Belum malam udah update, kurang baik apa coba akutuh🙃🌚
MASIH ADA YANG NUNGGUIN CERITA INI? VOTE DAN KOMEN DONG YANG MASIH NUNGGU🙃
Sebelum baca, absen dulu coba🌚
🖤🖤🖤
2 Hari kemudian...
"Tante sama om nanti siang pulang ya sayang, ada pekerjaan penting yang harus di datangi dikantor." Sari yang sedang menyiapkan makanan di meja makan berujar, membuat Nina yang tengah menatap kosong kearah depan langsung menoleh.
"Apa harus hari ini tante?"
Sari terdiam, ia menatap suaminya yang saat ini juga sama diamnya, sebenarnya mereka tidak tega meninggalkan keponakannya sendiri di rumah sebesar ini. Tapi masalah di kantor mengharuskan sang pemilik datang langsung untuk meninjau. Terlebih itu juga ada gabungan dari perusahaan peninggalan orang tua Nina.
"Tante sama om tega ninggalin aku dirumah segede ini? Sendirian?" Tanya gadis itu lagi.
Jika kalian bertanya kemana luka di punggungnya, semua itu sudah sembuh tanpa bekas sedikitpun, siapa yang ngobatin? Tanpa kuberi tahu pasti kalian sudah mengerti.
Bram menatap keponakannya. "Kamu mau om panggilin sahabat sama teman kamu buat nemenin di rumah?" Tawar Bram sembari mengelus puncak kepala Nina lembut. Gadis itu terdiam sejenak, lalu menggeleng.
Nina masih ingat betul kata-kata Exyaldo tempo hari lalu. Dimana kata-kata itu berisikan ancaman semua, bukannya takut atau apa, tapi jika menyangkut tentang nyawa Nina bisa apa selain patuh?
"Om sama tante udah cari asisten rumah tangga kok sayang, sama supir pribadi. Mulai besok mereka udah kerja disini kalau kamu mau. " Sari kembali berujar, membuat keponakannya itu bernapas lega.
Jika dirumah ini banyak orang, maka otomatis sosok itu tidak akan berbuat macam-macam lagi, pikirnya.
Senyum yang sedari mengembang tiba-tiba saja sirna saat ia merasakan ada deru napas di leher belakang, jantung Nina berdegup kencang, bukan hanya deru napas saja, ia juga merasakan basah di tengkuk belakang.
'Tolak! Atau mereka yang tidak bersalah akan mati mengenaskan didepan matamu, sayang.'
Deg!
Dia...? Datang.
'Kuberi waktu 5 detik dari sekarang, aku tidak suka menunggu. Satu... Dua... Tiga... Empat... Li---'
"JANGAN!"
Teriakan spontan dari mulutnya membuat kedua pria dan wanita setengah paruh baya itu terkejud. Mengapa gadis didepan mereka tiba-tiba teriak. "Kamu kenapa? Apanya yang jangan?" Bram mengernyit heran, aneh. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Nina, pasalnya sikap gadis itu setelah kedua orang tuanya meninggal sangat berubah dari sebelumnya, yang dulu terlihat lebih ceria dan pemberani, sekarang menjadi pendiam dan mudah takut, apalagi jika tengah sendirian.
"Nina, apa yang jangan?" Sari berjalan mendekati Nina yang tengah menatap lurus kedepan dengan raut wajah ketakutan seperti melihat setan.
"T-tante---"
"Iya, tante disini." Jawab Sari dengan mengelus puncak kepala Nina, gadis itu meremat tangannya yang satu, menyalurkan rasa takut, keringat dingin Sari rasakan pada telapak tangan keponakannya.
'Tolak sekarang atau pisau ini akan menancap sempurna dengan indah di kepala mereka.'
KAMU SEDANG MEMBACA
my DeviL HUSBAND
Romance"Melanggar aturan, hukuman menantimu, sayang." - Exyaldo McKenzie. Entah bermimpi apa dulu Nina, hingga membuat hidupnya berubah 180° dengan hadirnya laki-laki tidak jelas yang mengaku sebagai suaminya? Sangat tidak masuk diakal! Lebih parahnya, ia...