tapes 041 : i think i understand

114 29 0
                                    

Cole membiarkan tangan-tangan dingin itu menyentuhnya, bahkan membiarkannya menghapus airmatanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cole membiarkan tangan-tangan dingin itu menyentuhnya, bahkan membiarkannya menghapus airmatanya. Cole menatap wajah dihadapannya itu penuh damba. Sungguh, sudah sejak dulu cole menginginkan hal ini terjadi. Sudah sejak dulu cole ingin ibunya menyentuh wajahnya lagi.

"saat pertama kali aku sadar kalau mama buta, tau ga, apa yg aku pikirin?" tanya cole, suaranya tercekat. Cole bisa melihat mamanya menggelengkan kepalanya.

"aku bersyukur, ma. Setidaknya mama ga akan stress lagi setiap kali mama liat aku. Mama ga akan ngeliat wajah papa lagi diwajah aku. Aku jahat ga ma?" ucap cole, mampu membuat olivia -ibunya- meneteskan airmatanya.

Olivia menggeleng, "mama minta maaf. Mama minta maaf." ucapnya. Ya, setelah semua yang terjadi, hanya itu yang mampu olivia ucapkan pada anaknya, ga ada lagi.

"engga ma. Aku yg seharusnya minta maaf. Seharusnya, kalo aku punya pikiran kayak gitu, aku nemuin mama. Jagain mama yg udah kayak gini. Bukan ngejauh. Tapi ketakutan aku lebih dominan ma. Aku takut, meskipun mama udah gabisa liat aku lagi, mama tetep keinget sama papa. Aku cuma takut aku bakalan dibuang untuk yg kedua kalinya."

Olivia ga tahan, dan dengan gerakan cepat, ia menarik bahu anaknya, membawa anaknya kedalam pelukannya. Erat, terlalu enggan untuk melepasnya.










👑

"gue boleh masuk?"

Cole menatap kearah pintu kamarnya, dimana disana udah ada flyn yg menatapnya ragu-ragu. Cole menghela nafas, lalu dengan sedikit malas, cole mengangguk.

Flyn mendekat, lalu mendudukan dirinya dipinggir kasur cole. Setelahnya, keduanya masuk kedalam keheningan. Kecanggungan yang entah sejak kapan begitu mudah mempengaruhi mereka berdua.

"i'm sorry" // "i'm sorry"

Setelahnya mereka tertawa begitu mengucapkan kalimat itu berbarengan. Cole terkekeh, "you first." ucapnya.

Flyng mengangguk, "okay." katanya. "maaf udah ninggalin lo sendiri dan menghadapi kekacauan ini sendiri. Maaf udah nempatin lo diposisi yg ngebuat lo akhirnya nyerah sama cinta yg lo punya. Maaf kalo gue gabisa jadi kakak yg baik buat lo." ucap flyn, tulus, menatap cole tepat dimatanya.

Cole terkekeh, memukul bahu flyn pelan, "cheesy." ledeknya. "but, nevermind. Gue udah ngelepas itu semua. Gue gapeduli soal diri gue yg gay disaat gue sendiri belum paham apa itu cinta. Gue bahkan sempat mempertanyakan apakah gue pernah jatuh cinta sebelumnya, but trust me, gue udah buang itu semua. Setidaknya, sampai akhirnya, suatu saat nanti gue beneran paham." ucap cole, menunduk, seraya memainkan jari jemarinya.

Flyn terkekeh menatap adiknya, "hei cole." panggilnya.

Cole menoleh, menatap kearah flyn yg kini tengah menatapnya lekat-lekat. Dan lagi, mereka terjebak didalam keheningan. "cole, setidaknya, lo harus nutup kisah cinta lo dengan sesuatu yang baik sebelum akhirnya lo ngebuang semua itu jauh-jauh." ucap flyn.

Cole bingung, "kayak apa contohnya?"

"gue pikir, gue ngerti sekarang." ucap flyn, lalu setelahnya, ia menarik rahang cole mendekat kearahnya, memagut bibir adiknya, menyesap kedua belah bibir itu dengan lembut, bergantian.

Sementara cole, tersenyum dibalik ciumannya, membiarkan flyn untuk fokus untuk menyesap kedua belah bibirnya, sebelum akhirnya, besok, ia bisa memulai sesuatu yg baru didalam hidupnya.

This is our last kiss.

°tapes number fourty one :
to be continued.

[✔️]strawberries & ciggarettes; ColeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang