Park Jisung. Seorang maknae dari boy grup NCT yang dinaungi oleh salah satu agensi big three yakni SM Enterteinment, kini tengah berada di ruang latihan dance. Ia menatap bingung ruangan dengan kaca besar berjejer hampir memenuhi seluruh dinding.
Tatapannya berbinar begitu melihat bayangannya sendiri di kaca mengenakan kaus hitam kebesaran, celana levis, topi, serta masker hitam dan sneakers bagus. Seumur-umur, ia tak pernah mengenakan pakaian seperti ini walau dunia dimana ia tinggal begitu maju teknologinya.
Bisa dibilang dunia ini ketinggalan zaman untuk pakaiannya, tapi setidaknya Jisung masih bisa berganti baju dengan yang lain, tidak hanya mengenakan satu baju untuk setiap hari.
"Jisung, ayo latihan. Kita harus persiapan untuk tampil di NCT Dream Show sebulan lagi." Jaemin mendorong bahu Jisung ke posisi yang sebenarnya.
Saat ini mereka tengah latihan koreografi untuk lagu 123 yang akan mereka bawakan di NCT Dream Show bulan Desember mendatang. Memang sih sebelum ini mereka telah mengadakan NCT Dream Show, tapi bagi mereka latihan itu sangat perlu agar bisa tampil maksimal di depan penggemar mereka.
Jisung mau tidak mau menuruti perkataan Jaemin, walau ia tidak tahu harus melakukan apa. Ya mana ia bisa tahu gerakan dancenya seperti apa, melihat saja tidak pernah. Dan lagi, Jisung tidak bisa ngedance.
"Ayo semuanya berkumpul." Pelatih dance di depan sudah memberi isyarat untuk member dream agar segera berlatih. "Kita mulai ya. One two, one two three four ..."
Member dream mulai menari diiringi musik yang diputar keras memenuhi ruang latihan. Semuanya sudah menari di posisi masing-masing, hanya saja Jisung tidak tahu ia harus melakukan apa. Jadi ia hanya berdiri di tempatnya sambil melakukan gerakan dance kaku yang ia contek dari Haechan.
"Stop! Stop! Stop!" Teriakan pelatih membuat member dream menghentikan dance mereka.
"Ada apa coach?" tanya Mark kebingungan. Pasalnya ia dan yang lain tidak membuat kesalahan.
"Lihat Jisung, apa benar posisinya di situ? Dan lagi, dance macam apa yang ia lakukan? Kaku. Bukan tipe-tipe dancer sama sekali."
Semua member melirik Jisung serentak. Tatapan mereka macam-macam. Ada yang menatap bertanya, ada yang kesal, ada yang heran, dan lain sebagainya. Jisung sendiri hanya menggaruk tengkuknya, ia merasa aneh melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Secara kerjaannya sebelum di sini hanyalah makan, mencuri, tidur, dan minum alkohol. Ia sama sekali tidak ada bakat menjadi seorang idol.
"Maaf." Jisung menunduk, pura-pura sedih, padahal dalam hatinya ia ingin sekali menonjok orang yang katanya pelatih dance itu.
Jaemin yang melihat Jisung menunduk langsung berbicara membela Jisung. "Maaf coach, mungkin Jisung belum sembuh sepenuhnya. Jadi ia tidak bisa menari dengan baik."
Ucapan Jaemin tidak salah sih, tapi tidak benar juga. Memang, selama Jisung menghilang, agensi mereka menutup hal itu dari seluruh media, fans, bahkan keluarga Jisung sendiri. Dan pada saat member dream harus tampil di suatu acara, lalu fans tidak menangkap keberadaan Jisung, maka dengan secepat mungkin agensi langsung memberitahu bahwa Jisung sedang cedera dan tidak bisa menghadiri acara bersama dream. Persis seperti yang Jaemin alami tahun lalu.
Bedanya, cedera Jisung tidak berlangsung lama seperti Jaemin. Itu karena Jisung kembali dari penjelajahannya di dunia antah berantah lebih cepat daripada Jaemin yang sempat tertahan beberapa lama di dunia paralel karena kebodohannya.
Pelatih dance diam, tidak berniat menjawab pertanyaan Jaemin. Matanya masih memelototi Jisung yang telah melakukan kesalahan.
"Ulangi." Perintah itu terdengar mutlak sekali. Makanya para member dream langsung bersiap kembali di posisi mereka, namun lagi-lagi Jisung tidak menari dengan benar. Bahkan ia terlihat tidak tahu menahu tentang gerakan dance yang sedang dilatih.
"Stop!" Pelatih dance menghentikan musik. Berjalan menuju Jisung dengan tatapan penuh amarah dan kesal. "Yak! Park Jisung! Kau ini dancer. Kenapa menari saja tidak becus? Bisa menari tidak sih?"
Jisung yang mendengar hinaan itu rasanya ingin meninju orang di depannya yang kini berdiri bertolak pinggang. "Cih, katanya kau pelatih, tapi melihat orang yang dilatih melakukan kesalahan saja sudah marah besar. Apa kau benar seorang pelatih? Jangan-jangan kau datang ke sini hanya untuk cari uang tanpa memiliki skill apapun." Jisung balas tatapan pelatih dance padanya dengan tatapan menghina.
"Park Jisung!"
Adu tatapan tajam terjadi di ruang pelatihan. Suasana tiba-tiba terasa menegangkan sekali. Member dream bahkan cukup syok menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Maknae mereka, Park Jisung, yang terkenal penurut dan selalu patuh pada siapapun kini tengah membantah pelatih dance mereka, bahkan berani menatap tajam pada yang seharusnya dihormati.
Tidak ada pembicaraan setelah pelatih dance membentak Jisung cukup keras. Member dream yang lain juga tak berbuat apapun sampai manajer dream masuk ke ruang pelatihan membawa beberapa minuman untuk para member.
"Ada apa ini?" tanya manajer dream begitu mendapati suasana tak menyenangkan di dalam ruang latihan.
Pelatih dance menolehkan pandangannya ke manajer dream. "Lain kali tolong ajari artis kalian dengan baik. Setidaknya menjadi idol juga perlu tata krama dan sopan santun," ucap pelatih dance itu tajam, lalu berbalik pergi meninggalkan ruang latihan.
Jisung menatap tak suka punggung pelatih dance yang kini sudah hilang di balik pintu. Ia melipat tangan di depan dada tanpa tahu bahwa manajer dream kini melihatnya penuh tanya.
"Ada yang bisa jelasin apa yang baru terjadi?" tanya manajer dream pada semua member.
Member dream tak menjawab, mulut mereka bungkam. Di samping terlalu kaget akan sikap Jisung, para member juga ingin melindungi Jisung. Mereka tak mau Jisung pergi lagi karena merasa tak nyaman akan hidupnya sebagai idol seperti yang sudah Chenle bilang. Maka dari itu mereka memilih diam saja.
"Tidak ada yang mau menjawab?" tanya manajer dream lagi.
Para member tetap diam, mengunci mulut mereka.
"Baiklah, saya bisa tanya sendiri dengan pelatih kalian." Setelah berucap demikian, manajer dream langsung pergi keluar ruang latihan, menyusul pelatih dance yang sudah pergi lebih dulu.
Jisung mengangkat bahu tak acuh begitu tatapan para member tertuju padanya. "Aku tak suka orang lain membentakku. Bahkan kedua orang tuaku saja tidak begitu padaku." Jisung membalikan tubuhnya, ia ikut pergi dari ruang latihan.
Ah tidak, bukan hanya dari ruang latihan, tapi dari gedung agensinya yang memang menjadi tempat para idol di agensi SM berlatih.
"Jisung kenapa?" Pertanyaan pertama keluar dari mulut Chenle. Ia sungguh tidak tahu apa yang terjadi dengan teman sepermainannya itu. Chenle seperti tidak mengenal Jisung sama sekali.
Haechan yang ada di samping Chenle merangkul yang lebih muda, lalu tersenyum. "Mungkin Jisung lelah, dia kan baru kembali dari perjalanan jauh. Anggap saja begitu."
Para member lain akhirnya menganggap ucapan Haechan ada benarnya, tapi tidak dengan Jaemin. Ia merasa Jisung aneh, seperti bukan Jisung saja.
Menurut Jaemin, walaupun Jisung merasa lelah, ia tidak akan bersikap seenaknya pada orang yang harus dihormati. Jisung mengerti jelas tentang tata krama dan sopan santun, bahkan terhadap hyungnya saja, Jisung kadang masih sungkan untuk berbicara dengan santai karena ia sangat menghargai orang yang lebih tua darinya.
"Jisung aneh. Kenapa dia begitu?"
Tbc.
Cuma mau ngasih tahu, bentar lagi bakal terjadi sesuatu yang waahhhh😂😂😂:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Jisung's Adventure ✔
FanficPUS || Parallel Universe Series #Book 1 Jisung secara tidak sengaja menemukan kotak musik milik Jaemin di dalam lemari. Kotak musik itu bukanlah kotak musik biasa, melainkan sebuah kotak musik yang bisa membuka gerbang ke dunia paralel. Jisung yang...