mDH 2

35.6K 1.6K 178
                                    




🖤🖤🖤

Keringat dingin semakin banyak meluncur berhamburan membasahi tubuh tegang Nina, ia bahkan hampir lupa bagaimana caranya bernafas, detak jantungnya berdetak semakin cepat dan cepat, situasi ini yang selalu membuatnya merasa takut dan terintimidasi.

Tatapan serta nada suara sosok itu begitu menyeramkan baginya, mungkin bukan baginya saja, siapapun yang melihat serta mendengar seperti dirinya ini pasti akan sama halnya dengan Nina.

"Ma-mau apa lo?!" Tanya nya dengan berani tak lupa mendongakkan kepala, menantang. Padahal didalam benaknya sangat amat ketakutan.

Bukannya menjawab, sosok itu malah terkekeh yang semakin membuat dirinya terlihat bekali-kali lipat lebih menyeramkan dari sebelumnya.

"Bukannya aku sudah pernah bilang, jangan menggunakan kata-kata sialan itu saat berbicara denganku!" Ucapnya dengan nada dingin namun tajam dan mengintimidasi lawan bicaranya. Kata sialan yang dia maksud adalah lo-gue.

Gadis itu mendengus, antara kesal serta takut bercampur aduk menjadi satu. "Bu-bukan urusan lo!" Lagi-lagi kenapa nada bicaranya tidak bisa berkompromi dengannya! Kenapa ia mesti gugup dan takut dengan sosok itu!? Sialan memang.

Salahkan saja dirinya yang mau-mau saja di ajak mamanya untuk pergi kekamar. Tapi satu hal yang ia pikirkan, siapa yang mengunci pintu? Kalau itu mamanya sendiri, sungguh tega sekali beliau. Tapi apa mungkin memang mama yang mengunci pintu? Atau jangan-jangan...

Dia?

Ia memberanikan diri menatap sosok itu yang masih berdiri tegap tak jauh darinya, yang hanya berjarak beberapa meter saja. Sudah hampir satu minggu lamanya ia di ganggu dengan sosok menyeramkan tersebut, jangan lupakan kelakuan mesumnya kepada Nina. Meskipun tidak sampai melakukan hal yang sampai diluar nalar, tapi tetap saja ia merasa dilecehkan, apalagi ini bukanlah manusia, pikirnya. Yah, mana mungkin manusia bisa datang secara tiba-tiba dan pergi dengan cara yang sama, secara tiba-tiba juga. Kek mantan aka dah heran.

Kenapa tidak mengadu? Dirinya bahkan sudah beberapa kali mengadu, entah itu kepada mamanya bahkan papanya juga. Tapi apa yang ia dapat? Mereka hanya menjawab kalau dirinya hanya berhalusinasi saja.

Ah iya, kenapa sosok ini datang di siang hari? Bukannya ia sering datang di malam hari saat semua orang tengah tertidur pulas? Semua pertanyaan, pikiran tentang yang tidak-tidak mulai bercabang dan tersusun rapih dikepalanya.

"Memikirkanku sayang?"

"Nggak usah ge-er lo setan!" Umpatnya dengan pura-pura berani.

Oke, biarkan ia berakting sejenak.

Dan tak lama dari itu, terdengar sesuatu yang pecah dengan keras.

Prang!

Kaca meja rias dengan tiba-tiba pecah sendiri. Yang membuatnya hampir berteriak histeris karena terkejut. Ia tahu itu ulah siapa, siapa lagi kalau bukan makhluk sialan yang ada didepannya ini.

"Sudah kubilang jangan pernah mengumpatiku! Apa kau tuli hah?!"

Good. Sekarang kau benar-benar membangunkan setan yang tidur Nina. Lagi pula apa salahnya ia? Memang benar adanya kalau dia setan, kenapa dibilang 'setan' malah marah-marah!

my DeviL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang