9

584 117 27
                                    

Seperti biasa, hari-hari Seongwoo dihabiskan untuk bekerja. Hari ini dia berangkat pagi-pagi, karena mau ketemu Nara. Semakin hari, perasaan Seongwoo semakin yakin untuk Nara. Goyahnya Seongwoo beberapa hari lalu itu hanya goyah tidak berdasar kata Bundanya. Semuanya karena ketakutan Seongwoo yang berlebihan.

Fyi, Seongwoo juga udah berhenti untuk merokok lagi. Karena setiap dia mencoba untuk merokok, bayang-bayang Nara waktu dulu selalu muncul dan seketika bikin Seongwoo takut. Mukanya polos tapi garang. Nara bisa nerkam Seongwoo kapan aja kalau Seongwoo mau.

"Woo, lo ngapain disini?" Tanya Minhyun yang baru aja keluar dari rumahnya bareng Seonho.

"Mau ketemu Nara. Gue bawain sarapan buatannya Bunda buat dia." Kata Seongwoo sambil nunjukin kotak makanan ke mereka berdua.

"Emang lo gak dikasih tau sama Nara?" Tanya Minhyun.

Seongwoo menatap Minhyun bingung. "Emang Nara kenapa?" Tanya Seongwoo. "Wait, jangan bilang Nara kabur lagi dari rumah? Kapan? Kenapa? Kenapa dia harus pergi lagi? Anjir, tuh anak hobby banget kabur. Jangan bilang kalau gue nikahin dia suatu saat dia bakal kabur? Aarrrgghhhhh..." Seongwoo tiba-tiba frustasi.

Minhyun dan Seonho malah cekikikan melihat Seongwoo. "Santai dong, Kak. Lagian Kak Nara gak bakal berani kabur lagi. Matanya papah ada dimana2, dia selalu diawasin." Ujar Seonho.

"Terus? Nara kenapa? Kemana?" Tanya Seongwoo.

"Dia pagi-pagi banget udah berangkat, pakaiannya super rapi. Dia buru-buru, tapi gak bilang kemana. Diliat dari penampilannya sih dia kayaknya ada panggilan kerja? Soalnya beberapa hari ini dia ngeluh kesepian gitu dirumah." Ujar Seongwoo.

"Nara? Kerja? Lo gak salah, Min? Seorang Hwang Nara yang manjanya kadang gak ketulungan itu mau kerja?" Tanya Seongwoo.

Minhyun langsung noyor kepalanya Seongwoo dan Seonho menendang kakinya. "Yang lo omongin itu adik gue, ya!" Tukas Minhyun.

"Tau nih, gak sopan banget ngomongin orang." Ujar Seonho.

"Maaf. Lagian kenapa Nara tiba-tiba mau kerja coba?" Tanya Seongwoo.

Minhyun dan Seonho mengangkat kedua bahunya bersamaan. "Mungkin dia dapet pencerahan? Atau mungkin dia baru sadar kalau hidup di dunia yang kejam ini gak bisa berjalan mulus kalau kita gak punya uang." Minhyun terkekeh.

"Atau dia kerja itu karena mau nyari modal buat nikah sama gue?" Tanya Seongwoo.

Minhyun menatap Seongwoo sinis. "Dia masih muda. Gak boleh nikah dulu!" Tukas Minhyun.

"Daripada khilaf kan mending nikah muda." Ujar Seongwoo.

"Aigoooo.. udah sana lo pergi ah. Gue mau kerja." Tukas Minhyun.

"Itu makanannya buat Seonho aja sini." Seonho langsung mengambil kotak makanan di tangannya Seonho.

Seongwoo hanya terdiam. Dia memikirkan beberapa waktu lalu. Memikirkan apa yang dia bicarakan dengan Nara.

"Gak mungkin. Nara gak mungkin otaknya sampe situ. Dia gak bakalan mikirin apa yang gue omongin, karena dia bakal anggap itu omong kosong. Iya kan, dia cuek. Saking cueknya gue gak dikasih tau apa2 tentang apa yang dia lakuin! Awas lo, Hwang Nara!!!"

🌟🌟🌟

Setelah dari rumahnya Nara, Seongwoo langsung meluncur ke kantornya. Sesampainya di kantor, Seongwoo langsung menuju ruangannya yang ada dilantai 10 dengan wajah ditekuk.

"Muka lo jelek banget hari ini." Eunbi yang baru datang langsung terkekeh.

Seongwoo tidak menghiraukannya. Ia langsung duduk di kursinya dan mengecek ponselnya. Ia terus mengirimkan pesan kepada Nara dan beberapa kali mencoba untuk meneleponnya. Tapi tidak ada jawaban. Terakhir kali Nara aktif adalah kemarin malam sekitar jam 8, saat mereka berdua sedang video call-an. Nara tiba-tiba tertidur. Setelah itu dia tidak menghubungi Seongwoo sama sekali.

A Piece of Love (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang