Episode 20

4.7K 379 49
                                    

Happy reading
.
.
.
Sorry for typos

Jakarta, Indonesia

Selesai sudah liburan Hannah serta Mami Papinya mengunjungi Erlangga di Oxford dua minggu lalu, kini Hannah sudah kembali sekolah dan tentunya kembali ceria seperti sedia kala.

Semua yang terjadi benar-benar membuat Sekar dan Banyu sedih bahkan tak menyangka dampaknya akan sangat-sangat besar pada anak-anak mereka terutama Hannah.

Kini mereka juga sudah kembali bekerja dan menyesuaikan semua jadwalnya kembali bahkan Sekar tak mau lagi tampil di teve dan hanya mengambil sesi radio pukul 10 pagi jadi masih bisa mengurus Hannah.

Seperti hari ini Sekar sibuk wira-wiri mengisi seminar yang diadakan di rumah sakit hari ini dan juga bimbingan dengan koas yang sedang stase gizi.

Hari-hari Sekar kini tak lagi seperti dulu yang penuh dengan kekhawatiran yang berlebihan. Kini ia bisa lebih santai dan lebih ceria dari sebelumnya karena beban terberat yang selama ini berada dibahunya juga Banyu sudah lenyap.

Banyu pun, ia kini jadi sosok yang di cari Hannah ketika butuh saran Papinya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan belum lama ini Hannah juga minta dibantu mengerjakan tugas Biologi mengenai anatomi tubuh manusia.

Sekar jadi senyum-senyum sendiri mengingat hal itu, saat melihat lagi keakraban Hannah dengan Papinya. Karena memang seharusnya begitu, memang seharusnya anak perempuan dekat dengan figur cinta pertamanya sejak lahir. Semoga saja setelah ini tak ada lagi pertengkaran-pertengkaran yang membuat mereka akhirnya renggang seperti tali temali yang lepas dari simpulnya.

"Ceria banget ya Maminya Hannah." ujar Aliya saat menghampiri Sekar yang sedang membalas chat Whatsapp Hannah.

"Ehh Mommy nya Bryna." jawab Sekar bercanda. "Anak-anak pulang cepat hari ini." kata Sekar.

"Iya, Bryna juga udah kabarin. Katanya mau keluar sama Hannah dan Zara kan?" tanya Aliya, Sekar mengangguk.

"Jadi gimana? Udah lega?" tanya Aliya lagi.

Sekar nampak menarik napasnya lalu tersenyum. "Alhamdulillah udah, Al. Semua udah selesai dan beres, tidak ada lagi yang tersakiti, semua udah memaafkan satu sama lainnya. Terimakasih saran-sarannya juga support untuk Hannah." ujar Sekar tulus.

"Teman emang seharusnya begitu toh? Apalagi Hannah dan Bryna satu sekolah bahkan duduk sebangku. Rasanya aneh jika Bryna tidak peduli sama temannya sendiri. Bryna yang selalu khawatir kalau Hannah diam saja seharian atau bahkan tidak mau diajak ke mana pun. Bryna selalu cerita begini, begitu dan akupun khawatir juga." jawab Aliya lalu menatap sejawatnya itu.

"Mbak, sebagai seorang ibu aku pun sedih jika lihat anak perempuan yang tiba-tiba jauh dengan orang tuanya sebab Bryna pun pernah mengalaminya walapun tidak lama. Rasanya nggak bisa diungkapkan. Tapi setelah dengar semuanya baik-baik aja, aku jadi ikut lega, Mbak." tambah Aliya lalu mengusap punggung Sekar.

"Terimakasih. Aku beruntung bisa kerja di sini dan ketemu kamu, tambahan lagi anak-anak kita satu sekolah. Betapa sempitnya Jakarta ya, Al?" kelakar Sekar membuat Aliya yang mellow jadi ikut tertawa.

"Mbak, gimana kalau akhir pekan nanti kita buat acara makan-makan? Barbeque-an kecil aja di rumahku? Mamanya Zara masakannya enak lho, sekalian aja kita ajak, gimana?" usul Aliya disambut anggukan oleh Sekar.

"Ide bagus. Nanti kita potluck aja ya? Pasti Hannah senang banget nih." kata Sekar berbinar, Aliya bisa lihat dari sinar mata Sekar.
.
.
.
.
.

Sementara di tempat lain...

Masih lengkap dengan seragam sekolah, Hannah, Bryna juga Zara melipir main ke mall, tujuan utama mereka tak lain dan tak bukan adalah Timezone. Dare to dance jadi pilihan bermain pertama mereka, kali ini yang battle duluan Hannah dan Bryna.

BLANK SPACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang