24. Kebahagiaan Sesungguhnya (PU)

3.7K 600 58
                                    

Jaemin dan Mark segera membawa Jisung ke kamar, membaringkan tubuh anak itu di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin dan Mark segera membawa Jisung ke kamar, membaringkan tubuh anak itu di atas kasur. Member Dream lain yang kaget akan kepulangan Jisung langsung berkumpul di dalam kamar, menatap Jisung dengan raut wajah sarat akan kesedihan.

Jaemin mengambil posisi duduk di samping Jisung yang sudah dibaringkan, meminta tolong pada Renjun untuk mengambil air dan handuk kecil. Jaemin menempelkan punggung tangannya di dahi Jisung, hangat. Mungkin nanti setelah dikompres akan baikan.

Renjun kembali beberapa menit setelahnya, menyerahkan air di dalam baskom dan handuk kecil. Jaemin segera membasahi handuk, memerasnya, lalu menaruh handuk itu di atas dahi Jisung.

Cukup lama mereka bertahan dalam keheningan, hanya memandangi wajah Jisung yang masih tidak sadar. Para member Dream seakan enggan beranjak meninggalkan kamar, takut kalau mereka pergi, maka Jisung yang kini tengah berbaring di atas kasur itu menghilang lagi.

Jam dinding menunjukan pukul sebelas. Itu berarti sudah empat jam Jisung pingsan dan selama itu juga member Dream masih setia menunggunya.

Mark menghela nafas saat Jisung tak menunjukan tanda-tanda akan bangun. Mata Mark melirik para member, melihat raut wajah khawatir dan cemas yang sangat kentara dari mereka. "Kalian tidur saja, ini sudah malam. Biar aku dan Jaemin yang menunggu Jisung."

Member Dream saling tatap, lantas menggeleng.

"Percayalah padaku, Jisung akan sadar besok. Aku juga akan memastikan Jisung tidak akan pergi lagi."

Setelah beberapa paksaan dari Mark, akhirnya member Dream menurut dan kembali ke kamar mereka masing-masing.

"Kamu juga istirahat Na."

Jaemin menggeleng.

"Na, biar aku yang jaga Jisung. Kamu pasti lelah."

Jaemin menoleh ke Mark. "Hyung yang lebih lelah. Aktivitas hyung sudah banyak, jangan menambahnya lagi. Biar aku yang jaga Jisung."

Jaemin itu keras kepala, dan Mark sangat tahu akan sikapnya, maka dari itu Mark memilih menuruti perkataan Jaemin, tak ingin berdebat lagi. Mark menidurkan dirinya di atas kasur Jaemin, memejamkan matanya sampai ia jatuh tertidur. Tidak sulit bagi Mark untuk tidur, apalagi dengan segala aktivitas yang menguras tenaga, Mark jadi mudah tertidur dan sulit dibangunkan.

Jaemin tersenyum melihat Mark tidur, ia senang akhirnya Mark mendengarkannya walau sedikit terpaksa.

Pandangan Jaemin teralih pada Jisung. Wajah anak itu damai sekali, matanya tertutup rapat, bibirnya masih kering. Jaemin jadi penasaran, sebenarnya apa yang dilakukan Jisung sampai ia seperti kehilangan seluruh tenaga begini.

Pertanyaan lain juga bermunculan di kepala Jaemin. Kalau Jisung berada di dunia paralel tiga, kenapa Jisung tak terhapus? Lalu, bagaimana cara Jisung kembali ke sini padahal Jisung tak memiliki kotak musik lagi?

Jisung's Adventure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang