona dengan nama nona?"
"Ah tentu Kai" ramah Seokjin tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit sangat cantik
Entah mengapa Kai menghangat melihat senyum cerah Seokjin
Tanpa sadar Kai menggumamkan kata cantik dan itu tertangkap oleh Indra pendengaran Seokjin sayangnya terdengar samar²
"Anda mengucapkan sesuatu?"
"A-ah tidak. Mmmm,, bagaimana kalau aku mentraktir mu makan sebagai rasa bersalahku telah menabrakmu tadi. Sekedar memberitahu saya tidak menerima penolakan"
"Baiklah, jika itu tidak merepotkan anda"
Berakhirlah mereka berdua makan siang bersama di satu cafe terdekat
Tak terasa mereka sudah menjadi sangat akrab karena kejadian tak terduga yang mereka alami beberapa waktu tadi
"Terimakasih atas traktir-annya Kau sampai jumpa" pamit Seokjin bersahabat
"Sama sama Seokjin"
Mata obsidian Kai menatap kepergian Seokjin "Dia tak seperti yang Irene bicarakan"
.
.
.
Seokjin berada dalam kamarnya duduk menatap lembar hasil pemeriksaan nya dengan hati yang berbunga bunga
"Eomma akan menjaga mu baby. Tenang² lah disana jangan nakal dan tumbuhlah dengan baik didalam sana, Eomma tidak sabar melihat ekspresi Appamu mendengar kabar bahagia ini"
Dari arah luar kamar Irene sudah menguping
wajahnya tercetak kebencian dan ketidaksukaan yang teramat
"Oke mari bermain Seokjin" smirik Irene muncul penuh arti
Prang
Terdengar suara benda pecah dari dapur membuat Seokjin harus mengeceknya
Terlihat Irene berdiri disana sambil bersidekap dada dengan mata sinis menatap Seokjin tidak Suka
"Irene-shi apa yang terjadi, apa kau terluka?" Cemas Seokjin mendekat pada Irene
Tangannya bergerak mengambil pisau yang berada di sampingnya
Tatapannya terus terpaku pada Seokjin yang sudah nampak takut melihat ekspresi Irene yang tersenyum jahat sambil memegang pisau dapur yang sangat tajam
"Mau bermain Seokjin?" Irene mengangkat pisau yang digenggam nya sambil membolak balikkan benda tajam itu dengan sangat jahat
Seokjin nampak ketakutan luar bisa "Irene apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku hanya ingin bermain denganmu adik kecil"
"Irene jangan lakukan hal bodoh, kumohon. Jangan lakukan itu padaku, aku sedang mengandung anak Taeyhung" jelas Seokjin
"Justru karena anak itu aku ingin bermain denganmu"
"Irene ku mohon jangan lakukan itu. Kumohon ibalah kepadaku kasihani aku dan anak yang tengah aku kandung" Seokjin sudah takut hingga tubuhnya bergetar luar biasa
"Tenang aku tidak akan melukaimu, aku hanya ingin bermain"
Pisau tajam itu ia arahkan ke perut Seokjin membuat Seokjin ketakutan sambil melindungi perutnya. Air matanya sudah jatuh karena hal itu
"Irene kumohon hiks jangan~" ia jatuh menimpa lantai karena kakinya lemas ketakutan
"Aku pulang" saat mendengar suara Taeyhung yang baru saja pulang secepat kilat Irene menusukkan pisau tajam itu ke perutnya
"Akhh"
"IRENE!"
Seokjin takut luar biasa, ia merengkuh tubuh lemas Irene karena mengeluarkan banyak darah
"Tolong! Hiks Tolong! Irene bertahan lah"
mendengar teriakan sakit Irene membuat degup Jantung Taeyhung tak beraturan, firasat buruk menghantui pikirannya. tanpa tunggu perintah dari otaknya, Taeyhung lari ruang belakang
Tibanya disana Taeyhung melihat tubuh sang istri terkulai tak berdaya dengan lumuran darah diperutnya
"Sayang apa yang terjadi? Kenapa kau berdarah?" Rasa cemas begitu tergambar jelas Dimata pemuda ini
"S-seok j-jin m-membu nuh-kuh~" berakhir dengan Irene yang tak sadarkan diri
Seokjin terkejut dengan tudingan Irene padanya
Sedangkan Taeyhung menatap tak percaya Seokjin bisa melakukan ini
Melihat tatapan kebencian Taeyhung membuat Seokjin menggeleng kan kepalanya cepat tanda jika tudingan Irene itu tidak benar
.
.
.
TBC
P.8 kelar See you p.8
Voment juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a third person| Taejin [GS]
RomansaSeokjin yang menjadi orang ke.3 dalam rumah tangga seseorang. kehidupan yang menyiksa bagai babu yang di perlakukan kasar tak berperasaan oleh Irene yang berstatus sebagai orang pertama atau istri pertama dari seorang pemuda tampan 'Kim Taehyung'