dipermainkan

3.2K 285 36
                                    

"Kan hujan." Tae mengangkat telapak tangannya, merasakan tetesan air itu.

"Udah gue bilang besok aja."

"Nggak papa lah hujan, kan naik mobil juga."

"Nggak. Tunggu hujannya selesai."

"Kalo gak selesai-selesai gimana?"

"Ya batal."

"Tae!" Kata Ara kesal.

"Hujan Ara."

"Tapi kan lo udah janji." Kata Ara dengan ekspresi memelas.

"Hujannya lebat, mau gimana lagi."

"Lo ingkar janji?" Pancing Ara.

"Ra--" kalimat Tae terputus melihat tatapan penuh harapan dari Ara.

"Sekarang." Kata Ara masih dengan ekspresi yang sama.

Bagaimana Tae menolaknya?

Tae pun menghela. "Ya udah, iya." Katanya dan sedetik kemudia Ara tersenyum senang. Dasar.

"Sebentar, gue minta kunci sama Mama." Setelah mengucapkan itu, Ara segera masuk ke dalam.

Tae menatap langit yang semakin gelap karna hujan. Jelas sekali ini bukan waktu yang tepat untuk belajar mengemudi.

Seharusnya ia berkata tidak tadi, bukannya mengiyakan.

"Ma..." Dari luar Tae bisa mendengar suara Ara yang tidak jauh dari pintu.

Tidak lama kemudia Mama Ara muncul dari balik pintu dan segera menghampiri Tae. Disusul oleh Ara.

"Mama..." Ara benar-benar terlihat seperti anak kecil sekarang.

"Ara nya jangan diajak keluar ya, hujan. Kalian berdua disini aja, jangan kemana mana." Katanya pada Tae.

"Ara mau belajar nyetir Ma." Ara memegangi lengan mamanya.

"Lihat sendiri kan hujan."

"Kan dalam mobil, nggak bakal basah."

"Nggak. Di rumah aja, jangan kemana mana." Kata Mamanya pada Ara.

Mama Ara pun beralih pada Tae. "Disini aja ya Tae, mama mau tidur siang, titip Ara, nanti dia kabur."

"Iya Ma." Balas Tae.

Wanita itu pun segera masuk ke dalam. Meninggalkan Ara dengan ekspresi kesal dan Tae yang di posisi serba salah.

"Taehyung." Panggil Ara.

Tau akan berkata apa, Tae segera menjawab. "Nggak Ra, dengar kan tadi?"

"Lo kan udah janji!"

"Nyokap lo sendiri yang larang."

"Lo pacar gue atau mama sih?"

Oke, Tae merasa ditarik dari dua sisi yang berbeda. Dan ia tidak bisa melakukan apapun selain menghela.

"Gue lebih setuju sama nyokap lo."

"Ya udah, terserah lo." Kata Ara kesal. "Gue mau tidur, lo mau pulang atau nggak, terserah."

Ara hendak masuk, namun Tae segera menahan lengannya. Lalu memeluk tubuh Ara dari belakang.

"Gue kedinginan." Katanya. Tae bohong, jelas. Motifnya hanya agar Ara kasihan dan tidak marah padanya.

Ara diam. Ia percaya begitu saja mengingat Tae hanya memakai baju kaos tipis berbeda jauh dengan pakaian yang Ara kenakan. Karna Ara memang sensitif dingin,jadi ia percaya bahwa Tae sedang kedinginan.

brengsek -kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang