tapes 043 : never let her go

133 33 0
                                    

never let her go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

never let her go.

Baik cila maupun cole, mereka berdua sama-sama udah dibolehkan keluar dari dirumah sakit. Mereka udah diperbolehkan pulang ke rumah. Flyn menunggu cole dan cila keluar dari rumah sakit. Dan setelah flyn ngeliat cila keluar dari rumah sakit sambil ngerangkul cole, entah kenapa, flyn seneng banget liatnya.

Serasa ada yg beda aja dari pandangan flyn pas ngeliat cole dan cila hari ini. "siniin koper kalian." ucap flyn, mengambil alih koper milik cole dan cila lalu meletakannya dibagasi mobil. Lalu setelahnya membantu cila menuntun cole masuk ke mobil.

"kalian tinggal dimana dari kemarin?" tanya cole, pada cila maupun flyn.

"guess where?" pinta flyn, sementara cila hanya menatap cole, seraya tersenyum.

Cole terkekeh, "jangan bilang kalian tinggal di apartemen milano? Lo yg nawarin nih pasti!!" tebak cole.

Flyn dan cila terkekeh, "binggo." ucap flyn. Membuat cole tertawa lepas.

"tapi hari ini kita udah pindah. Ada alasan kenapa ayah-ibunya cila sama mama kita jarang keliatan dirumah sakit buat ngurus kalian, itu karna mereka lagi sibuk ngurus nyari rumah buat kita tinggal disini nanti. Rumahnya ga jauh dari rumah sakit. Sengaja, biar ga repot. Strategis juga rumahnya, deket supermarket." ucap flyn.

"serius? WOHOOOOO!!!" pekik Cole seneng, "gue ga sabar liat rumah barunya." ucapnya lagi, membuat baik flyn maupun cila terkekeh karenanya.

"nah sampe." ucap flyn, memarkirkan mobilnya dihalaman rumah barunya.

Cila baru aja mau turun, tapi cole nahan tangannya, "pake masker dulu. Diluar panas." katanya, seraya memasangkan masker ke wajah cila.

Cila terkekeh, "ya ampun. Sejengkal doang mah ga kerasa panasnya." ucapnya. Tapi cole diam saja, sibuk memperhatikan wajahnya.

Cila terdiam, baru kali ini ditatap cole sampai segitunya, "kenapa?"

Cole terkekeh, kikuk, "ga papa."






👑

"ganggu ga?" tanya cole pada cila yg lagi sibuk dikamar tamu rumah barunya. Cila menoleh, lantas menggeleng.

"enggak lah. Sejak kapan sih lo ganggu? Dateng kerumah tengah malem juga gue ladenin." kata cila, yg membuat cole merasa sedih.

Cole mendekat, lalu menarik satu kursi, dan duduk disebelah cila, "sayangnya gue ga bisa ngelakuin itu lagi nanti." ucap cole.

Cila terkekeh, "bukan ga bisa. Cuma lagi abis aja masanya." ucap cila, sedikit tak rela. Cole mengusak rambut sahabatnya itu, lalu menarik sahabatnya itu kedalam pelukannya.

"gue bakal kangen banget curhat sama lo." ucap cole. Cila melepas pelukannya.

"lebay ah. Selesai kuliah disini juga kan balik lagi?" ucap cila. Cole mengangguk. Bener juga.

Mata cole melirik kearah jurnal baru milik cila, dimana gadis itu baru saja menempelkan foto yg ia tempelkan dihalaman pertama jurnalnya.

Cole menunjuk gadis itu, "i'll never let her go." kata cole, seraya menatap kearah cila.

Cila senyum, "sejak awal gue ngeliat foto ini, gue tau, pada akhirnya, lo bakalan bilang itu ke gue." katanya. "Selama ini, lo cuma bingung sama makna cinta cole, dia ga akan pernah kecewa sama lo. So, jangan pernah takut buat temuin dia, dan bilang kalo lo sayang sama dia." ucap cila, seraya menggenggam tangan cole.

Sementara cole, menatap cila, memperhatikan gerak bibir gadis itu, yg tengah berbicara kepadanya.

"ya, i know."

"kalo tau, lo harus inget. Kalo ga ada yg jauh lebih baik buat ditunggu selain takdir. Bener ga?"

°tapes number fourty three :
to be continued.

[✔️]strawberries & ciggarettes; ColeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang