7. Memanggil Kembali (PU)

4.1K 806 113
                                    

Renjun, Jeno, Jaemin, dan Chenle sedang berkumpul di ruang tengah dorm, mereka duduk di atas karpet membentuk lingkaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun, Jeno, Jaemin, dan Chenle sedang berkumpul di ruang tengah dorm, mereka duduk di atas karpet membentuk lingkaran. Jaemin dan Renjun masih perang dingin. Tak ada yang berbicara di antara mereka.

Jeno melirik Renjun dan Jaemin bergantian, menunggu mereka mengeluarkan suara, tapi setelah beberapa menit berlalu, mereka masih tetap diam. Jeno menghela nafas kasar, dengan terpaksa ia akan memulai pembicaraan.

"Jadi, kalian tidak mau berbicara?"

Renjun melihat Jeno, lalu melirik Jaemin, saat tatapan matanya bertemu dengan Jaemin, ia langsung membuang muka, begitu juga Jaemin. Mereka saling buang muka, tak ingin saling memandang satu sama lain.

Satu jam berlalu.

Tidak ada yang bergerak satu inchi pun, berbicara saja tidak.

Jeno sudah lelah rasanya, punggungnya sakit. Ia ingin meregangkan tubuhnya saat pintu dorm terbuka. Jeno bersorak dalam hati, akhirnya ia tidak akan terjebak dalam situasi perang dingin lagi karena Mark dan Haechan sudah kembali dari jadwal mereka.

"Kenapa kalian diam-diaman begitu?" tanya Haechan seraya melepas sepatu. Haechan lantas berjalan ke arah Renjun dan Jaemin, duduk di tengah-tengah mereka. "Sepertinya hawa di sini tak enak."

Mark memperhatikan anggota dream satu per satu, rasanya aneh saat melihat mereka sekarang hanya ber-enam, kurang satu anggota. Menyedihkan.

"Eh hyung, kurasa Renjun dan Jaemin bertengkar." Haechan berucap tiba-tiba, membuat si pemilik nama yang disebut langsung menatap tajam Haechan.

"Ada apa memangnya?" Mark ikut duduk di lingkaran, berada di tengah Chenle dan Jaemin.

"Renjun dan Jaemin bertengkar hyung, aku tak tahu apa masalahnya. Coba tanyakan saja, sejak satu jam lalu aku sudah di sini mengawasi mereka, tapi tetap saja mereka diam begitu." Jeno mengangkat tangannya ke atas, meregangkan tubuhnya.

"Kalian kenap-"

"Renjun duluan, hyung!" Jaemin tiba-tiba bersuara.

"Heh! Mana ada aku duluan. Kamu yang dari tadi ngajak ribut Na, aku kan udah berusaha ngomong sama kamu baik-baik."

"Engga! Kamu yang dari awal ngomongnya nggak santai. Kamu ngajak aku ribut, Ren."

"Engga Na, tadi aku udah coba bicara baik-baik, tapi kamu malah ngomong ngelantur, bilang kamu habis ketemu Nenek penjual kotak musik, padahal aku nggak liat ada orang lain di sana selain kamu."

Jaemin ingin membantah perkataan Renjun, tapi mulutnya terhenti saat mendengar ucapan Renjun. "T..tidak ada s..siapapun?"

"Iya, tidak ada siapapun."

Jaemin menggeleng kencang, berusaha keras menyangkal ucapan Renjun. "Kau pasti bohong kan, Ren."

"Tidak, aku punya bukti kalau aku tidak berbohong." Renjun mengeluarkan ponselnya dari saku baju, membuka galeri. Sebuah video ia putar, memperlihatkan Jaemin tengah berbicara sendiri di pinggir jalan, seperti orang gila.

Jisung's Adventure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang