Baca sambil dengerin lagu tuh d ats, beuh enk bat.
Meski g sesuai sm suasana, tp noprob.🖤🖤🖤
"kalau ada apa-apa telfon aku sama Gabby ya." Perintah Nina saat memasuki sebuah ruangan, yakni kamar.
Nesa menggeleng. "Nesa nggak mau telfon Gabby, Gabby nakal."
Nina mengusung senyum nya. "Yaudah, kalau gitu telfon aku atau Kris sama Kevin."
Lagi-lagi Nesa menggeleng. "Nggak mau juga, mereka jahat." Nina hanya tersenyum mendengar penuturan Gabby.
"Aku aja kalau gitu." Nesa langsung mengangguk senang, seperti anak kecil.
Kalau saja kecelakaan itu tidak terjadi, maka sahabatnya Nesa tidak akan seperti ini. Nesa yang dulu sangat ceria, dan pemberani, namun setelah kejadian kecelakaan naas beberapa tahun yang lalu, Nesa jadi seperti bocah yang baru berusia lima tahun, cengeng, mudah menangis, dan sangat manja. Maka dari itu, Nina mendapat ultimatum dari orang tua Nesa, untuk menjaga putrinya jika diluar, dan Nina tidak keberatan, tidak akan malahan. Nesa dan Nina hanya beda satu tahun, Nesa berada di bawah Nina.
"Nanti pintunya aku kunci dari luar ya, kamu aku kasih kuncinya nih." Ia memberi kunci serep kepada Nesa, yang di balas kedipan polos dari gadis itu.
"Kamu tau cara membuka kunci pintu kan?" Nesa menggeleng. "Kalau telfon aku bisa?" Nesa mengangguk cepat. Yang ia sayang saat ini adalah Nina, yang sudah gadis itu kira kakaknya sendiri.
"Yaudah, pintunya nggak aku kunci, tapi kalau ada yang ketuk pintu jangan dibukain. Oke?" Seperti layaknya bocah kecil, Nesa mengangguk mengiyakan. "Cepat gih istirahat, nanti aku bangunin kalau mau pulang. Aku masih lama disini."
"Nesa ditinggal sendiri?" Tanya Nesa dengan mata yang sudah berkaca-kaca, bersiap untuk menangis.
Nina yang sudah berdiri langsung duduk kembali di ranjang, ia mengusap puncak kepala Nesa. "Aku temenin sampai tidur." Ucapnya kemudian, lalu membantu Nesa berbaring.
"Biasanya bunda suka nyanyiin Nesa kalau mau tidur."
Sifat dan sikap Nesa sangat membuat dirinya tidak tega. Nina ingin Nesa yang dulu, Nesa yang selalu membuat ia dan Gabby tertawa dengan tingkah konyolnya. Ini semua gara-gara perempuan tidak tahu diri dari masa lalu mereka.
"Nyanyi apa, hm?" Berbeda dengan Gabby, Nina berbicara dengan nada lembut kalau dengan Nesa, kalau Gabby ya nyolot seperti tadi, tidak ada kalem-kalemnya, tapi Gabby sama dengan Nina, ia juga menyayangi sahabatnya yg bernama Nesa ini.
"Nina bobo. Hehehe." Cengirnya pada Nina, Nina ikut tertawa, itu seperti namanya.
"Namaku dong yang di nyanyiin."
"Iya hehehe."
🖤🖤🖤
Setelah menidurkan sahabat kecilnya, Nina keluar dari kamar itu dengan sangat hati-hati, tak butuh waktu banyak untuk menemani Nesa tidur, belum sampai lima menit gadis itu sudah tertidur dengan pulas, lagipula tadi ia sudah mengabari Gabby, kalau dirinya harus menemani Nesa dulu.
Nina tidak langsung kembali ke tempat teman-temannya, ia ingin ke kamar mandi terlebih dahulu, namun saat di perjalanan, dirinya dikejutkan ketika ada yang menariknya kedalam ruangan gelap, Nina yakin jika itu adalah kamar disalah satu club tersebut. Nina ingin berteriak, tapi mulutnya sudah di bekap dengan telapak tangan besar, yang ia yakini itu telapak tangan seorang pria. Dirinya sudah memberontak untuk dilepaskan, tapi pelukan sosok yang dibelakangnya itu semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my DeviL HUSBAND
Romance"Melanggar aturan, hukuman menantimu, sayang." - Exyaldo McKenzie. Entah bermimpi apa dulu Nina, hingga membuat hidupnya berubah 180° dengan hadirnya laki-laki tidak jelas yang mengaku sebagai suaminya? Sangat tidak masuk diakal! Lebih parahnya, ia...