03: WE GET

2.3K 329 7
                                    

Usai mandi, Yeni segera bergegas untuk pergi menuju restoran ayam goreng milik ibu Yoongi.

Selama di perjalanan menuju restoran, keduanya memilih untuk sama-sama diam dan menunggu sampai busnya berhenti di halte berikutnya.

Yoongi yang merasakan keheningan di antara mereka, lalu berinisiatif untuk membuka pembicaraan dengan gadis yang sedang memperhatikan jalanan melalui jendela.

"Kenapa diam?" Gadis itu otomatis menoleh.

"Menurut mu?" Yoongi mengangkat bahunya sambil menarik sudut bibir nya.

Gadis itu menghela nafas. "Maunya mengajakmu bicara, tapi pasti orang-orang yang ada di bus ini akan mengira aku gila karena berbicara sendiri." kemudian Yoongi tertawa kecil.

"Hei, itu tidak lucu! Aku berkata benar, eoh." entah kenapa Yeni malah naik pitam, suaranya menggema di dalam bus sehingga orang-orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing kini beralih memperhatikannya dan mengiranya tidak waras karena mengomel sendiri.

"Kau lihat? Mereka memperhatikanmu, dan mungkin mereka berpikir kau gila sekarang haha." Yoongi tertawa cekikikan sementara Yeni hanya diam mendengus sebal, lebih baik dia diam dan menunggu bus sampai saja.

"Wah lihat ekspresi itu, lagi-lagi kau lebih menyeramkan dariku. Sekarang yang mana hantu dan manusianya, huh. Haha," kelakar Yoongi yang membuat emosi Yeni di ubun-ubun, tangannya mengepal dan rasanya ia ingin memberikan satu tinjuan di wajahnya sekarang juga.

Jelas yang sangat menyeramkan adalah hantu Min Yoongi.

"Diamlah sebelum kujahit mulutmu itu." Gertak Yeni sambil menggertakan giginya.

"Uh, aku sangat menantikannya. Wle!" Yoongi memeletkan lidahnya dan memancing keduanya untuk berkelahi, andai ini di rumah sudah pasti Yeni akan meledak-ledak. Namun sayangnya mereka sedang di bus, dan banyak orang di dalamnya.

"Tsk."

Tak lama setelah perkelahian kecil mereka, akhirnya bus yang tumpangi sampai. Merekapun akhirnya turun bersama dan lekas menghampiri restoran ayam goreng milik ibu Yoongi.

"Tunggu," Yeni menahan langkahnya tatkala mereka sudah sampai di depan pintu.

"Apa lagi yang kau tunggu?" tanya Yoongi kesal, kakinya ingin cepat-cepat melangkah masuk dan melihat ibunya di sana.

"Apa kau yakin ide mu bisa membuatku di terima?" gadis itu merasa tak yakin, namun dengan cepat Yoongi menganggukan kepalanya tanpa ragu.

"Semua ideku sangatlah jenius, jadi kau tenang saja. Dan ikuti semua perkataanku nanti saat bicara dengan ibuku." Yeni menarik nafas panjang sebelum akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu dan melangkah masuk.

"Ibuku di lantai dua, ayo kita ke atas." Bisik Yoongi sambil berjalan beriringan dengan Yeni.

Gadis itu mengangguk kemudian dia pergi menuju anak tangga dan menaiki satu-persatu, dengan perasaan yang masih campur aduk. Ia masih khawatir dengan ide Yoongi yang menjamin kalau dia akan di terima secara cuma-cuma di sini, dan dia tidak akan di tolak. Bahkan Yeni hanya modal nekat untuk mengajukan diri menjadi calon karyawan di restoran ibu Yoongi, Yeni—dia tidak membawa CV ataupun surat lamaran kerja lainnya. Dan semuanya atas perintah Yoongi, jadi jangan salahkan dirinya.

"Itu dia ibuku." Yoongi menujukan telunjuknya pada seorang wanita paruh baya yang sedang mengantarkan pesanan ayam goreng ke pemesannya.

Dapat di lihat jelas, kalau ibunya berusaha menutupi kesedihannya dengan memberikan bayak senyum kepada para pelanggannya. Yoongi yang melihat itu merasa sedikit menyesal, kenapa dia harus pergi meninggalkan orang-orang yang dicintainya? Bahkan ia belum sempat membahagiakan ibunya tapi ajalnya sudah menjemputnya lebih dulu.

Lucid Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang