Hai, lama tak jumpa para beban keluarga🐒🌚
Sabar, jangan emosi, kita damai ya. Nih gw update🙂🤌🏻
Masih ada yang hidup jam segini?
🖤🖤🖤
"GABBY!" Panggilan keras itu berhasil menyentaknya. "Hah?" Beo Gabby seperti orang linglung.
Kevin mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi, agar Gabby dapat mengetahui letak duduk mereka. "SINI WOI!" Teriak kevin, pasalnya kalau ia tidak berteriak, suaranya tidak akan terdengar, tidak tahu malu, padahal dirinya berada ditempat umum, cafe.
Gabby melangkahkan kakinya menuju mereka— Kris, Kevin, dan Nesa yang sedang memakan coklat dengan anteng, sesekali gadis itu menguap karena sudah lewat batas jam tidurnya. Sungguh salah pergaulan memang si Nesa ini.
"Kenapa sendiri?" Itu suara Kris, saat ini pria itu sedang mengusap-usap kepala Nesa yang merengek minta pulang. Ya begitulah menenangkan bayi besar.
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh, calon bini gue mana? Si Nina bobo."
"Nina?" Beo Gabby menerka-nerka. Matanya menyipit dengan pikiran yang amburadul entah kemana.
Kevin yang mengetahui itu menghela napas lelah. "Sini lo, duduk." Titahnya menarik tangan Gabby agar duduk disebelahnya yang kosong. "Nina lo tinggal?"
"Gabby." Kali ini Kris yang menanggil, entah mengapa gadis didepannya ini seperti orang yang hilang arah, linglung.
Padahal kan mereka sudah janjian akan kumpul bareng, eh yang datang malah cuman si mulut petasan banting, pawang Nesa tidak ikut hadir. Kalau begini kan yang nenangin Nesa siapa? Kris pun sudah berusaha namun ya namanya bayi besar dibujuk seperti apapun tidak akan mempan. Kevin? Boro-boro, bikin gara-gara dan jahil yang ada.
"Sebentar pala gue pusing banget. Ini gue dimana sih?!"
Tak!
Dengan gemas Kevin menjitak kepala gadis berbando itu, bisa-bisanya Gabby bertanya dirinya dimana, ngaco tuh anak. "Buta mata lo? Ini di cafe begok. Kalo lo gatau ini dimana, kenapa lo bisa nyampe sini."
"Aaa, mau pulaaangg, Nesa ngantuk." Terdengar rengekan lagi dan lagi dari bibir Nesa. Seharusnya mereka tidak mengajak gadis itu jika tahu bahwa Nina tidak ikut hadir.
"Ssttt, makan lagi coklatnya. Ini, mau minum susunya?" Tawar Kris yang menyodorkan segelas susu coklat. Tetapi gadis itu lagi-lagi menggeleng. "Gamauuu." Dan kembali merengek.
"Itu ada Gabby gamau main sama Gabby?"
"Gamau, Gabby jelek!"
Kris menggelengkan kepalanya, kenapa gadis didepannya ini sangat menggemaskan. Dia yang tipikal cowok irit bicara kalau bersama Nesa jadi banyak bicara. Yakalau tidak begitu yang ada Nesa akan menangis jika diajak ngomong sama Kevin, bawaannya buat anak orang nangis mulu tuh cowok.
"Oke, nanti kita pulang. Lo habisin makannya dulu."
"Janji?" Tanya Nesa dengan mulut penuh coklat yang diangguki langsung oleh Kris.
Kembali pada perbincangan Kevin dan Gabby, "Jadi gimana? Kenapa lo bisa sendiri kesini?"
Menggelengkan kepala Gabby dan mulai berbicara. "Gue nggak inget apa-apa, serius. Gue ingetnya ya pas gue udah disini. Oh iya-iya, gue inget!"
"Apa? Apa?" Tanya Kevin tak sabaran. Bahkan badannya sudah mencondong kearah Gabby.
Plak!
"Mundur anjing, napas lo bau jigong!" Semburnya yang menbuat cowok itu menggerutu kesal, enak aja bau jigong. Asal kalian tahu, Kevin sikat gigi sehari lima kali. Kalau tidak lupa sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
my DeviL HUSBAND
Romance"Melanggar aturan, hukuman menantimu, sayang." - Exyaldo McKenzie. Entah bermimpi apa dulu Nina, hingga membuat hidupnya berubah 180° dengan hadirnya laki-laki tidak jelas yang mengaku sebagai suaminya? Sangat tidak masuk diakal! Lebih parahnya, ia...