18

510 87 16
                                    

Sayup-sayup suara ketawanya Daniel bikin tidurnya Seongwoo sedikit terusik.

Kepalanya berat.

Mungkin karena pengaruh alkohol tadi malam. Atau karena pusing mikirin perasaannya yang gak jelas dan sedikit mulai goyah.

Seongwoo mulai bangkit dari tidurnya. Dia nepuk-nepuk kepalanya sambil meringis kesakitan. Dia mulai mengedarkan pandangannya ke sekitarnya dan mencoba untuk mengingat percakapannya dengan Daniel tadi malem.

"Udah, gue gak inget ngomong apaan." Decaknya kesal.

Gue sayang sama Nara, tapi gue sayang sama Sejeong juga. Mereka berdua orang yang seharusnya disayangi, kan? Gue brengsek ya?

Seongwoo sedikit tersentak dengan apa yang baru saja melintas dikepalanya. "Serius gue ngomong gitu sama si Daniel semalem?" Gumamnya.

"KUDANIIIILLLLL!!!!" Seongwoo teriak-teriak sambil lari nyamperin Daniel yang lagi ketawa-ketawa sambil nonton dan packing barang-barangnya.

Daniel langsung noleh. "Udah bangun, lo? Tuh gue bikinin sup buat pengar." Kata Daniel santai.

"Urusan sup bisa belakangan." Kata Seongwoo. Sekarang dia udah ada disampingnya Daniel.

Daniel menatapnya bingung. "Terus mau ngapain? Mau bantuin gue?" Tanya Daniel.

Seongwoo menggelengkan kepalanya. "Semalem gue gak ngomong macem-macem, kan?" Tanya Seongwoo.

"Macem-macem. Ngaco juga." Tukas Daniel.

"Gue ngomong apa aja emang?" Tanya Seongwoo.

Daniel menatap Seongwoo sedikit sinis. Dia gak bisa lupain apa yang Seongwoo bilang semalem. Bener-bener gak bisa lupain.

"Ya gitu deh. Ngomongin si Nara sama Sejeong. Katanya lo udah goyah. Sayang lah sama dua-duanya. Serakah banget sih hidup lo, Bang! Gue kira lo udah berubah, masih aja ya jadi playboy." Tukas Daniel.

Seongwoo langsung mengacak-acak rambutnya frustasi.

Daniel menatap Seongwoo. "Yang lo omongin semalem itu beneran, Bang? Lo beneran udah mulai goyah gara-gara Sejeong?" Tanya Daniel.

"Gue gak tau. Gue aja bingung, Niel." Jawab Seongwoo.

Daniel langsung menepuk pundaknya Seongwoo dan tersenyum simpul. "Dari jawaban lo, gue tau perasaan lo yang sebenernya sekarang, Bang. Sejeong udah mulai masuk di hati lo lagi." Kata Daniel.

Seongwoo hanya terdiam dan merutuki dirinya sendiri.

"Gak ada yang berhasil emang dalam pertemanan antara cowok dan cewek." Kata Daniel.

"Terus gue harus gimana dong, Niel? Gue bingung beneran ini. Gue gak tau kalo gara-gara kebersamaan gue sama Sejeong selama ini, perasaan gue ke Nara bisa goyah lagi." Kata Seongwoo.

"Terserah lo mau gimana. Ya kalo emang lo gak bisa nahan tuh perasaan lo ke Sejeong, resikonya lo harus ninggalin Nara lagi kayak dulu dan Nara gak akan pernah percaya sama lo lagi. Kalo lo emang sayang sama Nara, dalam artian beneran sayang, lo bakal terus memperjuangkan dia dan jaga jarak sama Sejeong. Ya yang namanya pacaran kan banyak godaannya, ya?" Ujar Daniel.

Seongwoo terus mengacak-acak rambutnya frustasi dan berdecak sendiri. Gimana bisa sih perasaan gue ke Nara berubah dalam sekejap aja. Seharusnya gak boleh.-Seongwoo.

"Kalo lo kembali sama Nara cuman buat nyakitin dia aja, mending lo nyerah aja. Kasian Nara." Kata Daniel.

"Gue pengen bahagiain dia, Niel. Tapi gak tau kenapa malah jadi gini." Ujar Seongwoo.

A Piece of Love (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang