12: WEIRD FEELING

1.7K 260 10
                                    

Suara derasnya hujan terdengar menyeruak dari arah luar, sejak semalam Seoul di guyur hujan sampai pagi ini.

Setelah berhasil mendapatkan izin dari staff TU yang mengurus absen dan nyonya Min, gadis itu memutuskan untuk kembali ke Busan menemui ibunya. Akhir-akhir ini bibi Jeon sering kali menelponnya dan bilang kalau penyakit ibunya mulai parah, bahkan untuk mengingat jalan pulang kerumah setelah pulang dari pasar pun ibunya sudah tidak mampu. Itu makanya dia khawatir, dan juga dia sudah berjanji untuk mengunjungi ayahnya bila dia kembali ke Busan.

Setelah mengemasi beberapa pakaian nya, Yeni yang telah berpakaian rapi akhirnya bergegas untuk pergi menuju terminal. Ia juga sudah menyiapkan uang simpanan nya untum berobat ibunya nanti, dan Yoongi bilang dia akan ikut untuk menemani nya. Itu berlebihan.

"Sudah ku bilang aku bisa sendiri, kau tidak perlu menemaniku segala." kata gadis itu seraya memakai sepatu sneakersnya.

"Apa salahnya ikut denganmu ke Busan? Lagi pula aku juga bingung harus berpergian kemana, dan ku pikir liburan bersamamu tidak ada salahnya." gadis itu menarik nafas panjang, benar-benar keras kepala dan sulit di beritahu.

Dasar keras kepala—gadis itu membatin seraya mengikat tali sepatu nya.

Yoongi yang bisa mendengar itu lantas tersenyum dan berjongkok untuk bertatap muka dengan gadis itu, "Memang, aku hanya ingin menepati janjiku pada temanmu itu." Yeni menatap Yoongi cepat, untuk beberapa detik keduanya saling bertatap tanpa ada suara apapun. Canggung, itulah yang di rasakan oleh keduanya dan juga ini adalah kali pertama bagi Yoongi bertatapan dengan seorang gadis, secara selama hidupnya pria itu selalu sibuk dengan perkejaannya, bahkan tak terbesit di otaknya untuk memiliki seorang kekasih.

"J-janji apa?" Yeni buru-buru memecah kecanggungan di antara kedua nya, matanya kini beralih menatap objek lain.

Yoongi menggaruk tengkuk nya, apa-apaan tadi itu. Memalukan saja, lagipula kenapa matanya tidak mau beralih dari gadis itu, oh astaga Min Yoongi! Ada apa dengan mu sih!

"Aku berjanji padanya, ya walau nanti aku akan pergi menyusulnya. Tapi untuk saat ini dan beberapa hari ke depan aku bisa kan menjagamu?" tiba-tiba jantung Yeni berdetak lebih cepat, ada perasaan aneh di dalam dirinya ketika mendengar kalimat yang di lontarkan Yoongi barusan.

"Omong kosong apa itu, eoh." gadis itu kemudian bangkit, dia membuka pintu nya dan menoleh ke belakang, ia harap pipinya tidak memerah seperti tomat. Dia mendapati Yoongi yang masih jongkok dengan tatapan yang di arahkan padanya. Benar-benar Yeni membenci suasana seperti ini, padahal Yoongi bukanlah pria sungguhan, dia hanyalah arwah yang belum tenang. Tapi kenapa jantungnya tidak bisa berdetak normal saja, kenapa harus ada rasa canggung segala. Argh!

"Jadi ikut tidak? Sampai kapan mau jongkok seperti pengemis jalanan begitu?" ucap gadis itu acuh tak acuh kemudian dia pergi lebih dulu meninggalkan Yoongi yang masih pada posisinya.

"Hei kau melupakan payungmu, Yeni!" Yoongi berteriak sambil mengambil satu payung dan segera berlari mengejar Yeni yang kehujanan.







🔸🔸🔸







Setibanya mereka di kediaman rumah Yeni yang terletak di Busan, gadis itu tidak langsung masuk. Dia berdiri sebentar di depan pagar rumahnya untuk menghirup dalam-dalam udara kampung halamannya. Ya, kakek, nenek dan mendiang ayah Yeni memang berasal dari busan hanya saja semenjak ia lulus, gadis itu memutuskan untuk kuliah dan mencari pekerjaan di Seouluntuk membiayai hidup nya serta biaya pengobatan ibunya.

"Nuna? Kau kemari?" tiba-tiba seorang pria yang sedang membuang sampah keluar secara tak sengaja melihat gadis itu di halaman depan rumah mereka.

Lucid Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang